Mohon tunggu...
Catherin YMT
Catherin YMT Mohon Tunggu... Bankir - Female

An INFP Woman*Chocoholic*Pink Lover*Potterhead*Book Worm* Central Banker - Economic Analyst Email: catherinymt@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Industri Keuangan dalam Genggaman

3 November 2017   09:04 Diperbarui: 3 November 2017   10:23 1602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan teknologi internet dan telepon seluler yang begitu pesat dalam satu dekade terakhir ini membawa begitu banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Teknologi tersebut tidak hanya mempengaruhi cara kita berkomunikasi, tetapi juga telah mengubah sebagian besar cara kita melakukan aktivitas sehari-hari. 

Segala kemudahan yang ditawarkan oleh dunia digital mampu menarik orang untuk meninggalkan cara lama yang dianggap lambat dan ribet. Mungkin sebagian dari kita tidak menyadari bahwa akhir-akhir ini kita sangat mengandalkan gadget untuk menjawab semua kebutuhan kita. Berbelanja, membaca buku, menonton film, memesan tiket, seminar, kuliah bahkan arisan saat ini sudah dilakukan melalui koneksi internet. Dengan menjamurnya penyedia layanan dan aplikasi yang dapat dengan mudah diakses, membuat sebagian besar orang bahkan yang mengaku gagap teknologi pun sudah dapat mencicipi kemudahan tersebut.

Fenomena maraknya bisnis e-commerce tentu membuka ruang bagi berkembangnya layanan pendukung yang juga memanfaatkan teknologi digital. Jika berbelanja sudah dapat dilakukan tanpa konsumen harus melangkahkan kaki ke toko, maka untuk pembayaran pun harus dapat dilakukan tanpa harus pergi ke bank atau ATM. Untuk menjawab peluang tersebut, maka kemudian bermunculanlah perusahaan start up yang bergerak di bidang jasa keuangan.

Dengan memanfaatkan basis teknologi big data dan cloud computing, maka berbagai layanan di bidang keuangan dapat dilakukan secara online dalam waktu singkat. Perusahaan-perusahaan yang mengkhususkan diri di bidang layanan keuangan berbasis digital inilah yang kemudian memunculkan istilah financial technology (fintech).

Sebagian besar dari kita, terutama yang tinggal di kota besar tentu sudah tidak asing lagi dengan aktivitas belanja online dan pembayaran dengan menggunakan kartu kredit, voucher maupun e-money. Metode transaksi tersebut saat ini mungkin sedikit banyak telah mampu menggeser penggunaan uang tunai sebagai instrumen pembayaran, dan tentu saja menggeser dominasi toko-toko fisik menjadi toko online. 

Ternyata sekarang layanan yang ditawarkan oleh bisnis fintech tidak lagi terbatas pada aktivitas jual beli dan bayar-membayar, tetapi juga telah meluas ke layanan yang biasanya disediakan oleh perbankan. Jasa utama perbankan seperti penggalangan dana dan penyaluran kredit saat ini telah dapat dilakukan oleh perusahaan fintech. 

Tidak hanya itu, perusahaan fintech juga telah mampu menyediakan jasa keuangan yang biasanya dilakukan oleh perusahaan asuransi maupun perusahaan penyedia jasa investasi. Maka tidak berlebihan jika kemudian kita dapat mengatakan bahwa segala aktivitas kita termasuk dalam hal transaksi keuangan kini ada di dalam genggaman. Menabung, berinvestasi, bahkan berhutang pun sekarang semudah memencet tombol di smartphone. Layanan yang dapat diakses melalui internet membuat penduduk Indonesia yang tinggal di wilayah luar perkotaan pun bisa melakukan transaksi dengan produk-produk fintech,sehingga perusahaan fintechdapat menjangkau banyak konsumen yang selama ini 'sulit' dijangkau oleh bisnis konvensional seperti perbankan.

Secara garis besar, fintech dapat dibagi menjadi 4 (empat) kategori berdasarkan inovasinya. Pertama adalah fintech yang menyediakan layanan deposit, lending & capital raising; kemudian fintechyang mengkhususkan diri di bidang investment & risk management;bidang payments, clearing & settlement serta yang berupa market provisioning. 

Adapun nilai transaksi fintech di Indonesia pada tahun 2016 mencapai 14,5 US Dollar atau sekitar 0,6% dari total nilai transaksi global yang mencapai 2.355 milyar US Dollar. Jumlah nominal yang sedemikian besar nantinya akan terus bertambah dengan semakin banyaknya pemain baru di bisnis fintech serta terus meningkatnya minat masyarakat untuk melakukan transaksi dengan memanfaatkan layanan perusahaan fintech.

Ada beberapa hal yang menyebabkan perkembangan fintech begitu pesat di Indonesia. Komposisi penduduk Indonesia saat ini didominasi oleh generasi muda yang merupakan generasi melek internet dan biasanya menginginkan solusi yang cepat dan memudahkan persoalan mereka, sehingga kehadiran fintechmerupakan jawaban bagi kebutuhan generasi ini. 

Pertumbuhan pengguna internet dan smartphone di Indonesia juga sangat signifikan, sehingga memunculkan kebutuhan untuk dapat melakukan transaksi keuangan secara online. Pengguna media sosial di Indonesia juga terbilang sangat besar, ternyata hal ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan fintech sebagai salah satu komponen analisis risiko dengan cara membaca aktivitas di media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun