Mohon tunggu...
Sirilus
Sirilus Mohon Tunggu... Guru - pencinta budaya terutama budaya Manggarai dan filsafat. Juga ingin studi antropologi.

Saya ingin mengajak kaum muda untuk melestarikan budaya kita. Ini adalah harta kekayaan kita yang berharga. Saya juga peduli dengan peristiwa yang terjadi di masyarakat. Untuk itu subscribe chanel youtube saya :motivasi hidup . Chanel ini berisi musikalisasi puisi dan video mengenai budaya dan daerah wisata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mama "Nuk"

7 November 2020   08:18 Diperbarui: 7 November 2020   08:25 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: idntimes.com

Mama aku selalu ingat dirimu

Aku paham jeritan deritamu mengandungku

Mengendongku, membimbingku

Disaat aku nakal, engkau tetap sabar

Aku bahkan berkali kali memakmu

Namun engkau menjawabnya 

Dengan sebuah senyuman 

Tanpa kemarahan

Nuk mama aku nuk ite

Aku ingat semua kasih sayangmu

Mama maafkan akan semua salahku

Mama aku tidak bisa membalas cintamu

Mama di tanah rantauan aku baru paham

Betapa aku sangat membutuhkanmu

Aku tahu disana engkau juga merindukanku

Aku tahu engkau selalu mendoakanku

Mama hanya untukmu aku berjuang

Mama aku sukses untukmu

Namun semua itu tidak mampu

Membalas semua kebaikanmu

Mama maaf jika saya membuatmu derita, ingat senyum mama.

( bahasa Manggarai: nuk = ingat = ite = dia dalam artian halus sopan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun