Mohon tunggu...
Cak Miep
Cak Miep Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Roh Progresif Nasional Indonesia

23 Februari 2019   21:12 Diperbarui: 25 Februari 2019   01:59 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Sosok pribadi yang tidak tegasdan permissive terhadap penyimpangan sosial (KKN) seyogiyanya tidak dibiarkan menempati posisi strategis dalam pemerintahan. Sejarah membuktikan bahwa mereka yang tidak berjiwa "ksatria" tanpa rish mudah mengorbankan kepentinagan nasional / publik.

Sebaliknya pejabat yang tidak memiliki kompetensi yang memadai akan kesulitan menjalankan tugasnya secara profesional. Hal ini perlu mendapat tekanan karena dalam konteks kehidupan dalam berbangsa dan bernegara, pemerintah tidak hanya berhubungan dengan rakyat.

Pemerintah dan atau negara juga wajib mengelola suatu birokrasi sebagai bagian untuk menggerakkan roda pemerintahan. Di samping itu pemerintah juga berhubungan dengan negara lain, pihak swasta asing (yang umumnya memiliki modal besar) dalam menyelenggarakan kehidupan politik dan ekonomi. 

Pemimpin pemerintah yang lemah akan membawa akibat pada kesulitan hidup bagi rakyat. Rejeki di negara indonesia lebih menguntungkan pihak asing dibanding bangsa sendiri akibat banyak pejabat pemerintah yang mengejar rente. Mentalitas komprador dari aparat negara jelas menghianati nilai-nilai fundamental yang ada pada pancasila dan nasionalisme yang dirumuskan para pendiri bangsa.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Yudi Latif "Demikianlah para pendiri bangsa mewariskan kepada kita semangat, alasan, dan tujuan perjuangan kebangsaan sedemikian terang dan luhurnya. Kehilangan terbesar dari bangsa kita ini bukanlah kemerosotan pertumbuhan ekonomi atau kehilangan pemimpin, melainkan kehilangan karakter dan harga diri karena diabaikannya semangat dasar kehidupan bernegara".

Berdasarkan uraian sebelumnya, jelas bahwa nasionalisme dan Pancasila merupakan suatu prinsip yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara masyarakat indonesia. Kita sulit membayangkan eksitensi bangsa indonesia tanpa ada nasionalisme dan Pancasila. Sebagai suatu prinsip dadar, baik nasionalisme maupun Pancasila merupakan roh dan jiwa bangsa Indonesia. Uniknya sejak kelahirannya, nasionalisme dan Pancasila dipelopori dan dikonstruksi kaum muda.

Dalan konteks tersebut kiprah dan dinamika kaum muda Indonesia yang progresif dan revolusioner tidak dapat dipisahkan dari aktualisasi nasionalisme dan Pancasila. Baik perjuangan dalam bidang politik, khususnya sebagai kekuatan moral sekaligus agen perubahan kaum muda selalu tampil di depan. Kaum muda selalu berusaha merealisasi jiwa nasionalisme dalam berbagai dimensi kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial, budaya, olahraga hingga intelektual. Konsekuensinya Pancasila sebagai roh nasionalisme Indonesia tidak dapat dipahami secara harfiah dan kaku. Nasionalisme sebagai produk zaman harus berkembang dan berdialektika sesuai dengan dinamika generasi zamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun