"Pada bulan Ramadan, Rasulullah biasanya tidur dan bangun malam, tapi jika telah masuk sepuluh hari terakhir, beliau mengencangkan ikat pinggang, menjauhi istri-istrinya, dan mandi di waktu antara Magrib dan Isya."
Mandi di antara waktu maghrib dan isya ini memberikan keteladanan bahwa Rasulullah SAW sangat istimewa memperlakukan 10 hari terakhir bulan Ramadan. Beliau mandi agar kondisi badan segar dan bugar dalam melakukan amalan-amalan terbaik di bulan Ramadan.
MELAMBATKAN BERBUKA PUASA HINGGA WAKTU SAHURÂ
Ketika 10 hari terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW melambatkan berbuka puasa hingga waktu sahur. Hal ini menunjukan bahwa Rasulullah SAW sangat konsentrasi untuk melakukan amalan terbaik di bulan Ramadan.
Namun, hal yang perlu digarisbawahi bahwa kita bisa meneladahi amalan tersebut semampunya. Sebagai contoh, kita bisa melambatkan waktu berbuka puasa hingga waktu isya. Terpenting, anda bisa mencoba untuk melambatkan berbuka puasa sebisanya.Â
MENGENCANGKAN PERUT
"Aisyah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW apabila memasuki 10 malam terakhir bulan Ramadhan beliau mempererat sarungnya (tidak mendekati istrinya), menghidupkan malam 10 terakhir itu dengan membangunkan keluarganya."
Maksud amalan tersebut bahwa Rasulullah SAW mulai konsentrasi dalam hal akhirat. Untuk melakukan amalan terbaik di bulan Ramadan. Juga, amalan tersebut memberikan pemahaman bahwa beliau menjauhkan diri dari menggauli istri-istrinya.
Bahkan, diriwayatkan bahwa beliau tidak kembali ke tempat tidurnya sampai rampungnya bulan Ramadan. Dan, hadits yang diriwayatkan oleh Anas menyebutkan bahwa beliau melipat ranjangnya dan menjauhkan diri dari menggauli istri.
MEMBANGUNKAN KELUARGANYA UNTUK SHOLAT MALAM
Saking paling istimewanya di malam 10 terakhir bulan Ramadan, Rasulullah SAW membangunkan keluarganya untuk mengerjakan salat sunah pada malam hari. Menarik, Rasulullah SAW tidak melakukan hal tersebut pada malam-malam yang lain.