Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan featured

Refleksi Hari Gizi Nasional, Jangan Sepelekan Berat Badan Anak

30 Januari 2019   07:50 Diperbarui: 25 Januari 2021   18:01 1612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan website cekberatanak.co.id/dokpri

Tajuk bincang-bincang kali ini adalah "Dukung Orang Tua Capai Berat Badan Ideal Anak." Topik ini sejalan dengan tema nasional yakni "Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif". Slogan yang digaungkan adalah "Gizi Seimbang, Prestasi Gemilang".

Hadir pada kesempatan itu sejumlah pembicara yakni Dr. dr. Conny Tanjung, Sp.A(K), dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik; Ajeng Raviando, psikolog anak dan keluarga, serta artis, Kadhita Ayu bersama suami dan sang buah hati.

Menurut Conny Tanjung, praktik pemberian makan yang salah dan ketidaktahuan orang tua kerap menjadi sebab status gizi kurang pada anak. Minimnya pengetahuan membuat orang tua gagal memberikan asupan gizi yang pas untuk mendukung pertumbuhan anak.

Salah satu indikator tumbuh kembang yang ideal adalah berat badan. Berat badan kurang pada balita bisa menyebabkan berbagai dampak baik jangka pendek, maupun jangka panjang. Penurunan sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan yang tidak optimal, gangguan perkembangan otak dan fisik, hingga rentan terserang berbagai penyakit degeneratif.

Terkadang orang tua menganggap enteng dan salah menilai berat badan anak. "Terkadang anak kurus dibilang kurang gizi, atau badan anak ideal tetapi dibilang kurus," ungkap Conny.

Selain kesalahan persepsi seperti di atas, kesadaran untuk memantau berat badan dan tinggi badan anak secara rutin cukup rendah. Data Riskesdas menunjukkan, selama tahun 2018, baru sekitar 54,6 persen anak balita yang dibawa ke fasilitas kesehatan untuk ditimbang dan diukur tinggi sesuai standar.

Dr. dr. Conny Tanjung, Sp.A(K)
Dr. dr. Conny Tanjung, Sp.A(K)
Menurut dr. Conny, memantau pertumbuhan anak secara rutin bertujuan untuk memantau status gizi dan mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan. "Bila berat badan anak sudah terdekteksi di bawah kurva pertumbuhan, maka orang tua perlu segera mencari bantuan penanganan yang tepat dari tenaga kesehatan untuk memperbaiki status gizi anak," tandasnya.

Selain hal di atas, ada beberapa poin penting dan praktis yang disampaikan para narasumber. Pertama, selalu memastikan asupan gizi tercukupi, terutama dalam 1000 hari pertama kehidupan. Terhitung sejak terbentuknya janin di dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Pada periode ini asupan nutrisi harus benar-benar diperhatikan. Itulah periode yang menentukan fondasi kesehatan jangka panjang anak tersebut.

Jangan sampai anak diberi makan tidak dengan gizi seimbang. Orang tua memberi asupan makanan dengan kandungan nutrisi yang sama. Misalnya, anak disodorkan berbagai jenis sayuran tanpa ada unsur protein.

Kedua, mengajari anak untuk disiplin saat makan. Jangan memaksa anak bila lebih dari 30 menit. "Bila tidak habis makanan jangan dipaksakan. Tunggu jam makan berikutnya baru diberi makan," ungkap dr. Conny sambil menambahkan untuk tidak tergesa-gesa memberi camilan, hal yang sangat dinanti si buah hati.

Menu gizi seimbang/http://www.gizi.kemkes.go.id/
Menu gizi seimbang/http://www.gizi.kemkes.go.id/
Bila anak tidak menghabiskan makan tidak perlu khawatir akan mengalami masalah seperti perut kembung. Justru dengan mengajari kedisplinan seperti itu anak akan lekas mencari dan kembali menginginkan asupan makanan saat mereka merasa lapar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun