Mohon tunggu...
Chika SyaharaniPutri
Chika SyaharaniPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Prodi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjadi Stasiun Sentral, Ruang Tunggu di Stasiun Manggarai Kurang Memadai

21 Desember 2022   00:16 Diperbarui: 22 Desember 2022   18:55 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Manggarai (Sumber : Dokumen Pribadi)

Stasiun Manggarai kerap kali disebut sebagai stasiun tersibuk sepanjang masa. Sebelum pandemi Stasiun Manggarai melayani lebih dari 20.000 penumpang dan 616 perjalanan KRL setiap harinya. 

Saat ini Stasiun Manggarai dalam pembangunan untuk menjadi stasiun sentral, yang ditargetkan akan beroperasi pada 2025. Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) memilih Stasiun Manggarai menjadi stasiun sentral karena posisinya yang strategis dan perannya vital dalam menunjang layanan kereta api di Ibu Kota. Stasiun Manggarai ini nantinya akan memiliki 18 jalur aktif, yang melayani kereta api (KA) jarak jauh, KRL Jabodetabek, dan KA Bandara, untuk mengakomodasi tingginya lalu lintas kereta api dan mengurangi bottleneck (kemacetan/keterlambatan) yang sering terjadi. 

Dari 18 jalur tersebut, 8 jalur akan terletak pada lantai dasar, dan 10 jalur layang, sedangkan lantai 1 digunakan sebagai koridor atau concourse (tempat terbuka di stasiun). Nantinya, Stasiun Manggarai akan dilengkapi dengan 14 lift dan juga 14 eskalator yang menunjang pergerakan para penumpang.

Tampilan baru dari bangunan Stasiun Manggarai disebut memiliki gaya bangunan ala Jepang. Pembangunan Stasiun Manggarai ini tidak lepas dari double double track (DDT) atau jalur ganda untuk kereta layang yang dibangun secara terintegrasi.

Pembangunan Stasiun Manggarai ini dilakukan oleh Kementerian Perhubungan untuk memberikan pelayanan transportasi kereta api terbaik kepada masyarakat. Selama pembangunan Stasiun Manggarai KAI Commuter akan mengoptimalkan pelayanan kepada penumpang commuter line di Stasiun Manggarai. Namun, fasilitas ruang tunggu bagi pengunjung selama menunggu datangnya kereta tujuan masih terbilang minim.

Masih banyak pengunjung yang duduk menunggu datangnya kereta atau sekedar beristirahat di emperan koridor. Letak kursi yang disediakan hanya ada di ujung koridor dan jumlahnya terbilang minim dibandingkan penumpang yang ada. Mereka lebih memilih duduk di emperan karena lebih dekat dengan area eskalator ataupun tangga kereta tujuannya.

"Untuk fasilitas nanti kan berlanjut ya, ini kan pembangunannya belum selesai semua, ini Switch Over 6 (SO-6) nanti baru dibuka peron 4 sama peron 5 perkiraan akhir tahun ini," ujar Rai Zulkarnaen, salah satu petugas koridor di Stasiun Manggarai (20/12/22).

Pemberlakuan SO 6 akan memperluas area transit sehingga penumpukan penumpang dapat diantisipasi. Tidak seperti SO 5, SO 6 ini tidak akan menyebabkan perubahan pelayanan naik dan turun penumpang KRL di Stasiun Manggarai, maupun pola operasi perjalanan KRL. Pelaksanaan SO 6 ini juga akan memperluas area concourse atau koridor yang berada di lantai 1.

Sebelumnya penumpukan penumpang terjadi karena dulunya penumpang harus menyeberang melalui rel kereta api. Dengan Switch Over ini penumpang dapat naik dan turun untuk ke koridor dan memasuki peron tujuannya.

Sumber : Dokumen Pribadi
Sumber : Dokumen Pribadi

Terlihat juga penumpang yang duduk di emperan karena menggunakan fasilitas charger yang disediakan di koridor. Untuk saat ini juga, tidak ada kursi untuk penumpang duduk di dekat area toko kelontong dan mini market. Hal tersebut menyebabkan penumpang memilih duduk di emperan untuk memakan jajanan yang telah dibeli karena tidak tersedia kursi di sepanjang area toko kelontong sampai pada pintu keluar.

"Mungkin nanti ada ya penambahan kursi buat penumpang yang mau tunggu, mungkin untuk sekarang masih terbilang kurang ya, nanti mungkin ada penambahan dari pihak prasarananya," ucap Rai menambahkan.

Rai juga menjelaskan bagi penumpang yang duduk di emperan koridor tidak akan ditegur selama dia tidak menghalangi jalan, kecuali penumpang yang duduk di dekat tangga pasti akan ditegur oleh petugas, karena menghalangi mobilitas penumpang di Stasiun Manggarai.

“Sebagai penumpang kan kita cape juga ya, sudah desak-desakkan selama di dalam kereta, nah saat di koridor dan di peron pun engga dapat duduk, jadi kita ya mau engga mau duduk di emperan,” ungkap Melinia, salah satu penumpang di Stasiun Manggarai.

Sedangkan untuk fasilitas tunggu di peron hanya tersedia di beberapa titik saja tidak secara menyeluruh hingga ke ujung peron. Sehingga saat kondisi peron ramai banyak penumpang yang duduk maupun jongkok karena tidak kebagian bangku.

"Untuk bangkunya sudah bagus sih, cuman  jumlah bangkunya terlalu sedikit dan tidak tersedia di sepanjang peron, cenderung bangkunya berpusat di tengah-tengah peron saja," ucap Melinia.

Melinia juga menambahkan bahwa bangku di peron lebih banyak daripada di koridor. Ia juga menyayangkan karena area koridor sudah luas dan bagus tata ruangnya, namun karena penumpang banyak yang duduk di emperan jadi terlihat tidak rapi.

Melihat kejadian ini terlihat bahwa fasilitas tunggu masih terbilang minim dan sangat dibutuhkan di Stasiun Manggarai, terutama di bagian koridor yang cukup luas, dan juga area dekat mini market. Sehingga nantinya akan terlihat lebih tertata dan jumlah penumpang yang duduk di emperan dapat berkurang.

Penulis : Chika Syaharani Putri, Mahasiswa Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester 3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun