Mohon tunggu...
Celli Rossa
Celli Rossa Mohon Tunggu... Blogger -

Writting Is My Life

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Diet Informasi Konsumsi Berita Hoax

6 Januari 2016   05:43 Diperbarui: 6 Januari 2016   12:17 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dengan semakin bertambah majunya teknologi, tentu saja kita juga akan semakin mendapat kemudahan dalam banyak hal, seperti lebih mudah untuk berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia, dan juga kemudahan untuk memperoleh segala informasi dan berita.

Seperti yang kita ketahui saat ini, media informasi merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negeri tercinta kita. Setiap harinya, masyarakat haus akan berita-berita yang fresh dan selalu uptodate.

Cukup dengan berselancar di internet, dan dengan melakukan pencarian segala informasi dan berita yang kita inginkan lewat bantuan google search, kita akan segera mendapatkan semuanya itu.

Namun sangat disayangkan, dengan semakin menjamurnya informasi dan berita, membuat kita juga semakin susah untuk membedakan, apakah yang sedang kita baca itu merupakan berita yang aktual atau berita hoax.

Sebagaimana di-istilahkan oleh jurnalis top Amerika, Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, saat ini kita sudah sampai ke taraf tsunami informasi. Pembaca seperti tersesat di gelombang kencang informasi. Dalam kondisi seperti inilah, berita hoax bisa menyebar dengan gampang. Berita hoax adalah kepalsuan yang sengaja dibuat sedemikian rupa agar dianggap sebagai kebenaran. Artinya, berita hoax diproduksi dengan sengaja untuk membuat pembaca tersesat dalam informasi.

Sebelum kita bahas tentang berita hoax yang saat ini sedang marak menyebar di kalangan masyarakat, adalah lebih baik untuk kita mengetahui apa hakekat dari berita yang sebenarnya.


BERITA

Hakekat Berita

Kata “berita” sendiri berasal dari kata sansekerta, vrit (ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa).

Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka (Micthel V. Charnley). 

Sedangkan menurut The New Glorier Webster International Dictionary, berita adalah:

  1. Informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya.
  2. Berita adalah informasi yang disajikan oleh media semisal surat kabar, radio dan televisi.
  3. Berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakan subyek yang layak untuk diberitakan.

Berita merupakan bentuk laporan tentang suatu kejadian yang sedang terjadi atau keterangan terbaru dari suatu peristiwa. Dengan kata lain, berita adalah fakta menarik atau sesuatu hal yang penting yang disampaikan pada masyarakat melalui media.

Sedangkan media merupakan satu kunci terbesar dalam menyampaikan berita di masyarakat. Media yang digunakan dalam menyampaikan berita adalah:

  1. Media cetak yaitu koran, majalah, tabloid.
  2. Media elektronik yaitu televisi, radio, internet.
  3. Dari mulut ke mulut.

Suatu berita memiliki nilai layak berita, jika di dalamnya ada unsur kejelasan (clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), Ada unsur kedekatannya (proximity) secara geografis, serta ada dampak (impact) dan konflik personalnya.

Jenis - Jenis Berita

Jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik adalah sebagai berikut: 

  1. Straight news adalah berita singkat padat yang langsung mengabarkan inti berita, yang ditulis secara singkat dan lugas. Straight news disebut berita langsung karena jarak waktu dari peristiwa terjadi dengan penggalian data dan pelaporannya berdekatan (prosesnya tidak lebih dari 24 jam atau tidak lebih dari 2 hari).  
  2. Depth news disebut berita mendalam karena laporan yang hendak diberitakannya memiliki nilai berita yang berat, baik dari segi fakta, penggalian data, dan dampaknya kepada masyarakat umum. Disebut berita mendalam, juga karena proses penggalian datanya memerlukan perencanaan, persiapan matang, dan analisa yang mendalam.
  3. Investigation news adalah berita yang di kembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. 
  4. Interpretative news adalah berita yang dikembangkan berdasarkan pendapat atau penilaian penulisnya. 
  5. Opinion news adalah berita yang ditulis berdasarkan pendapat seseorang tokoh, ahli, cendekiawan.

Ciri-ciri naskah berita yang baik dan benar, yaitu antara lain:

  1. Faktual (factual), yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi bukan fiksi (rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
  2. Merupakan peristiwa yang unik (jarang terjadi), bukan sesuatu yang lazim terjadi setiap hari.
  3. Aktualitas, peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events), dan bukan merupakan peristiwa lampau yang sudah tidak ada lagi hubungannya dengan saat ini. Biasanya isi beritanya tentang kejadian yang menimpa orang-orang yang dikenal oleh masyarakat luas, seperti tokoh publik, selebritis, dan lain-lain.
  4. Data yang diberitakan lengkap, akurat, dan bukan merupakan hasil rekayasa penulis, terutama untuk berita-berita yang sifatnya sangat penting. Hal ini untuk meminimalisir pertanyaan yang terbesit di otak pembaca.
  5. Bahasa serta berita yang disajikan menarik, sehingga mampu menarik minat pembaca.
  6. Berita yang dibuat, seakan-akan terlihat bukan seperti berita, namun seperti sebuah cerita yang berbicara pada pembacanya.
  7. Waktu dan tempat dari peristiwa yang diberitakan jelas.
  8. Bahasa yang digunakan dalam berita tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Jika terdapat istilah yang sulit dimengerti, penjelasannya juga disertakan di dalam berita tersebut.
  9. Bersifat objektif yaitu berdasarkan fakta dan tidak memihak.
  10. Alur peristiwa yang diberitakan juga berdasarkan kronologis.
  11. Menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas agar pembaca dapat memahami isi berita.
  12. Sumber berita valid dan dapat dipertanggung-jawabkan kebenarannya. Jika diperlukan, cantumkan kutipan hasil wawancara mengenai peristiwa yang sedang diberitakan, bisa juga dapat berupa kesaksian dari saksi mata.
  13. Penting, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences), artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan orang banyak atau berdampak pada masyarakat.
  14. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat membaca (interesting), peristiwa yang bisa menarik perhatian pembaca.
  15. Kedekatan (proximity), peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional. 
  16. Human Interest, terkandung unsur menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya.
  17. Judul berita mewakili seluruh isi berita.

BERITA HOAX

Menulis berita itu tidak semudah yang kita pikirkan, karena tidak semua peristiwa dapat dan layak dijadikan berita, salah satu contohnya adalah berita hoax.

Akan menjadi malapetaka besar, jika setiap individu yang hidup dalam satu kesatuan masyarakat, saling menyebarkan berita hoax, fitnah, dan hasutan. Jangan biarkan oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab mengambil keuntungan dengan mencerai beraikan kita dan memecah belah persatuan kita.

Karena, pada dasarnya, berita hoax itu memang bisa menjadi alat legitimasi/justifikasi prasangka terhadap kelompok atau tokoh publik tertentu. Dimana para pembuat dan penyebar berita hoax, hanya ingin mencari keuntungan pribadi atau kelompok tertentu, mencari sensasi untuk meraih ketenaran, atau hanya sekedar ingin mencari-cari kesalahan seseorang dari bukti-bukti yang sangat tidak valid. 

Karena tujuan penyebaran berita hoax itu sebenarnya dan pada umumnya adalah memang sebagai bahan lelucon, sekedar iseng, menjatuhkan pesaing (black campaign), ajakan/promosi dengan penipuan, menebarkan kebencian.

Tentu saja, pihak yang sangat jelas diuntungkan adalah pembuat beritanya, sedangkan bagi penyebarnya kadang hal itu bisa merugikan dirinya juga, apalagi jika hal itu sudah menyangkut tentang hukum. Semuanya tergantung, apakah penyebar berita hoax itu memang dengan sengaja ingin mendiskreditkan seseorang pada berita tersebut, atau karena ketidak-tahuannya dalam menyebarkan berita, karena ia tidak melakukan penelitian atau cross check kebenarannya terlebih dahulu.

Berita hoax juga sering dibumbui dengan kalimat yang hiperbola (melebih-lebihkan) dan bahasa yang emosional yang berlebihan dan kadang tidak wajar. Tujuannya adalah untuk bisa menarik perhatian pembaca, dan supaya perasaan pembacanya juga bisa ikut terhanyut dan bahkan ber-empati dengan apa yang diceritakan oleh penulisnya, sehingga mereka kemudian menjadi percaya dengan isi pemberitaan tersebut.

Kadang berita hoax juga menggunakan bahasa dengan tekhnis tingkat tinggi untuk mendeskripsikan dan menarasikan isi ceritanya, kadang juga disertai bukti yang terlihat seperti akurat dan terkesan sangat ilmiah, yang melibatkan pakar atau tokoh publik untuk menyakinkan bahwa isi beritanya valid, atau kadang juga mengutip pemberitaaan dari sebuah stasiun TV, serta berdasarkan informasi dari beberapa narasumber, yang ternyata hanya memberikan kesaksian palsu, atau bisa juga isi beritanya cenderung untuk tidak memberikan referensi atau sumber asal berita yang dapat di cek kebenarannya oleh pembaca.

Tentu saja, semua isi beritanya itu sering tidak logis (masuk akal), ngawur, tidak bisa dipertanggung-jawabkan kebenarannya, dan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukti yang ada, jadi sifatnya hanya merupakan fakta yang diputar-balikkan dan berupa pembohongan publik semata.

Karena itu, jangan terlalu cepat berasumsi negatif dan terbawa emosi atau terprovokasi dengan pemberitaan negatif apapun. Kita harus menyikapi semua pemberitaan tersebut dengan hati dan kepala dingin, karena saat pikiran kita tenang, kita bisa melihat dan menilai segala sesuatu dengan bijak dan netral.

Dan seandainya, saat kita tahu secara pasti, ada diantara berita hoax yang tersebar itu ada yang membawa dampak dan pengaruh negatif yang besar pada masyarakat, serta kemudian membuat masyarakat menjadi resah dan mulai terpengaruhi, maka sikap kita sebagai warga negara yang bijak adalah membantu untuk menciptakan suasana kondusif kembali yaitu melalui upaya pembuktian kebenaran berita tersebut ke anggota masyarakat yang lainnya.

Terakhir harapan saya adalah:

1. Bagi para masyarakat sebagai pembaca, sebaiknya kita melakukan "diet informasi" yaitu menghindari untuk konsumsi atau membaca berita yang tidak benar (hoax) seperti yang dianjurkan oleh Bill Kovach dan Tom Rosenstiel, serta kita bisa lebih berhati-hati dalam memilih apalagi dalam mencerna dan menelan bulat-bulat sebuah berita. Jangan terlalu percaya 100% pada berita yang memberitakan tentang keburukan atau hal-hal yang negatif tentang seseorang, apalagi jika hal itu menyangkut tentang pemimpin tertinggi negara (Presiden). Kita harus menguji kebenaran dari semua pemberitaan yang ada.

Kita harus membaca dengan cermat dan menyeluruh pada setiap rangkaian kalimat, membuka mata dan telinga kita lebar-lebar, mempertajam kepekaan hati nurani kita, mengumpulkan banyak bukti, mencari informasi dari narasumber yang dapat dipercaya, sehingga kita bisa tahu apakah berita yang sedang tersebar dan beredar di masyarakat itu berita hoax atau berita yang aktual.

2. Bagi para media online, cetak atau digital, agar bisa melakukan monitoring, pengawasan ketat, dan selektif dalam menyaring berita-berita atau artikel-artikel yang masuk ke link, situs, atau portal kalian. Harapan saya agar berita-berita yang masuk untuk disampaikan dan ditampilkan ke publik itu bisa sesuai dengan fakta dan kebenaran, serta merupakan berita-berita yang berkualitas. Media hendaknya bisa menjaga kredibilitas dari masyarakat, dan bisa memenuhi serta menjawab kebutuhan masyarakat yang haus dan lapar akan berita dan informasi yang baik dan benar.

3. Bagi para penulis portal atau blog pribadi, ingatlah bahwa kita ini adalah pena hati rakyat, kita mengemban amanah rakyat untuk menyuarakan suara hati rakyat melalui untaian kalimat. Mari netralkan dan jernihkan hati dan pikiran kita, miliki sikap hati dan respon yang benar dalam menanggapi segala sesuatu, miliki telinga yang peka akan kebenaran dan mata yang tajam dalam menilai hal yang benar dan salah, agar kita bisa menyampaikan informasi dengan benar, akurat, dan sesuai fakta. Janganlah kita nodai dunia kepenulisan, reputasi, kredibilitas, dan nama baik kita dengan menulis berita-berita hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun