Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Artikel Utama

Marcus Gideon Menolak Menyerah, Apri/Fadia Luar Biasa, dan Duel Ginting vs Lee Zii Jia Layak Ditunggu

9 Juni 2022   22:03 Diperbarui: 10 Juni 2022   08:17 3130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anthony Sinisuka Ginting , harapan Indonesia di nomor tunggal di Indonesia Masters 2022: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO

Demikian sejumlah kata kunci yang merangkum penampilan para pemain Indonesia di babak 16 besar Indonesia Masters 2020 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022) pagi hingga malam WIB.

Dari 17 wakil yang bertarung, enam di antaranya berhasil melaju ke babak perempat final turnamen level Super 500 yang akan digelar di tempat yang sama, Jumat (10/6/2022) sejak pukul 13.00 WIB.

Patut diakui mayoritas wakil tuan rumah gugur dalam perebutan tiket ke babak delapan besar. Ada tiga "perang saudara" di nomor ganda sehingga tiga dari enam wakil harus tersisih.

Sementara para pemain Indonesia lainnya masih kesulitan saat menghadapi para lawan yang lebih diunggulkan, kecuali Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, unggulan dua yang harus mengakui ketangguhan pasangan muda Korea Selatan, Seo Seung Jae/Kang Min Hyuk usai bertarung lebih dari satu jam dengan skor akhir 21-19, 18-21, 21-19.

Di nomor ganda putra, harapan Indonesia kini ada di pundak Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Marcus Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Harapan dominasi ganda putra Indonesia tak bisa terwujud lantaran sejumlah pasangan muda gagal membuat kejutan. Sabar Karyaman Gutama/Moh Reza Pahlevi Isfahani takluk dari Goh Sze Fei/Nur Izzuddin dari Malaysia, 23-21, 17-21, 21-9 dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin menyerah dari wakil lainnya dari Negeri Jiran, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 27-25, 21-14.

Fajar/Rian yang merupakan juara Swiss Open 2022 memenangi pertarungan menghadapi junior mereka yang merupakan juara Asia 2022, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, 16-21, 21-17, dan 21-13.

Sementara The Minions berhasil melewati hadangan Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren, pasangan non-unggulan dari Thailand. Sebagai unggulan pertama, The Minions sempat kehilangan gim kedua.

Lawan yang berada di peringkat 36 BWF hampir saja merebut kemenangan bila pasangan nomor satu BWF itu tidak bangkit di gim penentu. Menyerah mudah di set kedua, The Minions tertinggal 7-11 di interval gim ketiga.

Kecerdikan Kevin yang sudah diakui dunia serta kesabaran dan ketahanan Marcus menahan gempuran Jomkoh/Kedren akhirnya membuat mereka bisa menyamakan kedudukan 15-15.

Setelah menyamakan kedudukan, momentum kemudian berada di pihak The Minions hingga mereka mampu mengakhiri duel berdurasi 56 menit itu dengan skor akhir 21-14, 8-21, dan 21-18.

Marcus mengakui dirinya belum pulih 100 persen setelah menjalani operasi mata kaki di Portugal pada awal April 2022.  

Dari pandangan mata, sejak pertandingan pertama menghadapi Christo Popov/Toma Popov dari Prancis, langkah kaki pemain yang karib disapa Sinyo itu tak senyaman biasanya. Kakinya terlihat sedikit pincang dan terkesan menahan rasa sakit.

"Bekas operasi masih ada rasa. Belum 100 persen pulih sepenuhnya. Kalau ditanya bisa main, ya bisa," demikian Sinyo.

Saat menghadapi pasangan Thailand, Sinyo menolak menyerah dan berusaha melampaui rasa sakit itu. Ia memperlihatkan semangat pantang menyerah dan berusaha untuk mengimbangi Kevin. Sinyo mengambil peran sebagai tukang gebuk, walau tidak seagresif biasanya, dan lebih mengambil peran saat bertahan.

Selanjutnya, mereka akan menghadapi pasangan muda lainnya, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin. Unggulan delapan yang mengakhiri perjalanan Sabar/Reza di babak 16 besar, tetap patut diwaspadai.

The Minions memang unggul di pertemuan pertama di Indonesia Masters 2020, 21-13 dan 23-21. Namun, pasangan Malaysia itu akan memanfaatkan kondisi Sinyo yang belum sepenuhnya pulih untuk mencuri kemenangan.

Luar biasa

Apakah Anda menyaksikan penampilan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti menghadapi Vivian Hoo/Chiew Sien Lim?

Bila ya, saya kira Anda akan sepakat dengan saya. Pasangan muda yang belum lama debut itu tampil luar biasa. Tidak hanya secara mental, tetapi juga teknik.

Menghadapi pasangan senior Malaysia, keduanya menunjukkan potensi sebagai harapan masa depan Indonesia. Apri yang lebih berpengalaman dengan medali emas Olimpiade Tokyo 2020 sebagai pencapaian terbesar bersama Greysia Polii, mampu mengambil peran seperti seniornya.

Apri bisa mendampingi Fadia. Memberinya motivasi dan semangat. Buktinya, mereka langsung mengawali pertandingan dengan meyakinkan.

Gim pertama mereka rebut. Pasangan yang belum memiliki ranking dunia sempat kesulitan di awal set kedua. Permainan mereka terlihat goyah, tak setangguh di gim pertama. Mereka kerap melakukan kesalahan sendiri.

 Apri/Fadia tertinggal jauh 3-11, lalu 6-15. Apakah dalam situasi seperti itu keduanya lantas menyerah begitu saja? Tidak! Sekali lagi, tidak!

 Mereka mampu mengkosolidasi kekuatan. Perlahan-lahan merebut poin. Tertinggal delapan angka tidak membuat mereka patah arang. Drama "comeback" epik pun terjadi. Nyaris kehilangan set kedua, Apri/Fadia bisa membalikkan keadaan dan menyudahi pertandingan dalam dua gim, 21-17 dan 21-19.

Kemenangan dalam waktu 49 menit itu membuat menjadi modal penting bagi unggulan tujuh itu. Mereka akan menghadapi lawan yang jauh lebih tangguh, unggulan dua dari Korea Selatan, Lee So Hee/Shin Seung Chan.

Secara peringkat dan pengalaman sebagai pasangan, Apri/Fadia dalam posisi inferior. Namun, medali emas SEA Games 2021 Vietnam dengan menumbangkan para raksasa dari Thailand adalah bukti pasangan ini bisa melakukan yang dianggap tidak mungkin menjadi mungkin.

Seperti cerita  hari ini, Apri/Fadia berpeluang untuk menunjukkannya dalam bentuk dan alur berbeda untuk merebut satu tempat di babak semifinal turnamen berhadiah total Rp 5 miliar ini.

 Ginting vs Lee Zii Jia

Anthony Sinisuka Ginting menjadi harapan semata wayang Indonesia di tunggal putra, bahkan sektor tunggal umumnya setelah Chico Aura Dwi Wardoyo dan Gregoria Mariska Tunjung mengikuti nasib buruk Jonatan Christie yang lebih dahulu terhenti di babak 32 besar.

Ginting masih terlalu tangguh bagi pemain muda Thailand, Sitthikom Thammasin. Kemenangan straight set 21-13 dan 21-14 itu, mengantar unggulan empat ini pada pertemuan sengit menghadapi unggulan lima dari Malaysia, Lee Zii Jia. Lee lolos ke perempat final usai menang mudah atas Mark Caljouw, 21-17 dan 21-14.

 Pemain Belanda berusia 27 tahun itu jelas bukan lawan sepadan bagi juara All England 2021. Barulah Ginting yang bakal memberikan kesulitan tersendiri bagi Lee Zii Jia.

 "Perang" tunggal putra terbaik dari dua negara bertegangga ini jelas menarik perhatian. Dua pemain muda dengan kualitas mumpuni. Ginting memang kalah dari sisi postur tubuh. Tetapi kecepatan dan kekuatannya sungguh bisa diadu.

Peringkat BWF mutakhir Ginting ternyata tidak lebih tinggi dari Zii Jia. Keduanya hanya berbeda satu tingkat. Lee yang berada di posisi kelima dunia justru memiliki catatan "head to head" yang buruk menghadapi Ginting.

Dalam lima pertemuan sebelumnya, Lee Zii Jia baru sekali menang. Kemenangan itu terjadi di Sudirman Cup 2021, 21-11 dan 21-16. Sementara pertemuan terkini di Piala Thomas di tahun yang sama, Ginting menang 21-15 dan 21-17.

Para fan dari kedua kubu tentu mengharapkan kemenangan bagi para jagoannya. Begitu juga bagi pendukung Indonesia.

Ginting diharapkan bisa mendapatkan kembali performa terbaiknya untuk menghadapi Zii Jia yang semakin matang, baik fisik, mental, maupun teknik.

Ginting yang masih belum lepas dari momok inkonsistensi diharapkan bisa menjadikan pertandingan kontra Zii Jia sebagai titik balik. Momentum penting untuk membungkam berbagai pesimisme dan tanda tanya. Sekaligus membuktikan dirinya masih diperhitungkan sebagai pemain tunggal elite dunia.

Bila mampu memenangi pertandingan ini, Ginting berpeluang menghadapi unggulan pertama dari Denmark. Siapa lagi kalau bukan Viktor Axelsen yang berpotensi mengatasi NG Ka Long Angus asal Hong Kong.

Selanjutnya pemenang dari pool atas akan terlibat pertarungan memperebutkan gelar juara menghadapi pemenang antara Lakshya Sen (unggulan tujuh dari India) versus Chou Tien Chen (unggulan tiga dari Taiwan) kontra Loh Kean Yew (unggulan delapan dari Singapura) versus Lu Guang Zu (non unggulan dari China).

Semoga wakil Indonesia yang semakin sedikit ini bisa melangkah sampai jauh.

Jadwal perempat final Indonesia Masters 2022, Jumat (10/6/2022) sejak siang WIB: tournamentsoftware.com
Jadwal perempat final Indonesia Masters 2022, Jumat (10/6/2022) sejak siang WIB: tournamentsoftware.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun