Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Saatnya "Move On" dari Kejuaraan Dunia, Indonesia!

5 Agustus 2018   19:06 Diperbarui: 5 Agustus 2018   19:40 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Greysia Polii dan Apriyani Rahayu di podium Kejuaraan Dunia 2018. Ganda putri ini menyabet medali perunggu, sekaligus satu-satunya medali yang bisa dibawa pulang Indonesia kali ini/foto dari @INABadminton

Selanjutnya, Gil Young Ah/Jang Hye Ock asal Korea Selatan serta Matsumoto dan Nagahara tahun ini. Berpindahnya gelar juara dunia yang dalam 14 edisi secara beruntun sejak 1997 hingga 2017 dipegang China, apakah pertanda tampuk dominasi telah berpindah tangan? Apakah dominasi tersebut akan berlanjut di Asian Games?

Mayu Matumoto dan Wakana Nagahara menjadi juara ganda putri/gambar dari www.bwfworldchampionship.com
Mayu Matumoto dan Wakana Nagahara menjadi juara ganda putri/gambar dari www.bwfworldchampionship.com
Kedua, patut diakui selain Owi dan Butet belum ada pasangan ganda campuran Indonesia yang bisa bersaing dengan China. Absennya Owi dan Butet membuat Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Wang Yilyu/Huang Dongping menempati dua unggulan teratas.  Hasilnya, Zheng Siwei/Huang Yaqiong menegaskan statusnya sebagai unggulan pertama dengan kemenangan 21-17, 21-19.

Antiklimaks Wang dan Huang mengingatkan kita pada Xu Chen dan Ma Jin. Kedua pasangan itu tak ubahnya "tukang sapu" untuk memuluskan langkah pasangan China lainnya. Keduanya membuka jalan dengan menjungkalkan pasangan lain sebelum akhirnya kalah. Bila kini Wang/Huang menjadi "tukang bersih-bersih" Zheng/Huang Yaqiong, sebelumnya Xu dan Ma melakukan fungsi yang sama untuk Zhang Nan dan Zhao Yunlei.

China masih memiliki Zhang Nan/Li Yinhui yang langkahnya terhenti di semi final oleh unggulan teratas. Seperti Jepang di ganda putri, demikian juga China di ganda campuran. Namun dari semua pasangan China yang ada, prestasi Butet belum tertandingi. Semoga segala kematangan dan pencapaian itu kembali berujung manis di Asian Games.

Ketiga, Kento Momota baru saja menjadi pemain tunggal putra pertama Jepang yang menjadi juara dunia. Sepak terjang pemain tunggal Jepang ini setelah lepas dari masalah percudian sungguh mengagumkan.

Kento Momota/gambar dari http://bwfworldchampionships.com
Kento Momota/gambar dari http://bwfworldchampionships.com
Selain Momota, Shi Yuqi pun semakin bersinar. Pemain China itu memang cukup keteteran meladeni Momota kali ini. Kekalahan straight set 21-11 dan 21-13 menjadi bukti. Namun pemain 22 tahun itu telah berada bersama Viktor Axelsen di barisan pengganti Lin Dan, Lee Chong Wei, dan Chen Long.

Di mana posisi para pemain Indonesia? Dari segi usia, seharusnya Jonatan Christie dan Anthony Ginting berada di barisan para pemain di atas. Namun seakan berbeda jalur, perkembangan para pemain Indonesia justru bergerak ke arah berlawanan. Masih sulit mendapatkan pemain muda yang mampu menyaingi prestasi Taufik Hidayat, berkilau sejak usia muda.

Momota hanya tinggal menunggu waktu ke puncak rangking dunia. Medali emas Asian Games sepertinya bukan hal sulit! Tidak cukup modal tuan rumah untuk membawa para pemain Indonesia berjaya di Istora. Butuh persiapan fisik, mental dan skill, meski untuk itu waktu yang tersedia rasanya tidaklah cukup.

Keempat, satu-satunya nomor yang lepas dari Asia Timur di Kejuaraan Dunia kali ini adalah tunggal putri. Pertemuan Carolina Marin dan Sindhu PV menjadi partai ulangan final Olimpiade Rio 2016. Kemenangan kembali berpihak pada Marin. Kemenangan pemain Spanyol, 21-19 dan 21-10 itu sekaligus menahbiskannya sebagai pemain tunggal putri pertama yang mampu tiga kali menjadi juara dunia, setelah sebelumya pada 2014 dan 2015.

Tanpa Marin, siapa berpeluang di Asian Games 2018? Yang pasti bukan para pemain Indonesia. Sindhu, He Bingjiao, Nozomi Okuhara, dan Ratchanok Intanon berada dalam daftar utama.

Hasil final Kejuaraan Dunia 2018/dari www.tournamentsoftware.com
Hasil final Kejuaraan Dunia 2018/dari www.tournamentsoftware.com
Kelima, Jepang dan China akhirnya saling berbagi dua gelar juara dunia setelah Li Junhui/Liu Yuchen menumbangkan "pembunuh" Minions. Pasangan tuan rumah ini hanya butuh dua game untuk menekuk Kamura dan Sonoda. Nasib akan berbeda bila Li dan Liu berganti jalur dengan Komura dan Sonoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun