Mohon tunggu...
Ruslan Effendi
Ruslan Effendi Mohon Tunggu... Akuntan - Pemerhati Anggaran, Politik Ekonomi, Bahasa

Penulis pada International Journal of Public Administration

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

'Dildo' buatan Indonesia yang Mendunia

14 November 2020   21:27 Diperbarui: 14 November 2020   21:37 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Meme ini, mengubah slogan revolusioner nasionalis merdeka atau mati (merdeka atau mati), yang menundukkan individu-individu kepada bangsa)

Meme  8:

HAM atau nasionalisme

(Menanggapi meme tersebut, Nurhadi-Aldo menjelaskan bahwa pemerintah melanggar hak asasi manusia di beberapa daerah di tanah air, dengan alasan nasionalisme dan pembangunan.tapi sebenarnya hanya melayani kepentingan investor).

Meme 9:

" Ikut massa aksi jangan cuma selfie mahasiswa goblok"

(Anti-komunisme tetap menjadi standar dalam hegemoni blok sejarah dan merupakan sarana penting untuk membungkam ekspresi identitas kelas. Dalam beberapa meme, Nurhadi muncul dengan janggut Karl Marx, terkadang juga memakai peci. Bagaimanapun, kombinasi simbol-simbol agama dan Marxisme adalah tidak biasa dan oleh karena itu mereka menantang bahasa dari common sense yang hanya menunjukkan bahwa Islam dan komunisme adalah entitas yang tidak dapat dibandingkan dalam lingkungan politik. Beberapa meme adalah seruan untuk tindakan politik: di salah satunya, Nurhadi muncul dengan jenggot Marx dan mengatakan ikut massa aksi jangan cuma selfie mahasiswa goblok (ikut massa, jangan hanya mengambil selfie, siswa yang bodoh), mengkritik sikap apatis politik di kalangan siswa.)

Meme 10:

"Jika Karl Marx memimpikan tatanan masyarakat tanpa kelas lalu di mana kita belajar?"

(Nurhadi secara terbuka menunjukkan kurangnya pengetahuan tentang istilah dasar Marxis, namun menolak Marxisme. Itu mungkin tampak seperti lelucon, tetapi bagi beberapa siswa dan orang-orang berpikiran kiri yang biasa saya ajak bicara, meme itu memiliki makna yang dalam. Bagi mereka, mereka dikritik karena pejabat negara tidak memiliki pengetahuan tentang Marxisme meski membicarakannya sebagai ancaman).

Meme 11 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun