Mohon tunggu...
Caping Item 2020™
Caping Item 2020™ Mohon Tunggu... -

"menulis dengan cara yang sangat merdeka"

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sajak Rindu

19 Mei 2015   18:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:49 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1432044002816022236

[caption id="attachment_418669" align="aligncenter" width="580" caption="Ilustrasi/Kompasiana (kfk.kompas.com)"][/caption]

: "Sepi....."
Itu kata yang baru saja kuucapkan dalam hati
Ketika pada sebuah kaki langit
Kuberdiri terpaku, membeku, berharap mampu merontokkan bait-bait cinta yang tertulis pada lembaran-lembaran mahamega, putih

Hmmm,
Aku bergumam
Jiwa bergidik pada tataran cinta yang belum terbalas
Padahal di-sajadah yang kubentangkan dari timur ke barat telah kering dengan derai-derai mahasungai, bening

Hati bertanya,
Masihkah ada sebuah harapan yang akan menetes dipelimbahan cinta yang sunyi ini?
Sedangkan yang paling kurindukan telah berpulang, membujurkan utara selatan pada bumi yang semakin tua

Duhai rindu,
Ingin kusapa dirimu dengan peluh yang belum juga kering di raga ini
Sementara sebuah harapan untuk berbagi semakin mengangkasa, jauh
Meninggalkan diri yang masih berharap bahwa hari esok memang masih ada

Caping Item 2020, 19 Mei 2015

Ps
: kepada A di A
tak perlu tahu siapa aku
yang penting kau masih bisa membacaku
Ttd,
Capit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun