Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Bersyukur

25 Mei 2019   13:46 Diperbarui: 25 Mei 2019   13:59 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga: ia harus menjadikan nikmat itu sebagai pendorong untuk lebih giat beribadah kepada Allah Swt. Misalnya berpuasa  tarawih, haji, dan zakat serta sadaqah.

Bila ketiga hal tersebut telah berpadu dalam diri seorang hamba, maka ia layak dikatakan sebagai hamba yang bersyukur kepada Allah. Dan memang tidak ada bagi kita untuk tidak bersyukur. Sebab kenapa? Karena nikmat yang diberikan kepada kita sungguh sangat banyak bahkan tidak sanggup kita menghitungnya.

Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata'aala "Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nahl: 18)

Imam Ahmad dan Imam At-Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits yang berisi nasehat Rasul kepada Mu'adz bin Jabbal. Nabi Saw. bersabda:

"Wahai Mu'adz, hendaklah engkau tidak lupa pada setiap selesai melaksanakan shalat untuk mengucapkan doa: 'Ya Allah, berilah pertolongan padaku untuk selalu mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan memperbaiki ibadah untuk-Mu."

Maka dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasullullah Sallahu 'alaihi wasallam bagaimana menjadi orang yang bersyukur patut kita teladani. Rasul sendiri merupakan hamba yang paling bersyukur padahal beliau adalah seorang nabi.

Untuk mencapai derajat syukur manusia dapat mencapainya melalui dua hal yaitu shalat dan sabar. Shalat akan mengantarkan seseorang untuk tunduk dan patuh kepada Allah. Sedangkan sabar akan melahirkan sebuah sikap yang menerima secara ikhlas apa saja pemberian Allah setelah melakukan berbagai usaha dan upaya tanpa berkecil hati.

Contoh sikap sabar misalnya kita sebagai petani yang telah mengolah tanah, menanami padi, memberikan pupuk, dan merawat padi tersebut dengan baik, akan tetapi hasil panen yang diperoleh ternyata sesuai dengan yang kita harapkan, maka itulah sabar.

Jadi sabar itu merupakan sikap atau kemampuan kita untuk menerima segala pemberian Allah meskipun tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan namun kita ridha menerimanya.

Selain itu sabar juga bentuk perilaku yang tidak gampang marah atau dapat mengendalikan emosi dengan baik. Walaupun kita memiliki kesempatan untuk melampiaskan kemarahan tersebut tetapi orang-orang yang bersabar mereka tidak akan melakukannya.

Itulah makna bersyukur, bahwa dalam kesempatan apapun dan kondisi bagaimanapun kita mesti dapat lebih sabar, baik dalam artian sabar dengan kondisi yang ada sekarang sambil melakukan upaya untuk merubah menjadi lebih baik di masa akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun