Mohon tunggu...
Lila Carmelia
Lila Carmelia Mohon Tunggu... -

berawal senang membaca dan kemudian mencoba untuk menuangkan beragam imajinasi dalam sebuah cerita....semoga slalu menghibur para penikmat cerita pendek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kelewatan

7 April 2018   13:20 Diperbarui: 7 April 2018   13:29 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

"Ibuku sulit hamil."

"Bagaimana kalau aku seperti ibu, nanti mas Burhan tidak sabar lalu kawin lagi!"Dian berkata dengan sedikit merajuk.

"Ndak lah dek,masa aku kayak gitu." Burhan menimpali.

Tapi beberapa hari lagi, putri mereka akan lahir. Dian menamainya Dewi.

"Kayak Sinetron itu loh mas. Namanya Dewi,orangnya cantik dan baik,nasibnya selalu mujur."Dian berkata saat sedang menonton TV.

Untuk Burhan, Dewi nama yang bagus. Burhan tidak pernah menonton sinetron. Tidak suka dengan cerita yang kadang dipanjang-panjangkan. Burhan hanya suka menonton berita karena tak mampu untuk berlangganan Koran. Meskipun Burhan hanya lulusan SMP dan hidup sederhana di pinggiran kota, tapi Burhan selalu ingin tahu berita terkini yang didengarnya di televisi.

Burhan menimbang-nimbang ajakan Sadeli. Alasan Burhan untuk menerima undangannya bukan karena dia sudah lama tak bisa menonton bioskop, sampai film-film bagus yang dilihat cuplikannya di televisi pun terlewati. Tapi lebih karena Burhan sudah lama tak bisa mendekati Dian. Dengan perut yang buncit,nafas yang sudah tersengal-sengal menahan beban yang harus dibawanya bahkan mood yang naik turun membuat keinginan Burhan untuk berhubungan intim selalu tertahan saat mengingat wajah istrinya yang terlihat sangat lelah.

"Bagaimana? Jadikan mampir?"Tanya Sadeli selepas maghrib.

"Bagaimana ya...istriku sedang hamil tua,nanti kalau ada apa-apa?"Jawab Burhan ragu.

"Ah...tidak akan ada apa-apa,Kan cuma dua jam."

Burhan tidak sabar menunggu jam bubar pabrik. Jam tujuh malam Burhan dan Sadeli pulang dengan sepeda ontel masing-masing. Rumah Sadeli tak terlalu jauh, hanya butuh waktu lima belas menit saja untuk sampai di rumahnya. Sadeli sempat mampir untuk membeli dua bungkus nasi goreng bang Karim yang mangkal di ujung jalan dan sebungkus kacang sukro menambah kelezatan nasi goreng plus telur ceplok ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun