Mengambil keputusan yang "tidak biasa" memang dapat mengundang pertanyaan, bahkan komentar yang menyudutkan. Namun, perlu diingat bahwa keputusan gap year diambil karena orang tua paham akan kebutuhan anaknya. Ajak keluarga dan teman berdiskusi, tunjukkan perubahan positif pada anak, dan jelaskan bahwa tumbuh kembang setiap anak itu berbeda-beda.Â
Selain itu, ceritakan juga bahwa kesempatan ini dapat memberikan pengalaman belajar yang kaya dan beragam. Bonusnya, ikatan antara anak dan orang tua dapat semakin kuat sebelum nantinya anak akan disibukkan dengan situasi belajar yang lebih formal.
Selain itu, aspek finansial keluarga juga perlu diperhatikan mengingat kemungkinan adanya biaya tambahan untuk kegiatan atau pengasuhan anak selama gap year. Orang tua harus membuat perencanaan keuangan yang matang, dan kegiatan yang dipilih selama gap year tetap disesuaikan dengan kemampuan.Â
Oleh sebab itu, mempertimbangkan manfaat gap year sekaligus menyesuaikannya dengan kemampuan finansial keluarga menjadi langkah krusial yang harus dilakukan.
Anggaplah masa gap year ini sebagai bekal perjalanan yang sangat berharga. Alih-alih langsung berlari menuju garis awal SD, kita sebagai orang tua memberikan kesempatan bagi anak-anak kita untuk menarik napas sejenak, mengamati pemandangan sekitar, dan mengumpulkan perbekalan yang dibutuhkan.Â
Dengan demikian, langkah pertama anak di dunia sekolah dasar akan terasa lebih ringan, lebih mantap, dan penuh dengan antusiasme untuk menjelajahi petualangan ilmu yang sesungguhnya.Â
Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda mempertimbangkan gap year untuk buah hati Anda sebelum memasuki SD? Tulis komentar Anda pada kolom di bawah, ya!
Daftar Pustaka:
Aninda (@aninda143). (2024). Mengenal Gap Year setelah TK. Instagram reels. Diakses pada Mei 2025.Â