Mohon tunggu...
Reinhard Hutabarat
Reinhard Hutabarat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kata dan rasa...

Menulis untuk senang-senang...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siti Zubaidah (Bagian 2)

12 Februari 2021   02:35 Diperbarui: 12 Februari 2021   02:36 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/kozhinf

Namun semuanya itu ternyata tidak cukup untuk membiayai hidupnya. Bahkan uang tabungannya sejak dulu pun sudah hampir habis terpakai.  

Henry sudah tak kuat lagi menanggung semuanya. Dia ingin berhenti saja, dan melupakan cita-citanya menjadi seorang dokter. Tetapi bayangan wajah mamanya selalu menghantuinya. Bayangan bubur encer dengan sebutir telur dibagi tiga itu juga selalu menghantuinya. Betapa beratnya hidup menjadi orang miskin, apalagi kalau tidak memiliki skill...

Bekerja hingga larut malam membuat tubuh Henry sangat letih. Ketika belajar di kampus keesokan harinya, dia pun jadi susah untuk fokus karena badannya sudah terlalu letih. Ketika mereka belajar anatomi, yang terlihat oleh matanya hanyalah bayangan sebuah bantal guling... Praktis tidak ada waktu istirahat baginya.

Sabtu dan Minggu adalah hari bermain bagi anak mahasiswa. Sebagian dari mereka itu menghabiskan waktu dengan pacar atau melakukan sesuatu kegiatan yang menyenangkan.

Tapi bagi Henry, kedua hari itu adalah hari baik untuk bekerja. Dia tidak punya teman bermain, apalagi seorang pacar.  

Lengan kekarnya itu pun masih perawan, belum pernah merasakan cubitan dari seorang gadis manapun. Alamak!

-(bersambung)-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun