Mohon tunggu...
Nindya Chitra
Nindya Chitra Mohon Tunggu... Novelis - Pengarang dan Editor Paruh Waktu

Hubungi saya di Instagram atau Twitter @chitradyaries

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

"Mukadimah Cinta", Perpaduan Kearifan Lokal dan Puisi Cinta

21 November 2019   18:46 Diperbarui: 21 November 2019   19:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang membuat saya selalu tersenyum sepanjang membaca Mukadimah Cinta adalah puisi-puisinya. Betapa setiap puisi terdengar merdu. Melalui dialog dan beberapa narasi, penulis mengajarkan sedikit tentang teknik-teknik puisi. Selain itu, bertebaran  juga banyak puisi yang untuk orang awam seperti saya benar-benar seperti melihat langsung praktek dari teknik yang diberikan. Ada momen di suatu adegan yang benar-benar tidak saya sangka memiliki arti khusus. Rasanya seperti menemukan jejak tak terduga sepanjang perjalanan.

Setiap puisi terdengar tulus tapi bernalar. Saya tidak bisa untuk tidak tersenyum setiap membaca puisi pembuka dari setiap bab. Banyak penulis yang mengeksekusi pembukaan bab dengan cara seperti ini, tapi masih banyak pula yang tidak bisa membuat puisi yang dilampirkannya masuk ke cerita tanpa terkesan terlalu dipaksakan. 

Saya tipe penulis yang lebih suka paragraf awal yang nendang daripada menyelipkan yang bukan bagian cerita seperti ini. Terlebih, kalau cuma untuk kelihatan sebagai hiasan. Yang patut diapresiasi, Mukadimah Cinta tak tampak seperti itu. Setiap puisi pembuka justru melengkapi cerita, memberi suasana yang lebih hidup sehingga kekurangan pada pendeskripsian latar dapat tertutupi dengan baik.

Seperti latar, sebenarnya karakter tokoh juga kurang diperdalam. Tapi hal ini tidak sampai membuat cerita menjadi jomplang. Penulis tetap menyuguhkan porsi karakter yang cukup untuk membangun suasana cerita yang mendukung pergerakan plot.

Novel ini termasuk yang banyak terdapat kutipan menarik. Saya suka mengumpulkan kutipan dan menyimpannya di timeline media sosial. Tapi novel ini berhasil membuat saya tak hanya sekadar menyimpan di media sosial, tapi juga menandai langsung di bukunya untuk nanti saya baca kembali.

Selain puisi, nilai plus novel ini terdapat pada penyajian kearifan lokal, budaya, dan tempat-tempat khas di daerah Jawa Tengah yang menjadi latar cerita. Banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik, tempat-tempat menarik yang jadi simbol khas daerah juga dimasukkan secara halus ke dalam cerita sehingga tidak menimbulkan kesan tempelan. Penyertaan detail-detail ini cukup membuat saya penasaran tentang daerah Kudus dan sekitarnya ini. Kesannya tenang, masih menjunjung unsur budaya tapi tidak terbelakang, juga kental nuansa islaminya.

Novel ini juga membuat saya lebih perhatian pada musik-musik piano klasik. Sebelumnya saya tidak tahu bahwa nada yang sering saya dengar itu ternyata milik komponis Mozart atau yang satu lagi ternyata Beethoven. 

Saya tidak cukup pintar untuk mengingat detail. Tapi novel ini mengingatkan saya. Karena penasaran saya berselancar di YouTube dan mendengarkan musik-musik yang tersaji sepanjang cerita sambil membaca lembar demi lembar. Sebuah pengalaman yang menyenangkan.

Untuk eksekusi ending, memang tidak semua orang suka akhir yang teatrikal, tapi untuk saya pribadi, tidak masalah asalkan bisa menimbulkan kesan mendalam. Dan Mukadimah Cinta berhasil memberikan kesan yang sangat manis di akhir. Tanpa adegan berlebihan, tanpa drama mengharu biru, tapi dengan cara yang elegan, sederhana, dan justru terasa nyata.

Secara keseluruhan, Mukadimah Cinta menyajikan kisah cinta yang manis dengan unsur agama, budaya, dan sosial yang pada keseharian sering menjadi pertimbangan kita dalam memilih pasangan hidup. 

Novel ini aku rekomendasikan untuk kamu yang sedang mencari belahan hati kamu, untuk kamu yang mau tapi sulit percaya tentang cinta sejati, dan kamu yang sedang dirundung rindu karena mengharapkan seseorang yang belum juga sadar akan perasaanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun