Dalam budaya "Bimbang Gedang" sebuah tradisi adat pernikahan khas masyarakat Serawai  di Bengkulu dan hubungannya dengan tradisi "mutus tari"merujuk pada momen penting dalam prosesi adat. Mutus tari biasanya melibatkan tarian adat yang dilakukan oleh pemuda dan pemudi sebagai bagian dari perayaan dan penghormatan terhadap tradisi leluhur. Tarian ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana untuk menunjukkan kebolehan seni dan budaya, serta mempererat hubungan sosial di antara peserta acara.
Tradisi ini mencerminkan kekayaan budaya lokal yang menggabungkan seni, adat, dan nilai-nilai sosial
Saya meyakini Tradisi menari ini sudah ada sejak lama, dari yang paling tradisional seperti tari Andun dan Tumbak Kebau, sampai bedendang yang sekarang mulai kehilangan peminatnya. Dan tradisi tari bededang ini mendapat pengaruh dari budaya pesisir selatan sumatera, padang, painan, manna dan bengkulu, dari penyebar Agama Islam dari sumatera barat, Â yang membawa syiar dengan bedendang, meskipun pada periode itu Sumatera Barat banyak dipengaruhi ajaran paderi, seperti imam bonjol, tuanku nan renceh, Haji Piobang, Haji Manik dan Haji Miskin, tetapi tradisi bedendang ini tumbuh subur di Bengkulu, pada periode Hindia Belanda.
Menari Merawat Ingatan  Tentang Kampung Laman
Ketika seorang penari Serawai mengayunkan tangannya dalam "tari setangan", atau ketika suara rebana mengiringi dendang tentang kisah nenek moyang, mereka sedang menghidupkan kembali memori kolektif. Tradisi "bedendang" mengajarkan kita bahwa menari bukan hanya gerak tubuh, tetapi cara suatu komunitas "bercerita", "berdoa", dan "bertahan". Â
Sebagaimana pesan implisit dalam "mutus tari", memutus tradisi bukanlah akhir—ia bisa jadi awal dari regenerasi. Dengan memahami tradisi tari dari pesisir Sumatera ini akan memberikan wawasan yang mendalam dalam memahami tari tradisi maupun tari kreasi yang berkembang sekarsng, tugas kita kini adalah  memastikan bahwa warisan ini tak hanya menjadi catatan sejarah, tetapi tetap bernapas dalam denyut nadi generasi mendatang.
 Teruslah Menari.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI