Mohon tunggu...
Celly Stella
Celly Stella Mohon Tunggu... Desainer - I'm a designer

Hi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Layakkah DKV Disebut Ilmu?

9 Juni 2018   08:24 Diperbarui: 9 Juni 2018   08:52 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: youthmanual.com)

Seluruh usaha sadar bertujuan untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Rumusan-rumusan pasti ini yang disebut dengan langkah-langkah metode ilmiah yang meliputi:

  1. Menemukan masalah
  2. Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
  3. Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
  4. Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
  5. Kesimpulan

Pengetahuan adalah semua informasi yang membekas di otak sebagai hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh semua alat indera. Sehingga pengetahuan bisa diperoleh dari melihat/menonton/membaca dengan mata, dari mendengar sesuatu dengan telinga, dari mencium berbagai bahan kimia gas melalui hidung, kita tahu berbagai bahan perisa karena lidah dan kita tahu perubahan sekitar melalui kulit.

Pengetahuan juga dapat diartikan sebagai informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara benar atau berguna. Ketika ditanya perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan adalah ilmu bukan hanya sebatas pengetahuan tetapi ilmu merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang sudah disepakati yang tersusun secara sistematik atas dasar hasil uji praktik yang dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

Pengetahuan bisa dikatakan sebagai sebuah ilmu apabila pengetahuan tersebut diperoleh dari penelitian yang ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah dan berakhir sampai pada sebuah kesimpulan. Pada prinsipnya ilmu bagian dari pengetahuan yang sistematik, rasional, konsisten, konfrehensif dan juga memiliki sifat umum tentang fakta yang diperoleh dari pengamatan. Bertitik tolak dari pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan DKV, maka ia berani berpendapat lain soal DKV.

Menurutnya DKV tidak bisa dikatakan sebagai ilmu atau bisa dikatakan sebagai cabang dari sebuah ilmu pengetahuan yakni cabang ilmu desain tapi hanya pengetahuan saja, karena DKV memadukan berbagai pengetahuan yang sudah ada tanpa melakukan eksperimen dengan menggunakan langkah-langkah metode ilmiah yang berakhir pada sebuah kesimpulan.

DKV hanya merupakan cabang dari ilmu desain yang mempelajari konsep komunikasi dan ungkapan kreatif, teknik dan media dengan memanfaatkan elemen-elemen visual ataupun rupa untuk menyampaikan pesan untuk tujuan tertentu (misalnya tujuan informasi ataupun tujuan persuasi yaitu mempengaruhi perilaku). Yang menarik dari sini adalah seorang mahasiswa DKV harus bisa mengolah pesan tersebut secara efektif, informatif dan komunikatif.

Dari berbagi pendapat di atas, satu dengan lainnya saling melengkapi. Penulis paham dengan keberagaman jawaban karena adanya latar belakang yang berbeda pula. Penulis setuju kalau DKV adalah cabang ilmu desain karena di sini mahasiswanya dituntut untuk mengembangkan berbagai pengetahuan dalam bentuk bahasa visual (bermain gambar), mengolah pesan (bermain kata) keduanya untuk tujuan sosial maupun komersial, dari individu atau kelompok yang ditujukan kepada kelompok lainnya. Visual berwujud kreatif dan inovatif, sementara inti pesan harus komunikatif, efisien dan efektif saling mendukung agar tersampaikan dengan baik pada sasaran.

Selain itu penulis melihat bahwa cakupan pekerjaan Desain Komunikasi Visual sangat luas, misalnya mulai dari label produk / makanan, desain logo yang mencitrakan sebuah lembaga atau perusahaan (branding), paket promosi dan kampanye sebuah program, hingga membuat iklan di media massa, dsb.

Menurut penuturan dari beberapa orang yang coba saya wawancarai, hampir semua orang mengatakan bahwa DKV adalah ilmu, dan satu orang mengatakan bahwa DKV hanya pengetahuan karena tidak melibatkan metode ilmiah didalamnya. Empat orang yang mengatakan DKV sebagai ilmu adalah para kaum intelektual yang telah mendapat pengetahuan filsafat ilmu saat di bangku perkuliahan. Namun, pada kenyataannya para desainer hanya memakai riset permukaan yang tidak terlalu mendalam saat akan membuat karya seni, sehingga tidak sampai pada metode ilmiah.

Riset yang dilakukan hanyalah pada objek-objek yang dianggap mewakili keseluruhan. Walaupun begitu, ada beberapa karya seni yang juga memakai metode ilmiah dalam risetnya. Oleh karena itu, DKV bukanlah ilmu, namun hanya pengetahuan saja. Metode yang dilakukan DKV bukanlah metode ilmiah, tetapi metode atau cara melihat, merasakan, mendengarkan agar bisa berbuat sesuatu atau menghasilkan sesuatu yang berguna untuk dunia. 

Sebenarnya ilmu dan pengetahuan itu berbeda namun saling berhubungan bila dinilai lebih baik yang mana.  Keduanya saling berkaitan erat dan sama-sama mampu membawa perubahan bagi dunia. Ilmu membutuhkan pengetahuan agar inovasinya dapat diterapkan di dunia secara efektif. Begitu pula dengan pengetahuan. Pengetahuan juga membutuhkan ilmu agar proses kreatifnya dari yang diketahui mampu menjangkau semua segi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun