Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Blog pribadi : www.sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Setiap Seduhan Kopi Adalah Pengingat Bahwa Hidup Bisa Sederhana, Tapi Tetap Bermakna

5 Oktober 2025   19:38 Diperbarui: 5 Oktober 2025   19:38 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ngopi di tepi Situ Gintung (dokpri)

Perkara ngopi ini ternyata bukan hal sederhana. Pengalaman ini sempat menghantarkanku pada situasi hidup seperti dalam 'penjajahan', meski bukan dalam arti yang sesungguhnya. Ceritanya, pagi itu aku dan tim sedang menjalankan tugas ke Aceh, bersama bos yang baru pertama kali bekerjasama. Setibanya di lokasi tujuan, si bos meminta kami untuk langsung bekerja.

Awalnya aku berusaha maklum, karena bos baru sehingga tak memahami kebiasaan / ritual yang biasa kami lakukan sebelum memulai pekerjaan. Tapi, upaya memaklumi itu malah bikin semua jadi kacau. Perasaan tertindas itu perlahan mulai muncul dalam pikiran, lalu pikiran berontak. Tak berhenti disitu, kemudian pikiran menghasut tubuh, hingga akhirnya pikiran dan tubuh bersepakat merusak semangatku. Dan itu kemudian kurasa sebagai tanda bahaya.

Langkah, gerakan, dan respon melambat. Pikiran jadi kurang fokus. Dan ini mendapat respon kurang menyenangkan dari si bos yang tampak menyalahkan.

Untuk menjalani pekerjaan, sebenarnya bukan masalah bagiku, memang waktunya bekerja. Namun, yang jadi masalah adalah aku belum siap untuk mulai bekerja dikarenakan belum ngopi. Aku yang belum memenuhi hak dari tubuhku, lalu serasa dilawan ketika memaksanya untuk berkompromi.

Berada dalam situasi seperti itu, lalu aku membayangkan, mungkin penderitaan seperti itu yang dirasakan oleh para pendahulu bangsa ini ketika menjalani kerja paksa sebelum masa kemerdekaan. Bayangan ini dari sisi perasaan saja tentunya, bedanya aku tak mengalami penyiksaan yang menambah luka batin makin menganga.

Betapa berharganya kopi bagi tubuh kita. Ia bukan sekadar minuman, tapi sesungguhnya bisa menjadi penyemangat dalam bekerja. Dan bersyukurnya aku, tak memilih-milih jenis kopi tertentu untuk memenuhi hak bagi tubuhku itu. Berbagai jenis kopi, baik itu robusta, arabica atau apa pun asal kopi, semua layak diseruput. Bahkan juga termasuk cara pengolahan, serta apa pun kemasannya, semua diterima dengan baik oleh tubuhku.

Sehari-hari aku merupakan pencinta kopi tubruk hitam, dengan sedikit gula. Ya aku masih mengkonsumsi kopi dengan gula. Itu berkaitan dengan aku sebagai penikmat kretek 234 yang membutuhkan rasa manis dalam setiap hisapannya.

Kopi Sachet, Pilihan Alternatif Luar Rumah

Saat berada di luar rumah, selain ngafe dengan beragam kopi andalan masing-masing, seringkali aku mengkonsumsi kopi sachet, dan tentu saja sachetan kopi hitam pilihannya. Selama ini yang sering kupesan yaitu sachetan kapal api special mix atau kopi sachet liong bulan. Untuk kapal api jadi pilihan pertama karena lebih mudah ditemui, dibanding yang lain. Di warkop, kios-kios kecil, atau pun kopi sepeda keliling kebanyakan pilihan kopi hitamnya ya kapal api.

Tapi sejujurnya, dari beberapa kopi hitam sachetan itu rata-rata rasanya terlalu manis dibanding takaran kopi seduhanku sendiri. Tapi dari pada gak ngopi, ya bolehlah minum kopi hitam sachetan, begitu pembelaanku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun