Mohon tunggu...
Cak Nuril
Cak Nuril Mohon Tunggu... Pendamping Desa dan Penyuluh Antikorupsi

Cak Nuril begitulah orang-orang memanggilku. Saya adalah seorang Pegiat Desa dan Penyuluh Antikorupsi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Membaca Hasil Survei Penialain Integritas (SPI) Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2024 : Kelemahan dan Tantangan @KompasianaDESA

8 April 2025   19:00 Diperbarui: 8 April 2025   20:06 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indeks SPI Kab. Kotawaringin Barat 2022-2024 : Sumber (Paksi Kobar)

Akuntabilitas dan Transparansi Pondasi Utama Pemerintahan Yang Efektif

Dalam setiap tatanan pemerintahan, akuntabilitas dan transparansi adalah dua nilai yang tak dapat dipisahkan. Keduanya memainkan peran yang sangat penting untuk memastikan bahwa suatu pemerintahan dapat berfungsi dengan baik, adil, dan mendapat kepercayaan dari masyarakat atau tidak. Tanpa keduanya, sistem pemerintahan berisiko tergelincir ke dalam praktik korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, dan ketidakadilan yang dapat merugikan rakyat.

Kepercayaan masyarakat adalah pondasi utama untuk sebuah pemerintahan yang efektif. Ketika pemerintah dapat menunjukkan akuntabilitas, yaitu bertanggung jawab atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil, masyarakat akan merasa yakin bahwa keputusan yang diambil bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu, melainkan untuk kesejahteraan bersama. Begitu pula dengan transparansi. Ketika pemerintah membuka informasi mengenai pengelolaan anggaran, kebijakan yang diterapkan, dan kinerja institusi publik, masyarakat akan merasa dihargai dan lebih percaya pada integritas pemerintahan.

Peningkatan Nilai Integritas Mereduksi Budaya Koruptif

Nilai integritas dan budaya korupsi memiliki hubungan yang sangat erat, yang secara langsung memengaruhi sistem pemerintahan dan masyarakat secara keseluruhan. Integritas merujuk pada sikap jujur, konsisten, dan bertanggung jawab dalam setiap tindakan, sementara budaya korupsi adalah suatu pola atau kebiasaan di mana praktik-praktik penyalahgunaan kekuasaan, penyuapan, dan tindakan tidak etis menjadi hal yang diterima atau bahkan dianggap normal dalam suatu organisasi atau masyarakat.

Individu atau organisasi yang memiliki nilai integritas yang tinggi cenderung bertindak secara jujur, transparan, dan bertanggung jawab terhadap setiap keputusan dan tindakannya. Dalam pemerintahan atau lembaga publik, pegawai yang berintegritas akan menolak segala bentuk suap, kolusi, dan nepotisme, serta berkomitmen untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik mungkin tanpa melibatkan diri dalam praktik-praktik koruptif. 

Ketika integritas menjadi nilai utama dalam suatu lembaga atau masyarakat, maka budaya korupsi cenderung berkurang atau bahkan hilang. Sebaliknya, jika integritas rendah atau tidak dihargai, praktik korupsi akan mudah berkembang dan berakar, bahkan menjadi bagian dari budaya kerja dan kehidupan sehari-hari.

Indikator-indikator Keberhasilan Pemberantasan Korupsi 

Tiga indikator yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan dalam pemberantasan korupsi adalah SPI (Survey Penilaian Integritas), IPAK (Indeks Persepsi Anti-Korupsi), dan IPK (Indeks Pemberantasan Korupsi). Berikut adalah penjelasan tentang masing-masing indikator:

Indeks Keberhasilan Pemberantasan Korupsi : Sumber (Dokumentasi Cak Nuril)
Indeks Keberhasilan Pemberantasan Korupsi : Sumber (Dokumentasi Cak Nuril)

SPI (Survey Penilaian Integritas) SPI adalah alat ukur yang digunakan untuk menilai integritas suatu lembaga atau pemerintah daerah, berdasarkan persepsi dan evaluasi masyarakat serta aparat pemerintah terkait dengan praktek-praktek korupsi dan penyalahgunaan wewenang, Jika hasil Survey Penilaian Integritas (SPI) menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, maka ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan korupsi dan peningkatan budaya integritas di kalangan pejabat publik serta masyarakat. 

IPAK (Indeks Persepsi Anti-Korupsi) IPAK adalah indeks yang mengukur persepsi publik mengenai tingkat keberhasilan pemerintah dalam memberantas korupsi dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan. IPAK berfokus pada seberapa baik upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam memerangi korupsi. Jika nilai IPAK meningkat, ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa lebih percaya pada langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam pemberantasan korupsi, seperti kebijakan transparansi, pengawasan publik, dan pemberantasan praktik korupsi di kalangan pejabat.

IPK (Indeks Pemberantasan Korupsi) IPK adalah indikator yang mengukur keberhasilan suatu negara atau daerah dalam melakukan pemberantasan korupsi. IPK seringkali diukur melalui evaluasi lembaga internasional, seperti Transparency International, yang memberikan nilai berdasarkan indikator pemerintahan yang transparan, bebas dari korupsi, dan pengelolaan sumber daya yang efisien. Jika IPK meningkat, ini menunjukkan bahwa suatu negara atau daerah telah berhasil mengurangi tingkat korupsi dan semakin menjunjung tinggi prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.

Apa itu SPI (Survey Penilaian Integritas) ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun