Mohon tunggu...
Chandra RayDaffandi
Chandra RayDaffandi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

masih mahasiswa, saya disuruh dosen nulis artikel di sini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa BBM Tahun Ini Harus Naik?

18 September 2022   19:14 Diperbarui: 18 September 2022   19:29 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi memang belum sepenuhnya usai, ekonomi juga belum sepenuhnya pulih. 

Tapi mengapa negara kita malah menaikkan harga harga kebutuhan pokok, seperti minyak goreng, telur, dll. 

Nah kali ini kita dihadapkan dengan permasalahan baru, yaitu naiknya harga BBM yang dari waktu ke waktu makin melambung tinggi. 

Sebenarnya saya sedikit setuju tentang kenaikan BBM ini, mengapa demikian? Menurut saya kenaikan BBM ini masih masuk akal, karena setelah adanya pandemi tidak heran kalu saat pandemi pemerintah tidak berani menaikkan harga BBM walau terpaksa. 

Menurut saya keputusan pemerintah saat ini masih masih dalam hal yang wajar, karena ekonomi kita sudah berangsur-angsur pulih, meskipun banyak orang yang kesusahan saat pandemi ini telah usai.


Pada tanggal 3 September kemarin pemerintah menaikkan harga BBM subsidi dan non subsidi, seperti pertalite, pertamax, dan solar. Harga Pertalite yang awalnya Rp. 7.650 per liter naik menjadi Rp. 10.000 per liter, harga Solar yang awalnya Rp. 5.150 per liter naik menjadi Rp. 6.800 per liter, harga Pertamax yang awalnya Rp. 12.500 naik menjadi Rp. 14.500 per liternya. 

Tentunya pemerintah menaikkan harga BBM ini bukan tanpa suatu alasan yang jelas, pemerintah juga harus memperhitungkan apa saja yang terjadi ketika harga BBM tidak segera dinaikkan dan apa saja dampak-dampak jika BBM dinaikkan. Berikut ini beberapa sebab-sebab dinaikkannya harga BBM:

1.Subsidi membengkak

Anggaran subsidi akan membengkak Rp. 198 triliun, jika pemerintah tidak segera menaikkan harga BBM subsidi seperti Solar dan Pertalite, saat ini anggaran subsidi dan kompensasi energi untuk 2022 sudah dipatok Rp. 502,4 triliun. Angka itu sudah membengkak Rp. 349,9 triliun dari anggaran semula sebesar Rp. 152,1 triliun guna menahan kenaikan energi di masyarakat.

2.Subsidi yang tidak tepat sasaran

Masih banyak subsidi BBM yang tidak tepat sasaran, banyak pengguna mobil mewah yang masih menggunakan pertalite, padahal seharusnya pertalite itu diperuntukkan untuk kaum kalangan bawah yang tidak terlalu mampu untuk membeli BBM non subsidi seperti pertamax dan ada juga sebagian industri besar yang menikmati Solar subsidi seperti pertambangan dan perkebunan besar.

3.Hitung-hitungan pemerintah

Direktur utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan bahwa harga Pertalite saat ini jauh berada di bawah harga kekonomian. Seharusnya harga yang dipatok untuk Pertalite sekarang adalah Rp. 17.200 per liter (harga keekonomian pada Juli 2022), tetapi pemerintah masih mensubsidikan pertalite dengan harga Rp. 7.650 per liter. 

Dengan begitu penjualan Pertalite saja ada selisih sebesar Rp. 9.550 per liter. Sedangkan harga Solar seharusnya dipatok pada harga Rp. 13.950 per liter, namun sekali lagi pemerintah masih mensubsidikan solar diharga Rp. 5.150 per liter. Dengan begitu selisih harga solar sebesar Rp. 8.800 per liter.

Tentunya kenaikan harga BBM ini menuai pro kontra di kalangan masyarakat. Ada masyarakat yang sangat terbebani dengan kenaikan harga BBM ini, ada juga masyarakat yang tak peduli dengan kenaikan harga BBM ini.

 Banyak dari masyarakat yang masih tercekik dengan keadaan setelah pandemi ini usai, mereka mengalami kesulitan ekonomi yang mungkin cukup parah. Masyarakat memang sudah sering bersuara tentang kenaikan BBM ini, tetapi pemerintah juga memiliki perhitungan sendiri jika BBM terus disubsidikan dengan harga yang murah. 

Aksi mahasiswa demo turun ke jalan untuk menyuarakan persoalan kenaikan BBM ini juga tidak akan mengubah keputusan pemerintah terkait kenaikan harga BBM, mungkin pemerintah akan menurunkan harga BBM ketika ekonomi kita sudah mulai stabil lagi. 

Tetapi, saya juga berharap harga BBM ini segera turun lagi, karena dengan adanya kenaikan BBM ini terdapat beberapa dampak-dampak yang saya ketahui seperti:

1.Tingkat inflasi yang bisa tembus 6%

Dengan adanya kenaikan harga BBM ini dapat mengakibatkan terjadinya inflasi. Inflasi akhir tahun ini diperkirakan dapat melejit. Bahkan, inflasi ini tidak akan berhenti sampai setidaknya paruh pertama tahun 2023.

2.Suku bunga acuan semakin tinggi

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan, peningkatan harga BBM dapat berpotensi menyudut inflasi yang kemudian bisa direspon dengan Bank Indonesia untuk mengerek acuan suku bunga lebih agresif dari perkiraan sebelumnya.

3.Kenaikan harga pangan dan kebutuhan masyarakat

Hal ini disebabkan karena dengan kenaikan harga BBM dapat memicu keterlambatan pengiriman barang-barang pangan ataupun kebutuhan masyarakat lainnya. 

Mengapa demikian? Karena dengan naiknya harga solar, para supir akan mengantri panjang di SPBU dan pembelian Solar dibatasi sebanyak 200 liter per pembelian di SPBU. 

Hal ini lah yang dapat memperlambat proses pendistribusian, dikarenakan antrian SPBU yang panjang dan pembatasan pembelian Solar dapat mengakibatkan para sopir lebih berhemat ketika melakukan perjalanan. 

Para sopir biasanya akan menyetel kendaraan mereka agar lebih irit atau para sopir akan memperlambat laju kendaraannya sehingga dapat meminimalisir penggunaan Solar berlebih.

4.Tarif angkutan darat bisa naik 15%

Sebagai imbas kenaikan BBM, maka tidak mungkin jika tarif kendaaran umum tidak ikut naik juga. Kenaikan tarif harga angkutan umum bervariasi antara 5%-15% bergantung dari jenis angkutannya. Sebagian jenis angkutan yang tidak diatur pemerintah dapat langsung menaikkan harga tarif secara langsungg. 

Tetapi , jenis angkutan umum yang masih di bawah naungan pemerintah tidak dapat langsung menaikkan harga, mereka harus berkoordinasi terlebih dahulu.

Tapi mengapa kenaikan harga BBM ini sudah tidak dibahas di media nasional lagi? Seolah olah permasalahan ini sudah menghilang, apakah kenaikan BBM ini sudah bisa diterima oleh masyarakat ataukah kenaikan BBM sudah ditutupi oleh kasus-kasus lain seperti kasu Sambo dan hacker Bjorka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun