Mohon tunggu...
Yeni Kurniatin
Yeni Kurniatin Mohon Tunggu... Administrasi - if love is chemistry so i must be a science freaks

Ordinary creature made from flesh and blood with demon and angel inside. Contact: bioeti@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Orion, Suaka [01:50]

14 Agustus 2018   07:58 Diperbarui: 2 Juli 2023   17:16 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perpustakaan menjadi suaka bagi Gyas. Gyas berada di sana bukan hanya untuk membaca-baca koleksinya. Lebih semata sebagai tempat suaka dari "kekejaman" Patrion.

Perpustakaan Patrion cukup luas. Berada di lantai 3. Menguasai hampir satu lantai penuh. Dikelilingi dinding yang terbuat dari kaca. Kaca-kaca itu membuat perpustakaan menjadi hangat. Kaya dengan cahaya matahari.  

Menurut Gyas perpustakaan Patrion cukup mewah. Jauh berbeda dengan perpustakaan di SMP-nya dulu. Perpustakaan di SMP-nya dulu hanya berukuran 2 x 3 meter. Sesak. Berdebu. Raknya terbuat dari serpihan  gergaji yang dipadatkan. Sudah banyak rusak. Tidak bisa menyangga buku-buku lagi. Sering terkunci karena tidak ada petugas. Memang seperti gak ada niat untuk membuat perpustakaan. Hanya sekedar untuk memenuhi syarat jika di sekolahnya ada perpustakaan.

Gyas berani bertaruh. Perpustakaan Patrion adalah perpustakaan ter-kece di seluruh sekolah se-Bandung raya. Untuk ke lantai 3 difasitasi dengan lift. Liftnya juga bagus. Tapi seseringnya Gyas menggunakan tangga. Itung-itung olahraga (padahal Gyas gerah berbagi udara dalam ruang sempit dengan anak Patrion lainnya).

Untuk menjadi anggotanya tidak perlu daftar ulang. Tak perlu ngisi formulir lagi. Diterima di Patrion, otomatis sudah sah menjadi anggota perpustakaan. Cukup tunjukan kartu siswa pada saat meminjam buku. Petugas perpustakaan akan men-scan barcode-nya. Tidak belibet. Sayangnya kemudahan-kemudahan ini tidak mendongkrak kunjungan ke perpustakaan. Kalah oleh pengunjung ke kantin.

Bagaimana bisa menang, Kalau kantin di Patrion itu tidak kalah kece. Ditata mirip food court. Ada kedai siomay, batagor, mie ayam, gorengan. Kedai minuman juga lengkap. 

Semua pegawai kantin menggunakan seragam. Kaos kerah warna hitam dan celemek kotak-kotak merah biru. Ada bordir nomor kedai di celemeknya. Jadi kita gak akan bingung pesan kemana.

Dari kantin, bisa memandang lepas ke lapangan basket. Biasanya ada beberapa orang yang bermain-main basket pas jam istirahat. Para atlet basket ini seakan menjadi tontonan mengasyikan. Kursi-kursi yang mendekati lapangan basket akan diisi oleh para selebritis yang merupakan gebetan-gebetan atlet basket.

Padahal tempat yang paling strategis nonton basket adalah perpustakaan. Gyas merasa seperti mata drone yang mengawasi  dari atas permainan mereka. Walau bisa leluasa menonton dari lantai 3, bagi Gyas permainan basket di Patrion terasa membosankan.

"Namanya Lingga, mantan ketua OSIS. Kelas Fisika." Olive menjelaskan bak wartawan yang live report dari TKP. Jika Olive tidak memintanya, Gyas tidak ingin ke kantin. Tapi Olive keukeuh. Keadaan kantin dan lapangan lumayan cukup riuh. Rupanya ada sang idola sedang bermain.

Lingga menjadi daya tarik sendiri bagi adik-adik junior perempuan. Jika Lingga bermain pinggir lapang mendadak penuh. Mereka caper. Tinggi Lingga sekitar 170 cm, berkulit bersih. Walau tidak ikutan gaya Korea, tidak menghilangkan pesona Lingga untuk jadi idola.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun