Kita dapat mencontoh model negara yang terjangkit wabah virus corona, tetapi sudah berhasil dengan cepat menurunkan nya seperti Korea Selatan dan Jepang.
Yang penting tidak ada dusta diantara kita. Tidak perlu ada yang ditutupi, dunia internasional sudah lebih tahu tentang kondisi sebenarnya Indonesia. Dirjen  WHO  sudah berkirim surat tentang Pandemi Virus Corona, kepada Presiden Jokowi pada tanggal 10 Maret 2020 yang lalu, meminta  kesungguhan kita menanganinya karena sudah pandemi.
Kita tidak ingin di _lockdown_ Â oleh dunia Internasional. Apalagi sudah ada salah satu Menteri terkena virus corona (Menhub BKS ), dan mengikuti sidang kabinet saat sudah terjangkit virus.
Sebaiknya semua  anggota kabinet yang ikut rapat, perlu dilakukan pemantauan dan pengawasan selama 2 minggu.  Ternyata hari ini bukan saja di pantau, tetapi semua menteri dan Presiden juga sudah diperiksa kesehatannya  di RSPAD
Jika dunia melakukan _Â lockdown_Â terhadap Indonesia, Implikasinya sangat luas, baik politik, ekonomi, dan sosial. Ngeri saya membayangkan nya, jika pertumbuhan ekonomi terus meluncur turun, dolar semakin liar, banyak ikutan sosial yang sudah pernah kita alami tahun 1998.
Kita sebagai warga masyarakat, bukan hal baru menghadapi keterlambatan pemerintah dalam menghadap berbagai musibah/wabah/outbreaks. Walaupun berbagai pedoman sudah disiapkan, sering hanya tersusun indah dalam tulisan dan dokumen  yang tersimpan rapi di laci para  birokrasi negeri ini.
Persoalan kita selesai terkadang karena seleksi alam. Jadi alam yang menyelesaikan. Â Seperti kasus virus corona ini, kalau alam yang menyelesaikannya, tunggu 2 minggu atau 28 hari. Tinggal kita hitung saja berapa yang meninggal, berapa yang sembuh berapa yang masih menderita (suspect). Hal tersebut sesuai dengan masa inkubasi virus tersebut. Â Mudah-mudahan dengan musim panas yang akan datang, virus nya lari terbirit-birit. Â Dalam teori kependudukan, itu masuk dalam kategori pemikiran fatalisme.
Akhirul kalam, mari kita berbuat untuk menghadapi virus corona, mulai dari diri kita, keluarga dan sekitar untuk saling mengingatkan dan saling menjaga diri, dengan mengikuti protokol WHO. Â Sehingga si virus orona, sendirian dan akhirnya mati sendiri kena sengatan matahari.Â
Cibubur, 15 Maret 2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI