Mohon tunggu...
chen siauw
chen siauw Mohon Tunggu... Lainnya - Pemerhati Sosial

Hobi membaca terutama topik-topik humaniora, dan mencoba menulis untuk menyalurkan ide, gagasan agar berguna bagi yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Love

Makna Hidup

31 Desember 2022   10:51 Diperbarui: 31 Desember 2022   10:55 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Di penghujung tahun menjadi kelaziman bagi kita merenungkan genap setahun perjalanan yang telah dilalui dalam suka dan duka apa yang membuat diri tetap teguh berjalan hingga hari ini. Langkah hidup yang telah dilalui membawa kesadaran laku dan pola pikir yang membawa kita merenungkan kelak apa yang harus dilakukan menapaki tiap langkah dalam perjalanan hidup selanjutnya, dua tahun lebih kita lewati pandemi mungkin bagi sebagian kita mengalami duka kehilangan insan yang dikasihi, kehancuran ekonomi, keretakan keluarga, relasi antar sesama menjadi terbatas dan kondisi lainnya yang mungkin tidak menyenangkan.

Hidup bagi tiap insan dimaknai dan dirasakan dengan sangat subyektif, diwarnai dan dibentuk dalam tiap guratan hidup yang dijalaninya. Bagi sebagian orang hidup dalam kekurangan dan keterbatasan ekonomi akrab disikapi dan harus dijalani meski tidak mudah, namun mereka masih terus bisa berjalan dan bertahan, mungkin bagi mereka dalam kondisi semacam ini justru menemukan makna hidup sesungguhnya, terlebih senantiasa dibarengi rasa syukur pada sang Pencipta.

Bagi sebagian yang lain, kehidupan dilalui dalam serba kecukupan secara materi, sehat jasmani, apa yang direncanakan dapat terealisasi, apa yang diinginkan mudah diwujudkan, semua seolah mudah digapai, seringkali kondisi ini justru menimbulkan kekosongan hati, kejenuhan seolah roda kehidupan tidak menantang lagi, saat seperti ini hati diperhadapkan pada pertanyaan apa makna hidup yang sesungguhnya.

Bagi sebagian yang lain, warna perjalanan hidup yang penuh rintangan, pergolakan baik raga dan jiwa yang seolah tiada pernah berhenti. Tak ayal membuat raga dan jiwa lelah sampai pada titik tertentu kerapkali mendapati ketidakpuasan hati akhirnya bertanya apakah makna hidupku.

Bagi sebagian yang lain, mendapati kehidupan keluarga yang penuh harmoni, relasi indah terbangun dalam suasana kehangatan dan keterbukaan, saling mendukung satu dengan yang lain sebagai keluarga hingga memampukan mereka berjalan bersama hadapi segala rintangan, seringkali dalam relung hati terdalam juga bertanya apakah makna hidup hanya sebatas ini.

Bagi sebagian yang lain, hidup dalam pengorbanan bagi sesama dengan beragam aktifitas sosial, kemanusiaan, bahkan keagamaan yang intens untuk menyempurnakan diri dalam proses jalani kehidupan di bumi, tak luput dalam hati terbersit apakah makna hidup dengan melakukan semua ini.

Dalam pemahaman manusia segala akan memiliki makna jika mampu memberikan manfaat baik bagi diri, sesama dan juga lingkungan. Pemaknaan seperti ini tidak sepenuhnya salah namun belum paripurna dalam memaknai hidup. Pemaknaan hidup akan dangkal jika sebatas dinilai dari sudut kemanfaatan belaka, perlu dihayati dalam perspektif yang lebih luas dan kaya agar didapatkan pemaknaan yang sejati.

Pemaknaan hidup sejati dapat dirasakan, dimengerti bahkan dihidupi dengan kebahagiaan saat hati merasa cukup, saat diri merasa cukup, saat hati, pikiran dan raga menyatu, tenggelam dalam relasi yang sangat intim dengan Sang Pencipta, karena sejatinya pemenuhan kekosongan hati, jawaban tiap kegelisahan, pemaknaan hidup, pengejaran tujuan hidup hanya dapat dipahami dengan utuh saat diri merasa cukup dan terjalin relasi yang intim dengan Sang Pencipta. Sang Sumber pemberi hidup sangat memahami dan mengerti apapun kondisi hidup tiap insan tak akan menemukan makna hidup jika menjauh dari Sang Sumber pemberi hidup. Keikhlasan, ketulusan, rasa syukur, berserah diri, hormat, kagum, takjub pada Ilahi senantiasa menjadi kunci tiap insan mampu menemukan makna diri dan makna hidup yang seutuhnya. Mari senantiasa dekatkan diri pada-Nya agar mampu memaknai hidup dengan benar nan sejati.

Tangerang, 31 Desember 2022 

Chen Siauw

Mahasiswa Pascasarjana Magister Ministri STT Amanat Agung-Jakarta

Email : siauwchen15@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun