Mohon tunggu...
Chindy Surya Pratiwi
Chindy Surya Pratiwi Mohon Tunggu... Penulis - Chindy

Chindy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Aku Bisa Memecahkan Masalahku Sendiri

5 Oktober 2020   22:40 Diperbarui: 5 Oktober 2020   22:43 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengambil keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan kita sebagai makhluk hidup yang di ciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa pada hakikatnya memiliki kelebihan untuk berpikir dalam segala hal terkhusus dalam mengambil sebuah keputusan dari suatu permasalahan.
Sebagai makhluk hidup yang memiliki kesempatan untuk merasakan hidup di dunia yang fana ini memaksa kita untuk mengambil keputusan tanpa henti, seperti 'mau makan dengan lauk apa hari ini?' atau 'utuk pergi kepesta hari ini, aku pakai baju apa ya/' dan lain sebagainya.
Dari pernyataan diataslah kita mulai berpikir mengambil keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi, seperti 'hari ini aku akan makan dengan lauk ikan goreng' atau 'aku pergi ke pesta akan menggunakan baju gamis berwarna merah jambu dan jilbab berwarna abu-abu'. Inilah salah satu contoh dari suatu pengambilan keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan.
Sebelum kita membahasa apa makna dari pemecahan masalah, terlebih dahulu kita memahami pembentukan konsep dan logika yang harus dilakukan agar dapat mengambil suatu keputusan dengan tepat dan benar. Pembentukan konsep sangatlah berhubungan dengan mengasah atau pengasahan sifat-sifat yang sesuai dengan objek atau ide suatu permasalahan.
Dibawah ini ada beberapa pembentukan konsep dalam pengambilan sebuah keputusan, diantaranya:
1.Asosiasi merupakan suatu teori pembentukan konsep tertua dan berpengaruh. Pembelajaran konsep asosiasi adalah hasil dari: menguatkan pasangan yang tepat dari sebuah stimulus dengan tanggapan yang mengidentifikasikannya sebagai sebuah konsep. Serta untuk non- penguatan atau bisa disebut dengan bentuk hukuman adalah pasangan yang tidak tepat dari sebuah stimulus yang diberikan dengan tanggapan untuk mengidentifikasikannya sebagai konsep.
2.Hipotesis merupakan sebuah kegitan memperkenalkan analisis hasil dari metodologi penelitian sederhana dalam pembentukan suatu konsep. Tahapan awal dalam pembentukan suatu hipotesis adalah memilih hipotesis atau strategi yang konsisten dengan objek penyeelidikan yang akan dilakukan.
3.Logika adalah ilmu berpikir atau bisa dikatakan dengan sistem penalaran atau validasi argument silogisme. Apa saja sih cakupan dari silogisme? Yaitu premis mayor, premis minor dan konklusi. Contohnya:
Semua siswa hadir ke sekolah (premis mayor)
Ali adalah seorang siswa (premis minor)
Ali hadir ke sekolah (konklusi)
Selanjutnya, Keterampilan dalam memecahkan suatu permasalahan merupakan hal penting yang harus dimiliki suatu indivu. Pengertian dari pemecahan masalah adalah salah satu tujuan dalam proses pembelajaran yang termasuk dalam aspek kurikulum.
Menurut Sumartini (2016), untuk meningkatkan kemampuan peemecahan masalah pada anak perlu diimbangi atau didukung dengan pembelajaran yang tepat disekolah maupun di luar sekolah. Salah satu pembelajaran yang bisa digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada anak di sekolah adalah pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Alasan menggunakan pembelajaran berbasis masalah untuk mengembangkan kemampuan berpikir anak, keterampilan menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh anak dan keterampilan intelektual anak.
Dari persoalan-persoalan yang dialami di kehidupan sehari-hari tidak dapat sepenuhnya dikatakan suatu masalah, karena menurut Darminto (2010) yang dikutipnya dari Newell dan Simon, yang dimaksud dengan masalah adalah suatu situasi atau kondisi suatu individu ingin melakukan suatu tindakan yang diperlukan untuk mencapai atau memperoleh sesuatu yang diinginkannya.
Masalah yang datang pada suatu individu setidaknya dapat membuatknya berusaha untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapinya. Adapun menurut Polya (1973) terdapat empat tahapan dalam memecahkan suatu permasalahan yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian masalah, melakukan perencanaan masalah dan melihat kembali hasil yang diperoleh , dibawah adalah penjelasan dari empat tahapan dari pemecahan masalah, diantaranya:
1.Memahami masalah (understand the problem)
Tahapan yang paling pertama yang harus dilakukan adalah memahami soal atau masalah yang dihadapi. Anak perlu mengidentifikasikan hal-hal yang mereka ketahui tentang apa saja yang ada, jumlah atau nilai-nilai yang sedang mereka cari dan ingin tahu.
Ada beberapa saran yang dapat membantu anak dalam memahami suatu maslaha yaitu seperti memberikan prtnyaan sesuai dengan yang ingin diktahuinya atau dicarinya, menjelaskan masalah dengan menggunakan kalimat dan bahasa sendiri yang memungkinkan dapat dipahami oleh anak, dapat menghubungkan anatara satu masalah dengan masalah yang lain yang serupa dan berhubungan, fokus pada inti permasalahan tersebut, menggunakan metode-metode pembelajaran yang berhubungan dengan suatu permasalahan dan lain sebagainya.
2.Membuat rencana (decise a plan)
Anak perlu mengidentifikasi  operasi  dengan menggunakan strategi yang dapat menyelesaikan permasalahan anak. Anak dapat melakukannya dengan cara sepeerti, menebak, mengembangkan suatu model pembelajaran yang berhubungan dengan permasalahannya, menyederhanakan suatu masalah, melakukan eksperimen, menguji semua kemungkinan yang dapat menyelesaikan masalah dan lain sebagainya.
3.Melaksanakan rencana (carry out the plan)
Yang akan dilakukan atau diterapkan jelas sesuai dengan apa yang direncakan sebelumnya. Pada umumnya pada tahap ini perlu melakukan pertahan pada reencana awal yang sudah mereka pilih dan tetapkan.
4.Melihat kembali (looking back)
Pada tahap ini anak perlu memperhatikan kembali langkah-langkah pemecahan masalah sebelumnya. Yaitu dengan mengecek kembali semua informasi penting yang diperoleh dan meengidentifikasikannya, mempertimbangkan segala solusi yang diambil atau diangkat dalam memecahkan permasalahan secara logis dan benar serta mempertanyakan kembali apakah yang mreka lakukan dalam memecahkan masalah sudah benar-benar terjawab dngan tepat atau malah sebaliknya belum terjawab.
Sesuai dengan penjelasan diatas tentang salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pmecahan masalah adalah dengan menggunakan model peembelajaran berbasis masalah. Dengan menggunakan metode pembelajaran tersebut dapat mengatasi masalah nyata  yang dapat kita temukan dilingkungan sekitar sebagai suatu konteks pembelajaran bagi anak didik untuk belajar cara berpikir yang benar dan pemecahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun