Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Sinergi Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Lain Dalam Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK)

6 Juni 2019   22:17 Diperbarui: 6 Juni 2019   22:21 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, ketentuan PMK tercantum dalam UU Nomor 9 Tahun 2016 tentang PPKSK. Empat anggota KSSK diamanati untuk memperkuat peran, fungsi, dan koordinasi dalam rangka pemantauan dan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan.

Dan, penanganan kondisi krisis sistem keuangan, serta penanganan permasalahan Bank Sistemik, baik kondisi sistem keuangan normal maupun krisis sistem keuangan.

KONDISI EKONOMI TAHUN 2019 MENURUT KSSK

Rapat KSSK pada Senin (28/1/2019) menyatakan kondisi SSK dalam negeri pada kuartal IV-2018 normal. Berdasarkan hasil pemantauan 4 anggota KSSK terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, dan penjaminan simpanan.

Tahun 2019, pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan pada kisaran 5,0%-5,4%. Ditopang oleh kuatnya permintaan domestik, seiring dengan terjaganya daya beli dan keyakinan konsumen. Dan, investasi tetap kuat seiring membaiknya keyakinan pelaku usaha dan belanja sektor pemerintah yang berkualitas.

Suku Bunga
Dalam Kajian Stabilitas Keuangan BI Nomor 32 Maret 2019 menerangkan bahwa sepanjang Semester II Tahun 2018, SSK mengalami peningkatan tekanan. Dipengaruhi volatilitas nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Karena ketidakpastian ekonomi global, Semester II tahun 2018, BI menaikan suku bunga kebijakan sebesar 75 bps ke  level 6%. Sedangkan, selama triwulan I 2019, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo Bl mempertahankan suku bunga acuan (Bl7DRR) sebesar 6%.

CAR (Capital Adequacy Ratio)
Ketahanan permodalan bank tercermin dari CAR atau rasio kecukupan modal. Januari 2019 berada pada angka 23,12%. Menurut Ibu Ita Rulina, Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudential BI di kompas.com (23/3/2019) menyatakan bahwa kondisi baik perbankan dalam negeri. Meskipun, rupiah mengalami volatilitas, dikarenakan perbankan sangat menjaga CAR agar tidak turun.


NPL (Non Performing Loan) atau Kredit Bermasalah.
Risiko kredit perbankan pada semester II 2018 berada pada level terendah. Dengan rasio NPL sebesar 2,37%. Penurunan terjadi pada semua kredit seperti kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi.

Sedangkan, sektor utama yang mempengaruhi pertumbuhan kredit yaitu konsumsi (perumahan dan multiguna), sektor perdagangan dan industri pengolahan.

Pertumbuhan Kredit
Dalam paparan KSSK di Kementrian Keuangan tanggal 29 Januari 2019 lalu,   Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan bahwa stabilitas keuangan dan kinerja sektor keuangan 2018 tetap terjaga.

BI menargetkan rasio kredit UMKM mencapai pentahapan akhir untuk target minimum 20% dari tahun sebelumnya sebesar 15%. Juga, meningkatkan implementasi pemeringkatan kredit dan ketersediaan informasi laporan keuangan UMKM. Untuk mengatasi asimetri informasi antara perbankan dan UMKM.

Kredit perbankan tumbuh 11,75% (yoy) yang didorong sektor listrik, gas, air, transportasi dan pertambangan. Triwulan I 2019, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa pertumbuhan kredit akan mencapai level kisaran 10%-12% (yoy).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun