Mohon tunggu...
DR. M Iqbal J Permana
DR. M Iqbal J Permana Mohon Tunggu... Peminat ilmu Ekonomi industri dan kebudayaan

Seorang pembelajar ilmu ekonomi yang tertarik dengan revolusi digital 4.0, marketing 6,0 dan utilitarianisme kebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kebijakan Baru Menteri Keuangan terhadap Ekonomi Industri Indonesua

16 September 2025   15:00 Diperbarui: 16 September 2025   14:18 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Keuangan Sumber : Wikipedia

STABILITAS RANTAI PASOK
Dengan likuiditas yang memadai, perusahaan industri dapat membayar supplier tepat waktu dan membiayai inventori.

Rantai pasok nasional tetap lancar, mencegah terjadinya gangguan produksi yang dapat memicu PHK atau kelangkaan barang.

DAMPAK JANGKA PANJANG
(3-5 Tahun ke Atas)

Dampak jangka panjang lebih bergantung pada efektivitas penyaluran dan pengawasan, serta kondisi ekonomi global. Bisa positif jika dikelola dengan baik, tetapi mengandung risiko jika tidak.

Dampak Positif :
Ketersediaan kredit jangka panjang yang murah memungkinkan industri melakukan investasi besar-besaran dalam teknologi, penelitian dan pengembangan (R&D), dan automasi manufaktur.

Industri Indonesia bisa naik kelas, dari yang berbasis sumber daya alam mentah menjadi berbasis manufacturing yang bernilai tambah tinggi (seperti industri baterai kendaraan listrik dari nikel). Ini meningkatkan daya saing global.

Kredit yang disalurkan tidak hanya untuk korporat besar, tetapi juga untuk UMKM yang menjadi mitra rantai pasok mereka. Tercipta ekosistem industri yang integratif dan tangguh. UMKM naik kelas menjadi supplier yang handal bagi industri besar, mengurangi ketergantungan pada impor komponen.

Bank BUMN, sebagai agent of development, menjadi lebih kuat dan memiliki kapasitas lebih besar untuk mendanai proyek-proyek strategis nasional.
 
Indonesia mengurangi ketergantungan pada pembiayaan asing (utang luar negeri) untuk membangun industri dan infrastrukturnya, yang membuatnya lebih tahan terhadap gejolak mata uang global.

RISIKO DAMPAK  POTENSIAL

DISTORSI PASAR DAN INEFISIENSI ALOKASI MODAL

Jika kebijakan ini tidak diikuti dengan tata kelola dan pengawasan yang ketat, bank bisa menyalurkan kredit ke perusahaan yang "terlalu besar untuk gagal" (too big to fail) bukan karena prospek usahanya bagus, tetapi karena dianggap aman. Ini bisa memicu moral hazard.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun