Mohon tunggu...
Candra Permadi
Candra Permadi Mohon Tunggu... Penerjemah - r/n

r/n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Clippers yang Kurang Dinamis

20 Juli 2017   17:50 Diperbarui: 25 Juli 2017   09:21 739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Clippers, buat saya, masih salah satu tim terbaik NBA, musim lalu. Mereka punya pemain-pemain terbaik di posisinya. Mereka punya pengatur permainan bagus dengan akurasi tembakan juara, meski bukan seorang shooter dalam diri Chris Paul.  Mereka juga punya salah satu shooter paling konsisten di NBA, JJ Redick, tembakan dua dan tiga angkanya sama baik. Blake Griffin masih jadi bigman dengan skill ofensif paling lengkap, tinggi, gesit, tembakan lumayan. Griffin masih salah satu yang terbaik di posisinya, meski dari segi defense dibilang kurang terasa.

Mungkin yang agak kurang familiar buat saya adalah Luc Mbah a Moute. Sampai (dua) musim lalu, saya masih penasaran siapa Mbah a Moute. Ngapain pemain nggak menonjol gitu maen buat Clippers. Jarang nembak, rusuh, nempel ke sana ke mari, sekalinya nembak belum tentu akurat. Itu dulu. Setelah akurasi tembakan tiga angkanya meningkat pesat musim lalu, sama aja.

Tugasnya memang begitu, ngrusuhi, memastikan tim ini bermain dengan benar. Bertahan dengan nyaman dan menyerang dengan lapang. Tugasnya sebagai tukang bebersih membuat DeAndre Jordan maksimal menjalankan tugasnya di bawah jaring. DeAndre Jordan, ngomong-ngomong, masih jadi salah satu big man paling susah ditaklukkan di bawah jaring NBA saat ini. Bertenaga, tinggi, besar, kekar, meski tembakannya nggak bisa dibilang istimewa.

Sumber: Fansided.com
Sumber: Fansided.com
Kelimanya punya job description yang jelas. Siapa yang mengatur permainan, mengamankan bawah jaring, siapa yang kudu rajin mencetak angka, dan siapa yang kudu bertahan. Mungkin kalau saya nggak ngeh kalau Chris Paul, JJ Redick, dan D'andre Jordan termasuk defender terbaik di posisinya masing-masing, meski bukan defender multiposisi, saya masih akan mengira kalau Clippers maen di jaman baheula, minimal tim retro 1990an atau awal 2000an. Blake Griffin punya tembakan yang bagus layaknya Karl Malone, Kevin duckworth, Tim Duncan atau Paul Gasol minus operan prima.  Mbah A moute bermain layaknya Bruce Bowen, Scottie Pippen, Tayshun Prince, atau Ron Artest. Kesan retro makin kuat ketika melihat Chris Paul mengorkestrasi permainan, mengatur tempo, dan mendistribusikan bola pada DeAndre Jordan, langsung ke bawah jaring.

Cara mencetak poin yang efektif, mengingat DeAndre Jordan jago memainkan pick and roll dan punya lompatan yang mantap. Kekompakan keduanya mengingatkan saya ama Karl Malone dan John Stockton.

Channel JazzBasketball1


Meski terkesan rada jadul di permukaan, bukan berarti mereka tim yang tertinggal di babak playoff. Kekompakan mereka berlima, dari musim 2013-14 sampai musim lalu, membawa Clippers stabil di posisi empat besar. Pemain cadangannya yang biasanya beda. Cadangan mereka musim lalu, bisa dibilang, termasuk yang terbaik selama ini. Mereka punya Jamal Crawford, tiga kali sixth man of the year (pemain cadangan terbaik). Meski udah senior, Crawford masih pencetak four-point play terbaik NBA, mereka juga masih punya Paul Pierce, juara NBA (2008) bersama Boston Celtics, pengalaman boleh dibilang nggak ternilai, meski menit bermainnya nggak lagi gitu banyak. Pengalaman juara NBA juga ditularkan Marrese Speight, big man cadangan Warriors, yang jago tembakan tiga angka. Pengalaman para pemain cadangan Clippers makin terasa dengan masuknya Raymond Felton. Meski berstatus back up point guard, pengalaman membawa New York Knick sampai semi final wilayah timur musim 2013 sebagai starter nggak bisa dianggap remeh.

Buat saya pribadi, sebuah tim NBA yang bagus keliatan dari daftar pemain cadangan. Sepanjang mereka masing-masing posisi punya back up yang berpengalaman sebagai starter) atau punya minute play tidak berbeda jauh dari starter, boleh dibilang tim itu bisa disebut sebagai penantang di babak playoff. Lima starter plus lima pemain cadangan bagus, meski kelimanya tidak harus bermain dalam satu pertandingan. Terlebih antar pemain bisa bermain di lebih dari satu posisi. Speight, misalnya bisa mengisi peran Jordan di posisi lima ketika yang bersangkutan rehat di bangku cadangan. Jika ingin menaikan tempo permainan, Mbah a Moute bahkan bisa digeser ke posisi empat, dan menyelipkan Crawford di posisi tiga. Formasi yang tercipta jadi lebih kekinian dan dinamis di atas kertas. Small ball kalau orang jawa bilang. Meski dari segi usia dan stamina perlu dicermati lebih lanjut. A Moute (30) Paul (31), Redick (32), Felton (32), dan Pierce (39), satu musim yang lalu.   

www.basketball-reference.com
www.basketball-reference.com
Clippers bisa dibilang beruntung. Mereka bisa mendapatkan cadangan bermutu dengan kontrak minimum mengingat tim ini punya anggaran gaji di atas batas atas. Besarnya nilai kontrak ini bisa terjadi karena Clippers, beberapa musim lalu, memperpanjang kontrak para starternya dengan nilai yang nggak sedikit. Sebagai tambahan, sebuah tim bisa mengontrak pemain di atas salary cap selama mereka memperpanjang masa bakti  pemainnya sendiri. Apabila sudah di atas salary cap, mereka harus pandai-pandai mengatur kas tim, salah satunya mencari pemain senior dengan gaji minimum atau kontrak berdurasi tiga tahun seperti Wesley Johnson. Meski nggak dikenal sebagai pencetak angka yang konsisten, ketangkasan Johnson cocok dengan gaya NBA masa kini.  Begitu juga kelincahan dan kengototan Austin Rivers. Meski bermain bagus pada playoff melawan Spurs dua musim lalu, Rivers kerap dianggap overrated mengingat konsistensi permainannya, sebagai pemain cadangan belum sebagus pemain bertipe mirip, misal Cory Joseph dari Toronto Raptors musim lalu (sekarang Indiana Pacers).

Channel: Freedawkins

Para pemain cadangan ini membuat permainan Clippers musim lalu lebih luwes. Terlebih dengan hadirnya Brandon Bass, big man mungil yang punya jump shoot lumayan. Meski nggak bisa dibilang istimewa, para pemain cadangan ini bisa membawa Clippers di peringkat empat wilayah barat, meski Griffin dan Paul tidak bermain, masing-masing dalam 21 pertandingan. Sayang musim lalu mereka nggak berhasil lolos dari babak pertama playoff, setelah dikalahkan Utah Jazz 4-3.

Musim ini menjadi tantangan sendiri buat Clippers, meski pramusim diawali dengan cukup meyakinkan. Jerry West, General Manager dibalik kesuksesan era Show time Lakers dan sosok kunci dibalik kehadiran Kevin Durant di Golden State Warriors, bergabung sebagai konsultan. Kehadiran West diharapkan bisa memikat kehadiran bintang seperti Lebron James musim depan, seperti layaknya Durant musim lalu sekaligus memikat pemain kunci  mereka untuk memperbarui masa bakti. Hanya saja cara ini bisa berpengaruh pada kedalaman roster. Pembaruan kontrak para pemain kunci seperti CP3, Redick, dan Griffin akan membuat anggaran gaji tim makin di atas salary cap. Artinya di luar pertukaran pemain, peluang tim ini untuk tetap kompetitif musim ini nggak bisa dibilang cerah. Warrors bisa leluasa memperpanjang masa bakti para pemain kunci salary kas mereka musim lalu blom berada di batas atas.

http://www.csnbayarea.com
http://www.csnbayarea.com
Nggak heran  CP3 memilih untuk menyesuaikan gajinya dan bergabung bersama James Harden di Houston Rockets. Bertukar tempat dengan Pat Beverley, Lou Williams, Sam Dekker, Montrezl Harrell, Darrun Hilliard, DeAndre Liggins, Kyle Wiltjer (dilepas), dan draft pick putaran pertama. Saya sendiri belum melihat banyak perbedaan dengan  bergabungnnya CP3 ke Houston Rockets. Meski unggul dari segi kepemimpinan, kemampuan Chris Paul dalam bertahan bisa dibilang nggak jauh beda dengan Beverley, meski kalau saya bilang keterampilan Beverley dalam bertahan lebih banyak dikenal dari CP3. Permainan Beverley juga bisa dibilang lebih ekspolif. Cocok dengan filosofi  seven seconds or less D'antoni. Meski termasuk pemain tercepat NBA, CP3 bukan tukang ngegas layaknya Beverley. CP3 dikenal dengan keterampilannya memainkan tempo.

 Kehadiran PJ Tucker buat saya juga blom begitu kentara manfaatnya, mengingat "bahan peledak" Rockets dari bangku cadangan mereka musim lalu justru berganti seragam ke Clippers. Bersama Nene dan Eric Gordon,  Harrell dan Dekker (sebelum cedera di ujung babak reguler) adalah pelapis andalan yang membawa tim ini ke peringkat tiga babak reguler musim lalu. Lou Williams baru hadir ke Toyota center setelah all star. Capella makin memperkaya variasi taktis di bawah jaring setelah pulih dari cedera di ujung musim reguler.

Channel: Bballbreakdown

Saya sendiri mulai melihat roster Rockets lebih dalam setelah Luc Mbah a Moute masuk. Minimal kedalaman roster lebih terjaga. Lima starter dan empat back up bagus.  Cerita bisa sedikit berubah (bukan) dengan hadirnya pemilik baru Rockets, tapi dengan hadirnya Carmelo Anthony. Terkadang inilah sisi positif NBA, selama tim bisa dibilang bagus, perpindahan kepemilikan bisa dibilang mengejutkan, meski nggak selamanya negatif. Saya sendiri nggak tahu kenapa pengusaha Leslie Alexander (72) memilih menjual tim yang sudah dimiliki selama 24 tahun, justru saat mereka berpeluang menantang Warriors, minimal sampai babak playoff. Boleh jadi malah inilah saat yang tepat mengingat Rockets terbilang lagi moncer-moncernya. Dari sisi salary cap juga nggak masalah. Setahu saya, anggaran sebuah tim baru akan menjadi tanggungan pemilik apabila nilainya berada di atas salary cap. Pemilik tim yang akan membayar pajak dari kelebihan salary itu.

Melo rasa triangle offense, Channel: Real GD's Latest Highlights,

Buat saya, yang bikin saya kurang antusias justru gosip kehadiran Carmelo Anthony. Salah satu alasannya adalah salary Melo yang besar. Dengan anggaran gaji yang besar, Rockets bisa jadi perlu menukar satu  dari dua sniper terbaiknya agar nilai tukarnya seimbang.  Ryan Anderson yang punya tembakan tiga angka berkisar 38-40% atau Trevor Ariza yang jago bertahan, sekaligus pemain yang rajin memimpin perolehan steal (di posisi small forward) setidaknya empat musim belakangan. Carmelo Anthony sendiri kurang begitu unggul di statistik itu. Melo bukan dikenal sebagai defender dan tembakan tiga angkanya nggak secerah Anderson dalam tiga musim terakhir.  Meski secara pribadi belum ngefans, pertukaran ini bukan berarti nggak bisa terlaksana lho ya mengingat Melo pernah menjadi pemain yang dilatih D'antoni.

Channel: Coach Daniel 

Buat Clippers sendiri, saya rada kurang ngeh dengan pergerakan mereka di bursa free agent dan trade kali ini. Kehadiran Beverley dan  Lou Williams memberi warna tersendiri dari sisi backourt. Meski dari sisi pelapisnya saya nggak begitu yakin. Liggins dan Teodosic belum teruji di kerasnya rimba NBA. Meski dikenal sebagai memberi umpan paling berbakat di Eropa, saya kok masih sanksi apa permainan Teodosic yang elegan bisa cepat menyatu dengan gaya permainan NBA yang cepat dan keras. Terlebih tongkrongan yang kalem, terlihat mudah dilewati guard-guard NBA yang rata-rata lebih gesit darinya.


Channel: Bballbreakdown
Saya juga rada heran kenapa Clippers justru mendatangkan Danillo Gallinari. Selain rentan cedera, gaya maen Galinari juga nggak beda jauh dengan Griffin, dengan akurasi tembakan yang lebih paten. Dengan hadirnya Dekker, paling tidak sejauh ini, mereka punya big man ofensif yang terbilang banyak dan terasa lebih banyak mengingat mereka belum mencari pemain seperti Mbah a Moute. Boleh jadi mereka akan melihat dulu perkembangan perpindahan Melo. Bisa jadi dengan pindahnya Melo, apalagi kalau memang melibatkan empat tim seperti yang digosipkan belakangan, Clippers akan mulai bergerak. Mungkin Clippers bukan salah satu dari keempat tim itu, tapi dengan pindahnya pemain ke tim lain, menimbulkan efek domino, yang paling umum,  membuka peluang satu tim mempunyai surplus pemain di posisi yang sama, sebagaimana pindahnya Avery Bradley ke Detroit Pistons. Klo emang nyari pemain bertahan yang lumayan, Blazers punya Mo Harkless, Allen Crabe, dan/atau Evan Turner sebagai rekan, kebetulan Blazers perlu melapangkan salary-nya agar bisa lebih leluasa mengontrak pemain yang dibutuhkan, meski saya nggak yakin Clippers punya aset yang sesuai dengan kebutuhan Blazers, yang mencari guard dengan kemampuan bertahan dan menembak sama bagusnya, dengan catatan dengan kontrak yang belum terjamin (guaranteed contract).

Sejauh ini, selama pergerakan Clippers masih adem ayem, nggak heran klo Clippers dijagokan berada di jajaran lima sampai delapan besar, meski bukan berarti nggak bisa bikin kejutan             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun