Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Nasib Yuta Watanabe Usai "Haji Endo" alias Hiroyuki Endo Pensiun

14 September 2021   21:57 Diperbarui: 14 September 2021   21:59 2380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasangan ganda putra Jepang, Hiroyuki Endo (kanan) dan Yuta Watanabe.(KOMPAS.COM/NUGYASA LAKSAMANA)

Haji Endo. Begitu netizen Indonesia menyebutnya. Nama ini mendadak viral bahkan menjadi topik tren di Twitter saat final BWF World Tour Finals 2019 silam.

Ide warganet +62 terpantik oleh nama H Endo yang tersemat di punggung pemain tersebut. Ya, dalam konteks Indonesia, huruf tunggal di awal nama seseorang nyaris selalu diindentikan dengan gelar keagamaan bagi umat Muslim. Belum lagi, penampilannya baik di dalam maupun di luar lapangan yang selalu terlihat rapih dengan rambut yang selalu klimis.

"H" itu seharusnya Hiroyuki. Hiroyuki Endo, lengkapnya. Pemain senior dan spesialis ganda putra.

Namanya kembali menjadi pembicaraan luas dalam beberapa pekan terakhir. Hal ini menyusul keputusannya mundur dari tim nasional Jepang, sekaligus mengakhiri kariernya sebagai pebulutangkis profesional. Gantung raket, singkatnya.

Warta tentang Endo itu, datang hampir berbarengan dengan Takeshi Kamura dan Keigo Sonoda. Terciptalah gelombang pengunduran diri yang menimpa bulu tangkis Jepang. Hantaman bagi ganda putra Jepang yang selama ini bergantung pada ketiga pemain senior itu.

Bila Endo benar-benar pensiun, Kamura/Sonoda akan menjadi pemain independen. Dunia masih bisa melihat Kamura/Sonoda sebagai pemain, namun tidak demikian dengan Endo yang akan bergeser ke sisi arena menjadi pelatih.

Selain baptisan nama Haji Endo di atas, hal lain yang membayang keputusan pemain 34 tahun itu adalah nasib tandemnya, Yuta Watanabe.

Patut diakui Yuta Watanabe menjadi salah satu pebulutangkis muda paling bersinar saat ini. Berusia 24 tahun dan sudah bersinar di panggung dunia. Yuta sudah menjadi salah satu tulang punggung Jepang.

Hiroyuki Endo dengan rambutnya selalu terlihat rapih: bolasport.com
Hiroyuki Endo dengan rambutnya selalu terlihat rapih: bolasport.com

Yuta yang berpostur mungil tidak hanya memukau dunia di satu nomor. Ia bisa bermain dengan sama baiknya di dua nomor berbeda. Yuta adalah representasi prestasi ganda putra dan ganda campuran Negeri Matahari Terbit.

Bersama pasangan berbeda, Yuta menempatkan diri di jajaran elite dunia. Tidak ada pasangan lain dari Jepang dengan rangking BWF lebih baik dari Yuta dan tandemnya.

Di ganda putra, Yuta yang berpartner dengan seniornya, Hiroyuki Endo bertengger di posisi lima dunia. Di posisi yang sama Yuta dan Arisha Highasino menempatkan diri di sektor ganda campuran.

Posisi tersebut tidak mereka raih secara pro deo alias cuma-cuma. Semua diperoleh melalui prestasi. Berada di papan atas setelah membuktikan diri di berbagai turnamen dan meladeni para jagoan lain.

Sayangnya, belum sempat Yuta merasakan manisnya duduk di puncak, ia harus berpisah dari Endo.

Perpisahan Yuta dan Endo akan menjadi akhir dari kebersamaan mereka selama lima tahun. Sepanjang itu mereka sudah membuktikan diri sebagai salah satu pasangan tangguh, yang tidak hanya dikenal karena pertahanan yang solid, tetapi juga kombinasi senior-junior yang apik.

Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe kala juarai All England Open 2020, kalahkan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo: AFP/OLI SCARFF via Kompas.com
Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe kala juarai All England Open 2020, kalahkan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo: AFP/OLI SCARFF via Kompas.com

Ingin Fokus

Endo sebenarnya sudah mengirim isyarat pensiun sejak Olimpiade Tokyo. Pelatih ganda putra PBSI, Herry IP, membagi cerita usai pertemuan Endo dan mantan pelatihnya, Rionny Mainaky di sela-sela pesta olahraga empat tahunan itu.

"Saya lihat Endo menghampiri Rionny dan ngobrol agak lama. Pas sudah selesai, saya lalu tanya ke Rionny, 'ada apa?'. Kemudian Rionny menjawab kalau Endo mau mundur dari timnas Jepang," ungkap Herry IP sebagaimana dilansir dari BolaSport.com.

Sosok pelatih yang dijuliki Naga Api itu mengatakan Endo ingin agar partnernya itu fokus di ganda putra. Sementara itu Yuta yang masih berusia 24 tahun, bila bisa menduga, sepertinya bergeming.

"Endo maunya Yuta fokus main ganda putra saja sama dia, sementara Yuta, karena kemarin dapat medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 di ganda campuran, masih mau main rangkap. Akhirnya, Endo milih mundur."

Seperti kita tahu, Yuta menjadi salah satu pemain dengan kemampuan luar biasa. Ia bisa bermain di dua nomor berbeda dengan sama bagusnya. Medali  perunggu ganda campuran Olimpiade Tokyo adalah bukti terkini bahwa Yuta masih bisa tetap bersaing di sektor tersebut dan memberikan prestasi.

Memang ada banyak hal yang mengganjal di balik alasan pensiun Endo. Apakah hanya semata-mata karena keinginannya tidak diluluskan Yuta?

Bila demikian, mengapa Endo meminta Yuta untuk fokus bermain bersamanya sementara pemain muda itu sudah menunjukkan hasil maksimal di dua nomor?

Dengan kata lain, bila ia bisa bermain rangkap dengan sama baiknya, mengapa harus dibatasi? Bukannya, dalam hal-hal tertentu adalah sebuah keuntungan baik bagi Jepang maupun pemain bersangkutan?

Jepang belum mempunya pemain dengan kemampuan dan prestasi bermain rangkap sebagus Yuta saat ini. Yuta pun sudah menunjukkan bahwa ia bisa menjadi pemain Jepang dengan rangking dunia terbaik di dua nomor berbeda saat ini. Apakah dengan fokus di satu nomor, prestasinya akan otomatis melejit lebih tinggi?

Arisa Higashino dan Yuta Watanabe adalah salah satu pasangan ganda campuran yang disegani: ALEXANDER NEMENOV via Kompas.com
Arisa Higashino dan Yuta Watanabe adalah salah satu pasangan ganda campuran yang disegani: ALEXANDER NEMENOV via Kompas.com

Nasib Yuta

Memang, banyak pertanyaan masih menggantung. Tanpa harus menunggu jawaban pasti, satu hal kini sudah jelas. Yuta tak akan lagi berada satu lapangan dengan seniornya itu sebagai partner di laga-laga profesional.

Setelah ini kita akan menanti babak baru sepak terjang Yuta. Walau gagal meyakinkan juniornya untuk hanya bersamanya di ganda putra, Endo sepertinya membuka jalan bagi Yuta untuk fokus di nomor ganda campuran.  Jangan-jangan, tim pelatih sudah atau sedang menyiapkan partner baru bagi Yuta?

Sebelum lembaran baru Yuta digerai, kita bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada pemain yang berulangtahun saban 13 Juni itu.

Pertama, peran penting Endo, dalam beberapa tahun terakhir sukses mendongkrak Yuta Watanabe hingga mampu bersaing di level atas dunia.

Hasil gemilang di panggung All England dalam dua edisi terakhir, 2020 dan 2021 adalah pencapaian besar mutakhir. Keduanya mencatat sejarah sebagai ganda putra pertama yang memberi Jepang gelar All England, sekaligus mempertahankannya.

Endo dan Yuta sebenarnya memiliki target tinggi di Olimpiade Tokyo 2020. Bermain di kandang sendiri, keduanya tidak ingin mengecewakan pendukungnya. Sayangnya, langkah mereka terhenti di babak perempat final.

Keduanya harus mengakui keunggulan Lee Yang/Wang Chi Lin. Kekalahan cukup mudah, straight set, 16-21, 19-21, sekaligus membuka jalan bagi pasangan Taiwan itu menuju tangga juara.

Endo lebih kecewa lagi. Ia kembali gagal di edisi Olimpiade kedua. Sebelumnya di Olimpiade Rio de Janeiro 2016, bersama Kenichi Hayakawa mereka gagal berbicara banyak.

Namun demikian, salah satu kemenangan penting mereka torehkan kala itu. Untuk pertama kali dalam sembilan pertemuan, mereka berhasil mengalahkan Mohammad Ahasan/Hendra Setiawan. Itu terjadi di penyisihan grup.

Kedua, setelah berpisah dari Endo, Yuta sudah mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman. Yuta tentu belajar banyak dari seniornya itu.

Pengalaman mereka adalah modal penting baginya di masa depan. Berbeda dengan sektor tunggal, bermain di nomor ganda mengandaikan kerja sama dan komunikasi padu di antara dua pemain.

Yuta dengan jam terbang dan prestasi yang semakin meningkat bisa mendongkrak pasangan muda yang akan berpatner dengannya. Ia akan berperan seperti Endo terhadapnya.

Jelas, ini sebuah tanggung jawab. Di usia yang masih muda, ia sudah harus berperan menjaga prestasi ganda putra dan ganda campuran Jepang.

Ketiga, berpisah dari Endo, tidak akan mempengaruhi penampilannya dengan Arisha. Keduanya sudah berpasangan sejak level junior. Medali perunggu di level itu hingga mencapai gelar All England 2018 sudah mengisi lemari prestasi mereka.

Hanya saja Yuta masih harus berdamai dengan kenyataan. Di satu sisi, ia bisa lebih fokus di nomor ganda campuran. Di sisi berbeda, ia juga menanti siapa partner yang akan mengisi lembaran baru ganda putra.

Selain Endo/Yuta dan Keigo/Sonoda, Jepang memiliki Takuro Hoki/Yugo Kobayashi. Hanya saja pasangan ini belum bisa bersaing di papan atas. Keduanya masih merangsek dari posisi 16 dunia.

Keempat, Yuta akan mengemban peran penting di dua turnamen beregu yang digelar dalam waktu dekat. Piala Sudirman 2021 dan Piala Thomas dan Piala Uber 2020.

Kehilangan Endo, berikut Keigo/Sonoda membuat Jepang harus berkejaran dengan waktu mempersiapkan pengganti. Tak lebih dari dua bulan waktu yang tersisa.

Tim Jepang di Piala Sudirman 2021 dihuni para pemain muda: https://twitter.com/BadmintonTalk
Tim Jepang di Piala Sudirman 2021 dihuni para pemain muda: https://twitter.com/BadmintonTalk

Jepang tergabung di Grup D Piala Sudirman bersama Malaysia, Inggris, dan Mesir. Turnamen beregu campuran ini akan berlangsung di Vantaa, Finlandia, 26 September-3 Oktober 2021.

Tanpa ketiga pemain itu, tidak mudah bagi Jepang untuk mengimbangi para pemain ganda Malaysia, juga Inggris. Sebagai gantinya, Jepang akan bergantung sepenuhnya pada sektor tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran.

Tantangan lebih berat menanti Jepang di Piala Thomas yang digelar sepekan setelah itu di Aarhus, Denmark. Lagi-lagi Jepang akan melewati hadangan Malaysia, Inggris, serta pendatang baru, Kanada di Grup D. 

Menarik menanti skenario yang akan dimainkan Jepang. Dengan siapa Yuta akan berpasangan di ganda putra? Atau Yuta hanya akan menjadi penonton?

Selamat berjuang Yuta!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun