Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Piala Uber Terakhir Greysia Polii dan "Legacy" untuk Tim Muda Indonesia

16 Oktober 2021   06:46 Diperbarui: 16 Oktober 2021   06:48 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu: bwfbadminton.com

Perjuangan Ester selama 44 menit gagal mengantar Indonesia ke semi final. Tetapi, waktu dan pengalamannya di Piala Uber adalah bekal penting untuk masa depan.

Greysia Pamit

Bagi para pemain Indonesia, Piala Uber kali ini menjadi awal untuk menghadapi turnamen-turnamen berikutnya. Pengalaman berharga untuk menstimulus semangat berlatih lebih keras agar bisa lebih bersaing dengan negara-negara lain yang semakin di depan.

Bagi Greysia Polii ini menjadi Piala Uber terakhir. Sudah delapan edisi Piala Uber ia ikuti. Saatnya, ia memberi tempat kepada para penerusnya.

Pemain yang sudah berusia 34 tahun sudah berjuang memimpin para srikandi muda agar bisa terbang tinggi. Kemenangan yang coba ia berikan diharapkan bisa memberi mereka motivasi.

"Kami mencoba untuk menang tidak hanya untuk kami berdua untuk menunjukkan bahwa kami lebih baik dari pasangan Thailand, tetapi kami ingin menang untuk tim sehingga para pemain muda bisa bermain seri, dan kemudian siapa tahu mereka bisa menang dan membuat sejarah bagi Indonesia. Ini kali terakhir saya jadi saya berikan semuanya."

Begitu komentar Greysia Polii kepada BWF usai pertandingan. Greys menunjukkan bagaimana berjuang sehormat-hormatnya. Semangat tak pantang menyerah itu sudah ia buktikan.

Tidak hanya di pertandingan panjang menghadapi Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai. Tetapi hampir sepanjang kariernya dengan begitu banyak tantangan. Didiskualifikasi di Olimpiade, ditinggal pasangan yang memutuskan pensiun lebih cepat, berpasangan dengan pemain yang jauh lebih mudah, ditinggal orang terdekat, adalah bagian kecil dari cerita panjang kehidupan Greys.

Greys memang tidak berhasil mengantar para pemain muda melangkah lebih jauh. Namun, kehadirannya kali ini sudah begitu berarti. Bersama Apri mereka menjadi suluh bagi para pemain muda yang baru berhadapan dengan pekatnya persaingan di panggung bulutangkis dunia.

Bagi Greys, "legacy" (warisan) yang bisa ia berikan adalah memberikan contoh konkret di lapangan pertandingan. Ia tak perlu banyak berbicara. Ia hanya perlu menunjukkan bagaimana bertarung sekuat-kuatnya.

"Ini adalah warisan saya untuk tim. Saya selalu suka menjadi pemimpin yang baik atau senior yang baik, saya tidak perlu banyak bicara."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun