Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Satu Kata untuk Jonatan, Owi/Butet dan Marcus/Kevin

6 April 2017   23:24 Diperbarui: 7 April 2017   16:30 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo/badmintonindonesia.org

Jalan dua pasangan ganda putra yang sedang memburu puncak dunia akhirnya bertemu di perempat final Super Series Premier Malaysia Open. Setelah unggulan teratas dari Malaysia lebih dulu terhempas di babak pertama, pertemuan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo versus Li Juhui/Liu Yuchen adalah penentuan siapa yang berhak menjadi nomor satu pekan depan.

Statistik menggariskan peluang kedua pasangan ini seimbang. Marcus/Kevin lebih dulu tertinggal di pertemuan pertama di Vietnam Open 2015, lantas balas dendam beberapa pekan lalu di All England. Kemenangan 21-19 dan 21-14 itu menjadi titian yang mengantar “the Minions” ke podium juara dan peringkat satu dunia.

Dalam posisi sama kuat, pertemuan ini menjadi menarik. Li/Liu tentu diunggulkan dengan postur tubuh yang menjulang, di samping bobot pukulan dan permainan agresif. Meski kalah secara fisik, Marcus/Kevin sudah memiliki pengalaman menghadapi para raksasa. Kemenangan atas Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (Rusia), Mads Condrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) dan Li/Liu sendiri membuktikan bahwa perbedaan postur tubuh itu bukan segalanya.

Marcus/Kevin memiliki senjata sendiri. Permainan cepat, kecakapan membaca ruang dan memaksimalkan ruang, keterampilan mengolah kok, serta mental yang kian terasah, adalah beberapa contoh.

Walau bukan satu-satunya dan faktor penentu,  pukulan-pukulan aneh dan mengecoh yang mulai menjadi kekhasan unggulan empat ini berperan penting untuk mengacaukan konsentrasi lawan. Hal ini bisa dilihat dalam pertandingan babak kedua menghadapi pasangan China, Liu Cheng/Zhang Nan malam tadi.  Beberapa kali penempatan bola yang sulit ditebak dan mengagetkan membuat Liu/Zhang kelabakan.

Kevin sendiri mungkin merasa tidak ada sesuatu yang istimewa dengan pukulannya itu. Tetapi kekagetan dari pihak lawan jelas terbaca. Dan dampaknya terlihat di lapangan. Kemenangan dua game, 23-21, 21-16 adalah bagian dari proyek bersama yang mengkombinasikan segala keterampilan yang ada.

“Saya merasa pukulan saya biasa saja, tidak ada yang aneh. Saya bermain dengan style saya, memang saya suka main-mainin pukulan. Saya menikmati saja dan melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan,” beber Kevin menjawab soal pukulannya kepada badmintonindonesia.org.

Patut diakui tidak semua pemain memiliki keterampilan seperti itu. Dan kemampuan seperti itu akan mendapatkan ruang aktualisasinya bila sang pemain mampu menikmati permainan. Mustahil mengharapkan munculnya kejutan bila bukan dijalani dalam semangat kebebasan tanpa tekanan.

Marcus/Kevin sedang dalam tren positif. Grafik penampilan keduanya bertolak belakang misalnya dengan Praveen Jordan/Debby Susanto, pasangan ganda campuran yang selalu berkawan dengan kegagalan selama setahun terakhir. Namun situasi tersebut jangan sampai membuatnya takabur.

Li/Liu bukan lawan enteng. Postur tubuh sudah menjadi satu kelebihan yang bisa dikonversi dalam pukulan. Pasangan Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto adalah saksi terkini saat dihempaskan Li/Liu di babak kedua. Sempat tertinggal di babak pertama, Li/Liu berhasil bangkit di dua game berikutnya dengan senjata andalan: permainan cepat dan serangan tajam. Kemenangan 15-21, 21-17, 21-11 menunjukkan bahwa Li/Liu siap untuk menghadapi dan bangkit dari tekanan.

Pertarungan unggulan empat dan lima ini akan menarik ditonton. Hampir pasti tidak ada yang ingin ditekan sejak awal. Pilihan menekan dengan permaina agresif bakal diambil agar tak kehilangan peluang. Kunci kemenangan terletak pada kesabaran dalam menyerang dan bertahan, serta memanfaatkan setiap kesempatan. Unforced errors adalah tabu bila ingin melaju.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun