Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Sedekah Bukan Urusan Orang Tua Semata, Yuk Terapkan Strategi Ini pada Anak Sejak Dini

27 April 2022   21:48 Diperbarui: 27 April 2022   21:55 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak akan meniru apa yang dibuat orang tuanya. Hukum tabur tua berlaku. Benih baik yang ditabur orang tua, akan menghasilkan panenan yang baik.

Melalui keteladanan, orang tua akan menjadi cermin bagi anak-anaknya. Dalam hal sedekah, orang tua bisa memberi contoh mengisi kotak infak di masjid.

Tidak hanya itu. Sebagai ganti beranjangsana ke mall atau tempat hiburan, sesekali orang tua bisa mengajak buah hati ke panti asuhan. Di sana mereka akan melihat dari dekat bagaimana kehidupan teman-temannya yang berkekurangan. Kepekaan anak akan dirangsang.

Sepulangnya dari panti asuhan, anak tentu akan banyak bertanya. Orang tua bisa memberi tahu kepada mereka bahwa anak-anak seperti itu hidup dengan penuh keterbatasan.

Momen seperti itu bisa memantik kepedulian anak dengan ajakan: “apakah bisa baju kakak yang sudah tidak terpakau kita berikan kepada mereka? Atau, kasihan mereka tidak memiliki mainanan sementara kakak memiliki banyak mainan. Bagaimana kalau mainan yang sudah tidak kakak suka kita berikan kepada mereka?”

Dengan sejumlah pendekatan yang sederhana itu, niscaya perlahan-lahan semangat kepedulian anak akan bersemi. Anak akan paham dengan sendirinya, tanpa perlu orang tua jelaskan sabda Rasulullah SAW berikut ini, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta. Tidak ada orang yang memberi maaf kepada orang lain, melainkan Allah akan menambah kemuliaannya. Dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun