Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Blog pribadi : www.sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Setiap Seduhan Kopi Adalah Pengingat Bahwa Hidup Bisa Sederhana, Tapi Tetap Bermakna

5 Oktober 2025   19:38 Diperbarui: 5 Oktober 2025   19:38 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngopi di tepi Situ Gintung (dokpri)

Menyiasati hal ini, beberapa kawan biasanya pesen supaya tidak diaduk. Ya itu bagian dari pilihan dan sah-sah saja. Intinya, tiap orang butuh ngopi, apa pun merknya yang tentu memiliki rasa khas tersendiri. Untuk harga, jelas kopi sachet sangat terjangkau, meski bagi penikmat kopi ini bukan satu persoalan yang jadi kendala. Meski, ada beberapa orang yang gak masuk untuk minum kopi sachetan karena terbiasa nyeruput kopi yang berkelas. Itu pun juga sah-sah saja jadi pilihan tiap orang. Dia yang minum, dia pula yang merogoh kantongnya. Sedangkan untuk kenangan, ah ini jangan ditanya he he terlalu banyak kenangan yang sesungguhnya tak sepahit rasa kopi itu sendiri.

Bagiku, kopi bukan sekadar minuman, ia adalah ritual kecil yang mengingatkan kita bahwa semangat itu dimulai dari tiap seruputannya. Semangat itu datang dalam bentuk uap hangat dan rasa pahit yang jujur. Dalam diamnya kopi, ada percakapan batin yang membangkitkan arah dan tujuan.

Mari seruput kopi tubruk hitam, lalu nyalakan 234. Biarlah keduanya menyatu, tumbuhkan semangat.

Pro - Kontra Atas Kopi Sachetan

Tak ada rasa pahit yang sama dari tiap kopi. Begitu pula dengan pandangan orang terhadap kopi sachetan, ada pro dan kontra. Emang boleh orang berpandangan lain terhadap penikmat kopi sachetan?

Jangankan cuma berpandangan lain, memandang rendah pun ada dan itu boleh-boleh saja. Seperti halnya ada orang yang anti kopi, maksudnya tidak minum kopi, atas berbagai alasan, itu pun juga boleh-boleh saja.

Lalu, kenapa orang sampai memandang rendah penikmat kopi sachetan?

Beberapa orang memandang rendah kopi sachetan, pada umumnya karena citra 'murahan' dan massal. Kopi sachet sering diasosiasikan dengan produk instan, murah, dan tidak eksklusif. Bagi sebagian penikmat kopi yang terbiasa dengan single origin atau metode manual brew, kopi sachet dianggap tak punya 'kelas'. Ada pula yang menganggap kopi sachet tidak menawarkan profil rasa yang kaya atau autentik seperti kopi yang diseduh dari biji segar. Kurangnya kompleksitas rasa. Pandangan lain lagi karena pengaruh budaya konsumsi elit. Tren ngopi di cafe, dengan latte art dan istilah-istilah barista, menciptakan standar baru yang membuat kopi sachet tampak 'gak keren' atau 'tidak sophisticated'. Selain itu, dipengaruhi juga adanya isu lingkungan dan kesehatan. Pandangan ini menyoroti bahwa kemasan plastik sekali pakai dan kandungan gula atau krimer yang tinggi dalam beberapa produk sachet dinilai berbahaya bagi kesehatan.

Di sisi berseberangan, banyak orang yang membela dan bahkan merayakan kopi sachet dengan alasan-alasan yang manusiawi. Faktor aksesibiltas dan kepraktisan jadi salah satu alasannya. Menurutnya, kopi sachet adalah bentuk demokratis dari kenikmatan kopi. Ia bisa dinikmati siapa saja, di mana saja, tanpa alat mahal atau pengetahuan khusus. Kenangan dan kehangatan. Bagi banyak orang, kopi sachet adalah bagian dari rutinitas keluarga, obrolan warung, atau momen sunyi di pagi hari. Kreativitas lokal. Banyak kopi sachet lokal yang kini hadir dengan cita rasa khas daerah, menjadi bukti bahwa sachet bukan berarti kehilangan identitas. Simbol kesetaraan dan kebersamaan. Dalam banyak komunitas, kopi sachet adalah pemersatu. Ia tidak membedakan status sosial, dan justru menjadi medium curhat, diskusi, bahkan spiritualitas sederhana.

Nah, kaum pro - kontra boleh punya pandangannya, tapi ngopi jangan sampai ditunda kalau tidak mau terkendala semangat kerja. Dalam dunia yang kerap kali membagi antara 'tinggi' dan 'rendah', kopi sachet mengajarkan kita bahwa makna bisa hadir dalam bentuk paling sederhana. Ia bukan sekadar minuman, tapi narasi kecil tentang hidup, tentang siapa kita, dan dengan siapa kita berbagi.  

Mari sekali-sekali kita ngopi bareng kawan...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun