Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Memaknai "Datang dan Lihatlah", Pesan Paus Fransiskus di Hari Komunikasi Sedunia 2021

16 Mei 2021   15:45 Diperbarui: 16 Mei 2021   20:03 2593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paus Fransiskus dan pesan hari Komunikasi ke-55 tahun 2021: catholicadkk.org

Ia merindukan sebuah pendekatan investigasi dan liputan yang lebih mampu menangkap kebenaran tentang sesuatu dengan tanpa terpenjara dalam ruang redaksi, di depan komputer pribadi atau di jejaring sosial. Turun ke jalan untuk bertemu orang secara langsung, mendapatkan kisah secara otentik, dan memverifikasi keadaan secara langsung.

Lalu bagaimana kita memaknai perkembangan teknologi komunikasi dewasa ini? Apakah seorang wartawan harus dan selalu turun ke lapangan? Tentang ini paus berusia 84 tahun itu berpandangan teknologi hanyalah alat dan sarana untuk membantu kerja jurnalis.

Setiap instrumen itu hanya akan berguna dan berarti bila membantu melihat lebih jelas dan mengetahui lebih dalam setiap kenyataan di lapangan.

Selengkapnya ia menulis demikian, "Any instrument proves useful and valuable only to the extent that it motivates us to go out and see things that otherwise we would not know about, to post on the internet news that would not be available elsewhere, to allow for encounters that otherwise would never happen."

Kedua, seringkali yang dibaca banyak orang tidak selalu mewakili situasi riil di lapangan. Paus sangat mengapresiasi kerja jurnalistik yang dilakukan para profesional. Berkat jasa mereka dunia tahu tentang sesuatu yang tersembunyi atau sengaja disembunyikan.

Berkat keberanian menentang bahaya dan mempertaruhkan nyawa, banyak orang tahu misalnya tentang kesulitan yang dialami oleh kelompok tertentu, penindasan dan ketidakadilan yang menimpa orang miskin, hingga konflik dan perang yang (di)luput(kan) dari pandangan mata dunia.

Kita bisa bayangkan bila fenomen-fenomena seperti itu tidak terungkap ke publik. Seperti kata paus, akan mendatangkan banyak kerugian, tidak hanya untuk kerja jurnalistik, tetapi juga kepentingan kemanusiaan dan demokrasi.  

Contoh lain yang penting diangkat oleh Paus adalah terkait pandemi. Di masa krisis seperti ini peran jurnalis sangat besar. Media membantu mengungkap banyak hal yang awam, asing, atau sesungguhnya mencurigakan dalam pandangan masyarakat kebanyakan. Mulai dari soal vaksin, perawatan medis, hingga bantuan.

Apa jadinya masyarakat bila tidak mendapat informasi yang jelas dan utuh tentang virus Covid-19, bagaimana memutus mata rantai penyebarannya, lalu bagaimana harus mendapatkan pertolongan dari negara? Bagaimana bisa mengawal kerja birokrasi secara transparan dan profesional bila tidak ada media dan jurnalis yang bersiaga memantau?

Kritis dan tanggung jawab
Ketiga, perkembangan internet dan teknologi yang menyertainya membuat dunia semakin terbuka. Hampir semua batas sudah bisa diterobos. Dunia kian telanjang karena nyaris tak ada yang tak tersingkap di dunia maya. Setiap orang tidak lagi sebagai konsumen, tetapi juga serentak produsen konten.

Internet dan sosial media misalnya bisa menghadirkan banyak hal secara cepat dan positif. Setiap orang bisa dengan mudah mengabarkan informasi dan pengalaman yang tertangkap kamera handphone pribadi. Bisa jadi kenyataan-kenyataan itu luput dari bidikan lensa dan mata jurnalis profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun