Atau dalam kata lain: dengarkan dulu emosimu, baru tentukan tindakanmu.
Penting untuk diingat:
Emosi itu valid, tapi belum tentu faktual.
Contoh: Kalau kamu merasa "nggak disukai", itu valid perasaanmu nyata. Tapi itu belum tentu benar secara fakta. Bisa saja itu persepsimu karena pengalaman masa lalu atau overthinking sesaat.
Kalau ketika emosi datang, kita bingung harus apa.
Tapi hari ini kamu sudah mengambil langkah pertama: menyadari bahwa emosi bukan musuh. Mereka cuma data---dan kamu punya hak untuk mendengarkan, memproses, lalu meresponsnya dengan cara yang sehat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI