Tiga Kategori Kehendak Belajar Siswa
--- Dindin Alawi ---
(Pendidik SMP Islam Cendekia Cianjur)Â
Di dalam kehidupan, kita pasti membutuhkan pengetahuan yang baru, karena setiap saat sesuatu yang kita hadapi berhubungan dengan waktu yang senantiasa baru. Sehingga kita akan terus mencari informasi dan menambah ilmu baru untuk kebutuhan keberlangsungan kehidupannya. Dengan demikian kita harus melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu agar pola pikir kita berkembang dan tingkah laku kita akan senantiasa menjadi lebih baik.
Bagi para pelajar, memanfaatkan waktu muda untuk melakukan sesuatu (belajar) yang dapat berguna bagi masa depan dirinya. Para pelajar dapat melakukan perubahan-perubahan untuk lebih berkualitas. Ketika para pelajar akan malaksanakan hal ini dibutuhkan dorongan/ motivasi untuk belajar lebih rajin, giat, ulet, dan disiplin.
Motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang pelajar bergerak untuk berbuat melakukan sesuatu keinginannya dalam mencapai tujuan yang dikehendakinya dan dicita-citakannya melalui proses belajar. Kehendak inilah yang menjadi faktor pendorong/ motivasi untuk melakukan perubahan tersebut. Kehendak yang dimaksud di sini digolongkan kepada tiga kategori, yaitu: will (ingin), need (butuh), dan demand (mendesak).
Jika kehendak belajar siswa suatu keinginan, maka akan terlihat dari gaya belajarnya yang asal-asalan yang terkenal dengan istilah 3D; datang, duduk, dan diam. Terkadang bawa buku tidak sesuai pelajaran, karena di setiap harinya dia tidak mempunyai rencana. Baginya yang penting menjalani panjangnya hari-hari yang sama. Ada pun yang membedakan hanyalah nama hari saja, seperti senin, selasa, rabu, dan seterusnya. Ada juga siswa yang ketika mau ulangan selalu mengatakan belum siap, walaupun gurunya memberlakukan open book, tetapi siswa tersebut tidak punya catatan dengan alasan pada waktu belajar biasanya karena dispen. Padahal kalau tidak dispen pun, dia selalu saja mempunyai alasan karena dia so sibuk.
2. Need (Butuh)
Jika kehendak belajar siswa suatu kebutuhan, maka dia akan membuat goal (tujuan) yang jelas, perencanaan yang matang, serta mengerahkan berbagai strategi, misalnya kalau dia kelas sembilan. Dia kalkulasikan UN itu ada berapa pelajaran, dia hitung tiap pelajaran itu ada berapa bab, dia analisis setiap bab itu soal-soal tipe apa saja yang mungkin muncul dan dia rencanakan hari ini menguasai beberapa bab. Sehingga ketika  UN menghampirinya, dia sudah siap sepenuhnya. Lalu bagaimana kalau hasil UNnya tidak sesuai harapan? Dia tidak akan pernah kecewa karena dia sudah melakukan yang terbaik yang dia bisa, dan hasil itu kewengan Allah semata.