Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022: Peran Penting Orang Tua di Masa Transisi

28 Juni 2022   23:01 Diperbarui: 3 Juli 2022   11:45 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keluarga: shutterstock.com via Kompas.com

Selanjutnya, unsur-unsur kemandirian meliputi sumber penghasilan, makan makanan beragam, tinggal di rumah layak huni, kepemilikan tabungan atau simpanan, tidak ada anggota keluarga usia 7-18 tahun yang putus sekolah, tidak terdapat anggota keluarga yang sakit, dan akses informasi media online/internet.

Interaksi keluarga, pengasuhan ebrsama, rekreasi, bersama, dan keikutsertaan dalam kegiatan sosial atau gotong-royong merupakan variabel dari dimensi kebahagiaan.

Ada kenyataan menarik terkait pola asuh orang tua selama pandemi. Melansir hasil survei BKKBN sebagaimana dipaparkan dr. Irma Ardiana, MAPS, selama masa pandemi, 71,5 persen pasangan suami-istri telah melakukan pola asuh kolaboratif.

Pemetaan IBangga secara nasional: tangkapan layar dari Youtube Nutrisi Bangsa
Pemetaan IBangga secara nasional: tangkapan layar dari Youtube Nutrisi Bangsa

Selebihnya, 21,7 persen lebih didominasi istri, dan sisanya, 5,8 persen sepenuhnya berada di tangan sang istri.

Kenyataan itu menarik untuk ditelaah. Data UNICEF dalam laporan berjudul "Towards A Child-Focused COVID-19 Response and Recovery: A Call to Action" yang diterbitkan Agustus 2021, menemukan bahwa saat pandemi para orang tua mengalami tingkat stres dan depresi lebih tinggi.  Karena itu, pengasuhan anak di rumah saja memiliki risiko tersendiri.

Dalam situasi seperti itu, orang tua tentu tidak bisa menjalankan perannya secara optimal. Bisa saja orang tua justru menghambat pemenuhan kebutuhan emosi dan psikologis anak. Orang tua yang tengah bermasalah bisa jadi meneruskan dan menghadirkan masalah bagi buah hati mereka.

Untuk itu, konsep pola pengasuhan kolaboratif menjadi penting. Pengasuhan bersama dengan mengedepankan komunikasi, negosiasi, kompromi, dan pendekatan inklusif. Alih-alih jenis pendekatan lain seperti otoriter atau permisif.

Lebih spesifik, dokter Irma Ardiana menerangkan demikian.  "Pengasuhan bersama antara ayah dan ibu menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dan bimbingan kepada anak-anak mereka."

Pola pengasuhan seperti itu akan membantu tumbuh kembang anak. Dalam konteks percepatan penurunan stunting, pendekatan seperti ini sungguh dianjurkan dalam 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) seorang anak. Sehingga berbagai kebutuhan terutama nutrisi dan psiko-sosial seorang anak sudah terpenuhi sejak janin sampai usia 23 bulan.

"Pola asuh yang tepat dari orangtua dinilai mampu membentuk anak yang hebat dan berkualitas di masa depan," tegas dr.Ardiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun