Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Siklon Tropis Seroja, Bunga yang Telah Menebar Aroma Kehancuran di NTT

5 April 2021   19:22 Diperbarui: 6 April 2021   11:37 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peristiwa bencana banjir bandang yang melanda wilayah Waiwerang dan sekitarnya di Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, NTT, pada Minggu (4/4/2021). (FOTO ANTARA/HO-Alfons Rianghepat)

Peringatan yang sudah diberikan BMKG tentu patut ditanggapi serius, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi juga masyarakat. Yang sudah dan sedang terjadi di NTT dan sebagian wilayah NTB adalah pelajaran berharga, walau kejadian serupa kerap terjadi di tanah air ini.

Ttidak hanya pentingnya upaya mitigasi, tetapi juga kecakapan ilmiah membaca tanda-tanda alam, menyampaikannya secara cepat dan tepat kepada masyarakat, dan mendorong masyarakat agar bertindak responsif dan kooperatif.

Kita berharap upaya penanggulangan bencana di sejumlah titik bisa berlangsung lancar. Masyarakat yang terdampak bisa mendapat perhatian memadai. Walau cuaca buruk masih menerjang dan akses vital telah terputus, semangat perjuangan, solidaritas, dan kerja sama bisa menekan kerugian dan korban jiwa.

Selanjutnya, mendorong upaya pemulihan pasca-bencana. Walau akan tertatih, "move on" dari pengalaman buruk ini jelas tak akan mudah. Butuh waktu, upaya, dan investasi yang tidak sedikit.

Untuk sebuah siklon tropis yang telah meluluhtantakkan manusia dan lingkungan, nama Seroja itu akan terpatri dalam memori kolektif masyarakat NTT. Seroja (Nelumbo nucifera Gaertn), sejenis tumbuhan air yang biasa disebut lotus atau kerap disamakan dengan teratai (walau tak serumpun), sudah menebarkan aroma kecemasan, ketakutan, kehancuran, dan kematian di timur Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun