Mohon tunggu...
Choiron
Choiron Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup seperti pohon. Menyerap sari makanan dan air dari mana saja, dan pada saatnya harus berbuah.

Hanya sebuah botol kosong...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kompasianer Meributkan Alat Kelamin

7 Desember 2013   08:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:13 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Artinya : Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina itu adalah faahisah (perbuatan yang keji) dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh oleh seseorang)” [Al-Israa : 32]


Itu mengapa Allah memperingatkan manusia untuk tidak mendekati zina. Jangankan berzina, mendekati saja sudah dilarang. Apa yang diperintahkan atau dilarang oleh Allah, pasti karena dampaknya yang dapat merusak kehidupan manusia dan kemanusiannya.

Persetubuhan itu sebenarnya adalah sebuah peristiwa yang sederhana, yaitu masuknya alat kelamin pria ke dalam alat kelamin wanita. Namun menjadi masalah besar, bila pria dan wanita yang memiliki alat-alat reproduksi tersebut belum sah secara hukum agama (dan negara).

Ada banyak kasus carok di Madura dan mungkin di tempat lain, terjadi karena alat kelamin pria yang masuk pada alat kelamin wanita yang bukan haknya. Akibatnya, sebuah peristiwa perzinahan, menyebabkan kejahatan lain hingga menghilangkan nyawa manusia. Penyalahgunaan alat kelamin memang luar biasa berbahaya karena taruhannya nyawa.

Demikian juga yang terjadi dengan urusan kondom Bu Menteri yang ributnya sudah sejak tahun lalu dan terulang kembali di tahun ini dengan program Pekan Kondomnya. Apa sih yang sebenarnya diributkan oleh pada komdomizer (para pembela bagi-bagi kondom) dengan mereka yang menentangnya? Pada kondomizer berpendapat lebih baik mendukung pembagian kondom untuk mencegah menularnya HIV/AIDS. Padahal pencegahan penularan HIV/AIDS itu senderhana. Ikuti saja ayat yang dikutip di atas untuk tidak mendekati apalagi melakukan zina, maka pasti tidak ada tempat bagi virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut untuk bisa tetap hidup dan berkembang biak. Pantang berzina sebenarnya adalah cara yang paling ampuh untuk menyelematkan manusia dari kepunahan. Sedangkan kondom, efektifitasnya masih simpang siur dalam mencegah penularan HIV/AIDS, terkait ukuran virus yang dapat menembus pori-pori kondom yang terbuat dari bahan latex.

Minggu ini, Kompasianer terbakar perdebatan yang luar biasa panas. Kompasianer terpecah menjadi beberapa kubu yang saling mengeluarkan jurus silat lidahnya. Hal ini dipicu oleh kasus perbuatan SS yang tidak bisa menjaga alat kelaminnya terhadap RW, entah sebagai hubungan suka sama suka, atau merupakan sebuah perkosaan berlatar belakang kekerasan mental.

Yang jelas, perzinahan dan penyimpangan dalam pengggunaan alat kelamin, membuat teman menjadi musuh, orang yang mulia derajatnya menjadi hina derajatnya dan nyawa melayang karena kemarahan yang merusak kehormatan dan harga diri pribadi, keluarga dan kelompok masyarakat.

Demikian juga dengan yang terjadi di Kompasiana. Para kompasianer yang berseteru beberapa saling merendahkan dengan kalimat dan tulisan panjang yang menghina pribadi, walaupun sebenarnya beberapa hinaan tersebut berbalik pada diri mereka sendiri. Hinaan dan caci maki dalam pertumpahan ludah di Kompasiana sudah sampai pada titik kritis karena melibatkan para senopati dan mahapatih kepenulisan di Kompasiana. Itu semua terjadi karena kesalahan penggunaan alat kelamin orang lain, yang berimbas pada kesalahan berfikir dan kesalahan dalam menggunakan lidah dan jari untuk berkata-kata.

Sebagai penutup, saya hanya ingin menghimbau untuk menjauhi dan tidak melakukan zina, karena bahaya yang ditimbulkannya luar biasa besarnya. Bukan hanya masalah dosa besar, tetapi zina ternyata bisa merusak kehidupan manusia dan kemanusiannya. Jadi para pembaca, jagalah kemaluan dan mulut kita dari berbuat mungkar.

"“Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluan.” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua tulang rahangnya (yaitu lisan) dan apa yang ada di antara dua kakinya (yaitu kemaluan) maka aku akan menjamin surga baginya.” (HR. Al-Bukhari no. 6474)
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (QS An-Nuur : 30)

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS An-Nuur : 31)


Jadi ributnya para kompasianer ternyata meributkan alat kelamin yang disalahgunakan oleh si pemiliknya SS untuk melakukan perbuatan keji dan mungkar terhadap RW. Imbasnya, muncul kemungkaran lain dalam bentuk lisan yang tidak dapat terjaga dari kata-kata yang tidak baik dan tidak bermanfaat.

Mari kita jaga kemaluan dan lisan kita dari perbuatan yang diharamkan oleh Allah. Maha suci Allah dengan segala firmanNya.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun