Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Renjanaku (23) Inikah Cinta?

17 Oktober 2025   22:30 Diperbarui: 17 Oktober 2025   22:26 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://asset-2.tribunnews.com/prohaba/foto/bank/images/ilustrasi-jatuh-cinta.jpg

"Hubungan itu seperti melihat lukisan di atas kanvas. Di awal kita melihat terlalu dekat kepada objek yang kita sukai. Berjalannya waktu, kita menjauh dari objek sehingga kita dapat melihat lukisan itu secara keseluruhan. Hubungan itu bernilai jika kita dapat menikmati sisi menarik, dan mengabaikan sisi yang kurang."

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang yang terkadang dipenuhi air mata, kecewa dan sakit hati. Namun di balik itu, ia adalah sebuah pembelajaran untuk menerima segala kekurangan dan mensyukuri kelebihan yang ada.

Hubunganku dengan Jenny tampaknya kini memasuki satu tahap baru. Apa namanya, aku tak tahu, tapi aku menyebutnya sebagai "Kompromi," yaitu proses untuk mencoba saling mengerti tanpa harus bertanya.

Aku tak suka, benci dan cemburu melihat kehadiran Stanley di rumah Jenny. Namun aku tak berdaya. Rumah Jenny bukan rumah bapakku! Stanley punya alasan, karena ia bermitra dengan Jessica dan Rico yang kini juga tinggal di rumah Jenny. Jangan-jangan Jennypun suka juga sesekali curi pandang melihat Stanley rebahan di sofa teras samping. Duh Gusti...

Aku juga bukan anak-anak lagi. Jadi aku harus berhati-hati menunjukkan rasa tidak sukaku, agar aku tidak disebut kekanak-kanakan. Aku memang dipaksa berkompromi dengan situasi tidak enak ini. Sebaliknya juga, aku tahu kalau Jenny cemburu dan tidak suka kepada Martha. Ia memang tidak pernah menanyakannya kepadaku karena gengsi.

Namun Jenny tentunya tidak akan sungkan menanyakannya kepada Rico. Martha tahu kalau Rico adalah sepupu Jenny. Itulah sebabnya aku menyebut Martha serigala betina yang mau masuk ke territorial orang lain. Aku takut ia cerita macam-macem kepada Rico. Padahal kalau Jenny mau tahu tentang Martha, aku akan menceritakannya. Masalahnya, apakah Jenny mau percaya kepada ceritaku? Ia perempuan lho, hahaha  

***

Proyek ruko di Rempoa berjalan lancar jaya. Sebenarnya ada juga beberapa teman mengajak kerja sama untuk membangun ruko seperti ini, tapi aku tidak tertarik lagi.
Ya tujuan utamaku selain mencari cuan adalah belajar demi efisiensi. Lewat dua proyek kecil ini aku sudah paham ilmu dan seni mengelola ruko ini, dan aku tak mau berkutat di sini lagi. Aku butuh tantangan baru.

Akhirnya kesampaian juga aku bermitra dengan Jessica dan Rico. Kebetulan orang tua Rico memiliki tanah kosong di Pamulang, yang kemudian kami sulap menjadi tujuh unit ruko.
Sebelum-sebelumnya proyek mereka ini pasti amsiong untuk kemudian bubar. Namun kali ini aku memberi jaminan kalau proyek ini akan cuan untuk bertiga. Aku tentunya berharap agar mereka ini tidak mengajak Stanley untuk membuat kwartet grup.

Tadinya Rico dan Jessica hendak meminta bantuan permodalan kepada orang tua mereka, tapi aku bilang nehi. Mana ada pengusaha sukses berbisnis pakai uang dari kantong sendiri, yah pakai uang bank-lah. Mereka lalu kubawa ke bank menghadap pak Andi. Mata Rico segera berbinar-binar ketika mendengar kredit konstruksi bisa cepat cair, cukup dengan agunan tanah itu sendiri.

"Bro, tanah bokap masih ada di Pisangan ama di Parung. Cocok kayaknya tuh buat ruko," kata Rico padaku dengan penuh semangat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun