Gee tidak menjawab panggilan Bunda. Dia malah membenamkan kepalanya pada tumpukan bantal.
"Gee..." panggil Bu Ilma sekali lagi. "Bunda masuk yaa? Tadi Teh Wiwit bawa sate ayam."
Bunda mengangkat nampan yang masih tergeletak. Merapikan susunan piringnya. Menekan gagang pintu dengan perlahan, menahannya sampai mendapat jawaban.
"Gee..." panggilan Bu Ilma. Ragu karena tidak mendapat jawaban.
"Iya Bun, tidak dikunci kok." Jawab Gee dengan malas. Suara gagang pintu seolah memaksa Gee untuk menjawab.
Kamar mungil bersuasana Shabby Chic. Berlapis wall paperblue baby dengan gambar sulur mawar.
"Memangnya kamu gak lapar?" sapa Bunda. Lalu meletakan nampan di samping tempat tidur Gee.
Gee hanya menggeliat mengeluarkan tubuhnya dari selimut. Beberapa buku ikut berjatuhan.
"Teh Wit beli sate ayam nih, kasihan sudah jauh-jauh belinya tapi gak dimakan."
Gee merasa tak harus bersimpati atas perjuangan Teh Wit membelikan sate ayam kesukaannya.
Bu Ilma menarik  selimut yang menjuntai ke lantai. Memunguti buku-buku yang berjatuh. Tanpa sengaja Bu Ilma memperhatikan kolong tempat tidur Gee. Banyak sampah kemasan makanan.