Mohon tunggu...
sichanang
sichanang Mohon Tunggu... Gak perlu ucapan terimakasih atas pelaksanaan tugas!

Penulis. Blog pribadi : www.sichanang.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

'Mengasramakan' Asmara

17 Maret 2025   23:15 Diperbarui: 18 Maret 2025   11:05 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto by Copilot) Terhubung dalam batasan tertentu.

Setelah terjeda beberapa saat lamanya, Greg membuka tasnya dan mengeluarkan laptop. Dengan gerakan yang tenang Greg menyalakan laptop, membuka sebuah file dari salah satu folder. Dibacanya tulisan dari file dengan judul 'Aku & Kamu, Perkenalan Tertunda' itu baris demi baris, mulai dari premis hingga sinopsis. Lalu, setelah menghembuskan kepulan asap kretek, Greg tersenyum pahit.

Sederet pertanyaan muncul di kepala Greg. "Apa artinya menyempurnakan perkenalan yang tertunda? Bagaimana caranya menjalin pertemanan yang tak sekadar tegur sapa? Dan, seperti apa konsep pertemanan sesungguhnya itu?"

Yang pasti, Greg tak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu seorang diri. Pertanyaan itu terkait erat keberadaannya dengan seseorang berinisial R. Dan kini Greg tak punya daya untuk mencari jawabannya karena R telah mengunci pintu jawabannya. Greg memiliki keinginan untuk melanjutkan episode "Dua pribadi yang saling bercermin" itu, namun ia khawatir energinya tak cukup untuk menghadapi kebekuan dinding pertahanan keakuan R.

***

Tujuh bulan berselang. Greg berjalan penuh keraguan di lorong hotel bintang lima itu, dan berhenti di kamar bernomor sesuai dengan yang tertera di pesan WA yang diterimanya sore itu selepas pulang kantor. Dipencet tombol bel, dan tak lama kemudian pintu terbuka. Sebuah senyum menyambut dan mempersilahkan masuk tanpa salaman atau pelukan hangat. Greg memasuki kamar mewah itu dengan seribu tanda tanya di kepalanya. Langkahnya tertuju pada jendela kaca lebar dengan pemandangan gedung-gedung bertingkat yang beradu tinggi, lampu-lampu kota yang berebut menerangi senja yang mulai temaram.

Sorotan mata R terus mengawasi langkah Greg. Saat Greg duduk di mini sofa di ujung ruangan di bawah lampu, R duduk di atas ranjang dengan sprei warna putih yang masih rapi. Sejenak keduanya saling pandang, lalu hampir bersamaan saling mengangkat bahu.

"Jadi...?" Greg seperti hendak melempar tanya namun tak dilanjutkan kalimatnya.

"Apa...?" R menimpali sambil mengerutkan dahinya, entah apa yang dipikirkannya.

Sejenak mereka berdua tampak kebingungan harus memulai dari mana untuk mengisi pertemuan itu.

Setelah keduanya berada dalam kesunyian untuk beberapa saat lamanya. "Baiklah...," R mulai membuka percakapan. "Begini, seperti pesan yang kamu kirim beberapa hari lalu, tentang 'Cinta Platonik' itu, aku ingin bukti bahwa itu benar-benar bisa diwujudkan sebagai awal kembali lanjutan hubungan diantara kita. Jujur, sebenarnya tadinya aku enggan untuk melanjutkan hubungan ini, tapi kupikir tawaranmu itu menarik untuk dicoba".

Greg menyimak kata demi kata yang disampaikan R. Dia tetap tenang, duduk santai dengan melipat kedua tangan di dadanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun