STABILITAS RANTAI PASOK
Dengan likuiditas yang memadai, perusahaan industri dapat membayar supplier tepat waktu dan membiayai inventori.
Rantai pasok nasional tetap lancar, mencegah terjadinya gangguan produksi yang dapat memicu PHK atau kelangkaan barang.
DAMPAK JANGKA PANJANG
(3-5 Tahun ke Atas)
Dampak jangka panjang lebih bergantung pada efektivitas penyaluran dan pengawasan, serta kondisi ekonomi global. Bisa positif jika dikelola dengan baik, tetapi mengandung risiko jika tidak.
Dampak Positif :
Ketersediaan kredit jangka panjang yang murah memungkinkan industri melakukan investasi besar-besaran dalam teknologi, penelitian dan pengembangan (R&D), dan automasi manufaktur.
Industri Indonesia bisa naik kelas, dari yang berbasis sumber daya alam mentah menjadi berbasis manufacturing yang bernilai tambah tinggi (seperti industri baterai kendaraan listrik dari nikel). Ini meningkatkan daya saing global.
Kredit yang disalurkan tidak hanya untuk korporat besar, tetapi juga untuk UMKM yang menjadi mitra rantai pasok mereka. Tercipta ekosistem industri yang integratif dan tangguh. UMKM naik kelas menjadi supplier yang handal bagi industri besar, mengurangi ketergantungan pada impor komponen.
Bank BUMN, sebagai agent of development, menjadi lebih kuat dan memiliki kapasitas lebih besar untuk mendanai proyek-proyek strategis nasional.
Â
Indonesia mengurangi ketergantungan pada pembiayaan asing (utang luar negeri) untuk membangun industri dan infrastrukturnya, yang membuatnya lebih tahan terhadap gejolak mata uang global.
RISIKO DAMPAK Â POTENSIAL
DISTORSI PASAR DAN INEFISIENSI ALOKASI MODAL
Jika kebijakan ini tidak diikuti dengan tata kelola dan pengawasan yang ketat, bank bisa menyalurkan kredit ke perusahaan yang "terlalu besar untuk gagal" (too big to fail) bukan karena prospek usahanya bagus, tetapi karena dianggap aman. Ini bisa memicu moral hazard.