Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Selamat Korea Selatan, Bekerja Ekstra Keras Indonesia!

28 Mei 2017   22:00 Diperbarui: 28 Mei 2017   22:46 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Korea Selatan, juara Piala Sudirman 2017/AFP Photo

Semangat pantang menyerah dipadu pertahanan yang rapat menjadi modal Choi/Chae menahan gempuran Lu/Huang. Di samping itu rotasi dan pembagian tugas keduanya berjalan sempurna. Chae begitu menguasai wilayah belakang dan siap melancarkan smes-smes keras nan akurat. Sementara Choi dengan tenang mengambil peran mematikan di depan net.

Laga berdurasi 51 menit dimenangkan Choi/Chae, 17-21 dan 13-21 sekaligus memastikan Korea Selatan merebut gelar keempat setelah di tahun 1991, 1993 dan 2003.

Euforia para pemain Korea Selatan usai mengalahkan China di final Piala Sudirman 2017/Chris Hyde/Getty Images
Euforia para pemain Korea Selatan usai mengalahkan China di final Piala Sudirman 2017/Chris Hyde/Getty Images
Kemenangan Korea Selatan menjadi pemutus rantai dominasi China yang telah merebut total 10 gelar dari total 12 kesempatan tampil di final. Menariknya, ini menjadi kali kedua Korea melakukan hal serupa setelah sebelumnya mengalahkan China pada 2003 silam.

Pada partai final 2003 yang berlangsung di Eindhoven, Belanda, Korea menumbangkan China dengan skor 3-1. Kemenangan kembali berulang setelah lebih dari satu dekade China merajai bahkan dengan skor sempurna 3-0 di partai final.

Bagi Korea gelar ini menahbiskan mereka sebagai pemilik gelar terbanyak kedua. Tidak hanya dalam gelar juga dalam kesempatan tampil di final. Korea sudah delapan kali tampil di final (1989, 1991, 1993, 1997, 2003, 2009,  2013 dan 2017) dengan empat dari antaranya berbuah gelar.

Gelar pertama Korea direbut di Copenhagen, Denmark tahun 1991. Di final Korea yang masih diperkuat Park Joo-bong menggasak Indonesia 3-2 sekaligus balas dendam atas kekalahan di final di edisi pertama yang berlangsung di Jakarta.


Final antarkedua negara berulang lagi di Birmingham, Inggris. Korea kembali menjadi kampiun berkat kemenangan tipis 3-2. Setelah kemenangan atas China di Belanda dua tahun berselang, Korea kembali mengulanginya tahun ini saat Piala Sudirman pertama kali digelar di luar benua Asia dan Eropa.

Indonesia?

Situasi yang terjadi pada Korea Selatan berbanding terbalik dengan Indonesia. Para pemain muda Korea mampu berprestasi, sementara Indonesia harus pulang dengan kepala tertunduk. Nasib Indonesia kali ini tidak lebih baik dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang mampu lolos dari fase grup. Bahkan Indonesia satu nasib dengan negara-negara medioker sekelas Rusia, Jerman dan Hong Kong yang berstatus juru kunci di babak penyisihan.

Setelah para pemain senior memutuskan mundur seusai Olimpiade Rio, praktis Korea hanya bergantung pada segelintir pemain berpengalaman. Selebihnya harapan digantungkan pada para pemain muda. Namun para pemain muda Korea mampu menunjukkan peningkatan prestasi yang signifikan, sama seperti yang terjadi pada para pemain China selepas “krisis” yang terjadi di Brasil tahun lalu.

Kondisi ini tidak kita temukan pada para pemain Indonesia. Ketergantungan kepada para pemain berpengalaman masih saja berlangsung, atau setidaknya pada pemain atau pasangan yang telah berprestasi. Rapuhnya rantai regenerasi membuat Indonesia sukar mendapat pemain pengganti dalam waktu cepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun