sumber : gdubrak.com
Polres Kota Tasikmalaya melancarkan gebrakan merazia para pelajar pengguna motor yang tidak memiliki SIM. Gerakan ini dilakukan sebagai upaya penertiban, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Tasik dan pihak sekolah. Sebelum melakukan gerakan razia, Dinas Pendidikan mengundang para pembina kesiswaan dari sekolah-sekolah jenjang SMA. Pada kesempatan tersebut disosialisasikan larangan penggunaan kendaraan bermotor bagi pelajar yang belum memiliki SIM .
Sejak sosialisasi tersebut, setiap hari polisi gencar mendatangi sekolah-sekolah. Mereka memeriksa para pelajar pengguna motor. Pelajar yang kedapatan tidak memiliki SIM atau STNK, mereka langsung ditilang. Motornya disita dan dibawa ke kantor polisi. Pengambilan motor yang disita hanya bisa dilakukan oleh orang tua siswa bersangkutan atau oleh guru BP dari sekolahnya.
Hari ini giliran sekolah kami dirazia. Tadi padi mulai pukul 06.20 polisi sudah siap-siap di depan gerbang sekolah. Ada 7 orang polisi yang turun ke lapangan. Setiap siswa yang masuk memakai motor langsung diperiksa. Sebagian besar siswa kami memang lolos, namun masih ada juga yang terjaring. Padahal, sekolah sudah memberikan imbauan baik secara lisan maupun tertulis lewat surat kepada orang tua. Ah, dasar anak-anak, ternyata tetap ada yang mengabaikan.
Terjaringnya beberapa siswa dalam razia yang berlangsung pagi ini, tak ayal menjadi topik perbincangan hangat di kalangan mereka. Â Saat tadi aku masuk ke kelas XII, sengaja kubahas topik razia tersebut. Mengingat ada dua anak kena tilang di kelas yang kuajar tadi, aku pun akhirnya memberi pemahaman kepada mereka. Muridku memang agak syok karena takut kepada orang tuanya, namun kutegaskan kepada mereka bahwa peraturan lalu lintas memang harus ditegakkan. Sekolah sebagai institusi pendidikan hendaknya bisa memberi contoh yang baik kepada masyarakat.
Upaya polisi melakukan penertiban lalu lintas di kalangan pelajar memang patut didukung. Setidaknya melalui gebrakan ini angka pelanggaran lalu lintas dapat dikurangi. Tentu diharapkan polisi juga bertindak konsekuen dan konsisten. Maksudnya bukan hanya gerakan sesaat, melainkan berkelanjutan dan berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat. Bukan hanya tebang pilih.
Terciptanya ketertiban lalu lintas tak cukup hanya menyasar masyarakat. Mental aparat kepolisian pun perlu dibenahi. Polisi bisa saja menindak setiap pelanggar lalu lintas. Namun, jika mereka sendiri mentalnya tidak bersih, sampai kapan pun tak akan pernah tercipta ketertiban berlalu lintas. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI