Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Dilema Los Angeles Clippers

19 Maret 2019   17:36 Diperbarui: 8 Mei 2019   22:07 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Clippersholic.com

Green dan Temple termasuk pemain yang membawa Memphis Grizzlies menjadi tim dengan pertahanan kokoh di awal musim. Sayang dengan banyaknya pemain yang bergantian cedera, serta banyaknya pemain senior dengan gaji besar, setidaknya untuk satu hingga dua musim ke depan, Grizzlies memilih mengubah visinya begitu tim ini mulai lebih sering kalah. Mereka ingin membangun tim berisi pemain muda secepat mungkin. Paling cepat tentu saja pertengahan musim lalu, sebelum all star lebih tepatnya, sebelum perpindahan pemain ditutup.

Patut diketahui, semakin besar besaran gaji pemain, pajak yang dikeluarkan pemilik tim juga makin besar. Terlebih Grizzlies dikenal dengan banyak pemain senior, yang mungkin kemampuannya sedikit berkurang jika dibandingkan ketika masih lebih muda.

Kebalikan dengan Clippers yang dihuni oleh banyak pemain muda, dan pemain matang yang sebagian kontraknya berakhir musim depan (satu musim setelah musim ini berakhir maksud saya).

Menariknya, pemain muda ini malah tampil bagus. Clippers yang tadinya nyaris terdepak dari posisi delapan besar, sekarang malah berpeluang berada di posisi lima besar, mengingat jarak antara peringkat 5-8 hanya dipisahkan oleh 1-2 kekalahan saja. Green bisa mengisi peran Harris dengan baik meskipun secara statistik tidak sementereng Harris.

Permainan Temple malah membuat para fans Clippers melupakan permainan Avery Bradley yang kerap dikritik fans karena lebih sering tidak konsisten dan menjadi titik lemah pertahanan Clippers. Para pemain baru ini membantu Clippers memenangi delapan dari sebelas pertandingan terakhir. Jumlah kemenangan ini hampir sama dengan jumlah kemenangan beruntun mereka di awal musim.

Hasil yang Clippes tidak bisa dilepaskan dari jadwal mereka di paruh terakhir kompetisi. Jadwal mereka di atas kertas lebih ringan dibanding Los Angeles Lakers dan Sacramento Kings, dua tim yang posisinya tepat di bawah Clippers. Dalam sebelas pertandingan terakhir, mereka kalah dari tim yang di atas kertas memang diunggulkan misalkan Utah Jazz yang mulai tampil konsisten sejak kehadiran Kyle Korver dan mendapat jadwal yang lebih ringan dibanding paruh pertama mereka.

Mereka juga kalah dari Denver Nuggets yang stabil berada di posisi dua besar, serta Portland Trail Blazers yang dalam beberapa musim terakhir memang selalu tampil bagus menjelang akhir musim reguler. Keunggulan Clippers di posisi big man juga berhasil dimanfaatkan ketika bertemu Boston Celtics dan Oklahoma City Thunder.

 Nyamannya posisi Clippers juga terbantu dengan terpuruknya posisi Lakers dan Kings. Lakers yang di awal musim stabil berada di peringkat lima besar, perlahan mulai turun karena berbagai alasan. Mulai dari cederanya Lebron James, isu ditukarnya separuh anggota tim dengan Anthony Davis, ditukarnya Ivica Zubac dengan Mike Muscala, hingga cederanya Lonzo Ball dan Brandon Ingram sampai akhir musim.

Gosip ditukarnya sebagian besar pemain Lakers sedikit mempengaruhi kekompakan tim. Buat apa bermain bagus kalau pada akhirnya mesti ditukar dengan pemain lain. Meski gosip sudah mereda, bukan jaminan musim depan separuh pemain Lakers tadi tidak akan ditukar dengan pemain lain.

Kepindahan Ivica Zubac juga turut mengubah kesolidan tim padahal Zubac adalah pemain kunci yang membuat Lakers dikenal banyak membuat angka sekaligus kokoh di bawah jaring. Sekarang ketidakhadiran Zubac makin terasa karena Lakers lebih banyak menyerang lewat lemparan tiga angka. Tanpa kehadiran Zubac yang rajin mengambil bola rebound, pertahanan Lakers turun dari posisi 6 besar ke peringkat 29 dari keseluruhan tim NBA musim ini.

Di sisi lain, Sacramento Kings juga tidak bisa mengimbangi Clippers di posisi delapan. Kelihatannya kepindahan Iman Shumpert ke Houston Rockets sedikit memberi pengaruh. Harrison Barnes memang lebih jago bertahan ketimbang Shumpert. Sayang akurasi tembakan tiga angka Barnes belum sebagus Shumpert, Padahal, Kings dikenal dengan pertahanan yang kokoh sekaligus serangan balik yang cepat dengan diakhiiri tembakan tiga angka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun