Mohon tunggu...
Camelia
Camelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya senang memiliki hobi olahraga dengan itu badan bisa menjadi sehat

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menilik Penyebab dan Dampak dari Kenaikan Harga Cabai

28 November 2023   21:40 Diperbarui: 29 November 2023   00:20 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Pendahuluan

Komoditas seperti cabai memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Kenaikan harga cabai yang terjadi belakangan ini sangat mengejutkan dan memiliki dampak yang signifikan terhadap konsumen, petani, dan perekonomian secara keseluruhan. Seiring dengan meningkatnya rata-rata konsumsi setiap negara, permintaan pasar terhadap produk cabai cenderung terus meningkat. Seiring dengan meningkatnya permintaan, harga cabai juga naik dan berfluktuasi.

Menurut data berita statistik resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), harga pangan, termasuk cabai rawit dan cabai merah, naik dari pertengahan Oktober hingga awal November 2023. Peningkatan produksi, luas lahan, dan produktivitas cabai rawit setiap tahun menunjukkan potensi ekonomi yang besar dan nilai ekonomi yang besar. Disebabkan oleh harga cabai yang meningkat di pasar, cabai juga sering menjadi topik diskusi.

Harga cabai merah keriting terpantau naik, dengan harga rata-rata Rp 55.800/kg. Harga cabai rawit merah terpantau juga naik, dengan harga rata-rata Rp 71.200/kg.

Di lain sisi, pada pertengahan Oktober 2023, harga cabai rawit merah atau setan di pasar tradisional Kajen di Kabupaten Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, melonjak tajam hingga mencapai Rp 90 ribu per kilogram. 

Pada hari sebelumnya, harganya hanya Rp 80.000 per kilogram, tetapi sekarang naik Rp 10.000. Cabai rawit hijau dan merah juga mengalami kenaikan harga dari Rp 20.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan bahwa tiga komoditas yang paling berdampak pada indeks perkembangan harga (IPH) adalah cabai merah di 335 daerah, cabai rawit di 312 daerah, dan gula di 289 daerah. Ia menyatakan bahwa pada pekan pertama di bulan November 2023, harga cabai merah rata-rata Rp53.998 per kilogram, sedangkan harga cabai rawit turun menjadi Rp70.272 per kilogram, dan harga gula pasir turun menjadi Rp16.386 per kilogram.

Berdasarkan pantauan pada situs resmi Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional untuk komoditas cabai rawit merah meningkat signifikan dalam sepekan terakhir, yakni dari Rp 66.920 per kg menjadi Rp 70.480 per kg pada Senin (6/11/2023).

Menurut Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, kenaikan harga cabai rawit merah di beberapa tempat hanyalah fenomena sementara yang membantu petani. Menurutnya, tidak masalah jika harga jual cabai rawit di pasaran naik beberapa kali lipat dalam satu tahun. Hal ini dilakukan untuk memastikan petani dapat mencari uang dengan menjual tanah dan lahan pertanian mereka.

Kenaikan harga cabai ini mendorong inflasi, yang pada dasarnya merupakan kenaikan yang cukup besar dan cukup mempengaruhi ekonomi Indonesia. Peningkatan inflasi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penurunan ini mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat, yang mengakibatkan penurunan tingkat permintaan produk industri. Selain itu, efek tambahan adalah menurunkan tingkat penyerapan tenaga kerja, yang pada gilirannya menyebabkan pengangguran yang lebih tinggi.

Namun, masalah kenaikan ini memicu berbagai upaya untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi harga cabai, dinamika penawaran dan permintaan, serta dampak pada berbagai pemangku kepentingan. Dengan menyelidiki kompleksitas ini, kita dapat mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang kenaikan harga cabai dan menggunakan pemahaman ini untuk membuat rencana yang tepat untuk menangani masalah penting ini.

Dari keterangan diatas tentunya dapat memberikan gambaran tentang berbagai aspek kenaikan harga cabai dan memberikan perspektif yang bermanfaat tentang aspek ekonomi, sosial, dan pertanian masalah tersebut. Sumber daya ini dapat menjadi dasar untuk analisis lebih lanjut serta memandu upaya untuk membuat kebijakan dan solusi berkelanjutan yang bertujuan untuk mengurangi dampak kenaikan harga cabai terhadap masyarakat Indonesia.

Argumentasi Inti

Menurut para pedagang lokal, kenaikan harga cabai rawit disebabkan oleh mulai menurunnya produksi lokal. Para pedagang mengatakan bahwa kurangnya pasokan disebabkan oleh panen yang buruk dan serangan hama serta jamur di banyak daerah penghasil cabai. Serangan hama ini telah merusak banyak tanaman cabai, sehingga produksi cabai di daerah penanaman berkurang, yang mengakibatkan kenaikan harga produksi dan permintaan yang tidak stabil. Situasi ini bertahan selama dua minggu. Karena banyak pembeli mengurangi pembelian mereka, penjualan turun hingga 50%.

Kelangkaan bahan baku cabai pasti tidak lepas dari harga produk pertanian yang mahal di pasar. Tentu saja kenaikan harga cabai ini tidak hanya disebabkan oleh penurunan aktivitas produksi petani di Indonesia, cuaca yang buruk (gersang) akhir-akhir ini juga telah menyebabkan pola menjadi berubah dan kuantitas cabai menurun, yang menyebabkan harga cabai menjadi tinggi.

Dalam situasi seperti ini, pemerintah harus menangani masalah ini, menemukan solusi berkelanjutan, dan memberikan bantuan ekonomi, sosial, dan pertanian untuk menstabilkan harga cabai dan memastikan bahwa penduduk lokal memiliki pasokan pangan yang memadai. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang peningkatan harga cabai memungkinkan identifikasi risiko dan penyelesaian yang tepat.

Solusi Dan Prediksi

Pedagang dan pembeli berharap pemerintah bisa memberikan solusi atas melonjaknya harga cabai. Beberapa usulan yang diajukan adalah dengan mengadakan promosi pasar dan impor cabai dari luar daerah dengan kegiatan mengimpor cabai bisa saja menambah pasokan cabai dengan harga terjangkau bagi masyarakat sekitar.

Sebenarnya, petani memiliki peran penting dalam menghentikan kenaikan harga pangan ini. Pemerintah harus memperhatikan para petani miskin negara. Karena para petani di negara ini tidak memiliki modal yang cukup untuk melindungi tanaman pangan mereka. Hal ini berarti bahwa pemerintah seharusnya memfasilitasi petani miskin untuk meminjam modal untuk mengelola pertanian mereka.

Dari semua saran yang disampaikan para pedagang pasar, Pemerintah kemudian menggunakan semua rekomendasi dari para pedagang pasar untuk mempelajari penyebab dan hambatan yang menghalangi harga kebutuhan pokok masyarakat untuk kembali stabil dengan mendorong penularan cabai melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Selain itu, pemerintah mendorong orang menanam cabai untuk kebutuhan sehari-hari, baik di kebun maupun di halaman rumah mereka sendiri, dan menghimbau masyarakat untuk berbelanja secukupnya saja dalam memenuhi kebutuhan mereka artinya jangan membeli secara berlebihan. 

Meskipun produksi cabai diperkirakan akan stabil, kenaikan harga cabai akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti musim kemarau yang lama dan fenomena El Nio yang mengurangi produksi. Oleh karena itu, membuat prediksi harga cabai di masa depan memerlukan mempertimbangkan berbagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi produksi dan pasokan cabai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun