Mohon tunggu...
charles dm
charles dm Mohon Tunggu... Freelancer - charlesemanueldm@gmail.com

Verba volant, scripta manent!

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Rexy Mainaky Digusur dari PBSI karena Konspirasi?

14 Januari 2017   23:33 Diperbarui: 15 Januari 2017   15:38 9762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koo Kien Keat/Tan Boon Heong
Koo Kien Keat/Tan Boon Heong
BE merayu Rexy untuk kembali lagi ke Inggris pada 2011. Namun tawaran itu ditampik. Ia memilih Filipina, negara yang tidak memiliki tradisi dan sejarah bulu tangkis dunia. “Justru karena bulu tangkis tidak populer di Filipina, saya pilih ke sana. Saya suka tantangan,”tegasnya.

Baru setahun di Filipina, Rexy dipanggil pulang oleh Gita untuk membantunya sebagai Kepala Binpres. Kepulangan Rexy menunjukkan bahwa keberpihakannya kepada bulu tangkis Indonesia berada di atas negara-negara lain. Bisa jadi tawaran dari negara-negara asing lebih menggiurkan. Tetapi Indonesia tetap utama di hatinya.

“Bukan kali ini saja saya dianggap seperti itu. Kalau saya menerima tawaran melatih di negeri orang, hal itu karena saya tidak diperlukan lagi di negeri sendiri....selain itu meski saya melatih di negara manapun, setiap kali ditanya berasal dari mana saya selalu bangga menjawab dari Indonesia. Jadi, jangan pernah meragukan nasionalisme saya,”jawabnya ketika dipancing tanya tidak nasionalisme karena menerima pinangan Thailand usai tak “dipakai” lagi di Indonesia.

Ya, dalam rentang dua hari setelah tak masuk kabinet Wiranto, telepon genggam Rexy selalu berdering. Selain tanya dan uneg-uneg lainnya, muncul tawaran dari Inggris, Kanada dan Thailand. Mempertimbangan jarak yang lebih dekat ke tanah air, juga kesesuaian konsep kedua pihak, Rexy ahirnya menerima tawaran untuk bekerja sama dengan Thailand. Terhitung mulai 5 Januari 2017 hingga tiga tahun ke depan menjadi Pelatih Kepala di Pelatnas Thailand.

Bersama bulu tangkis Negeri Gajah Putih yang tengah berkembang, Rexy mendapat “PR” untuk berjaya di Olimpiade empat tahun mendatang dan merebut Piala Uber 2018. Melihat potensi Ratchanok Intanon dan kolega saat ini, tentu target tersebut tidak berlebihan dan bersama Rexy bukan mustahil terwujud.

Rekam jejak Rexy sudah tergerai jelas. Terlepas dari kekurangannya, hilangnya sosok yang sangat tegas dalam prinsip ini tentu menjadi kerugian tersendiri bagi bulu tangkis Indonesia yang tengah berkembang.

Rexy adalah gambaran kecil bagaimana Indonesia mengelola dan mengoptimalkan sumber daya pelatih yang tidak hanya banyak dalam jumlah, juga tinggi dalam kualitas. Tak terhitung berapa banyak pelatih Indonesia kini bekerja di negara lain. Terkini, sosok yang membesarkan Taufik Hidayat, Mulyo Handoyo, mengikuti jejak Atiek Djauhari yang memoles Saina Nehwal di Asosiasi Bulutangkis India.

Memang stok pelatih berlimpah membuat PBSI kelimpungan mengelolanya, sehingga tak sedikit yang merasa tidak dibutuhkan di tanah air memilih hengkang ke mancanegara. Sistem yang jelas, tegas, transparan dan terukur sekiranya patut diterapkan dalam manajemen kepelatihan di Indonesia agar tidak ada yang “dibuang” percuma dan merasa tersakiti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun