Lucunya, kita sering berpura-pura paham dengan kehilangan.
Kita bilang, "semua akan baik-baik saja," padahal kita tahu tidak akan sama lagi.
Ada hal-hal yang tidak bisa diganti, hanya bisa diterima.
Ada orang-orang yang tidak bisa kembali, hanya bisa dikenang.
Kini, malam bukan lagi tempat untuk beristirahat.
Ia jadi ruang untuk berbicara dengan bayangan,
tentang semua "andai" yang tak pernah jadi nyata.
Namun perlahan, dari sepi itu, kita belajar sesuatu:
bahwa kehilangan tidak selalu berarti akhir.
Kadang, itu cara semesta mengajarkan kita cara mencintai diri sendiri
setelah terbiasa mencintai orang lain terlalu dalam.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!