Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kemenangan Prabowo-Gibran, "Plot Twist" Arus Kritik Demokrasi

20 Februari 2024   04:50 Diperbarui: 20 Februari 2024   05:04 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat Suara Pilpres 2024. (Sumber foto: Kompas.id)

Meskipun proses penghitungan suara (real count) Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh KPU masih berlangsung, namun rasanya hanya keajaiban yang akan menjadikan pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Prabowo Subianto -  Gibran Rakabuming Raka gagal meraih suara terbanyak.

Keunggulan hasil suara pasangan capres tertua dan cawapres termuda ini, sudah terlihat sejak hasil hitung cepat (quick count) Pilpres 2024 mulai dirilis oleh sejumlah lembaga pada Rabu lalu, atau beberapa saat setelah jam penutupan TPS.

Keberhasilan paslon 02 mengungguli dua paslon lainnya, yakni Anies Baswedan -- Muhaimin Iskandar (paslon 01) dan Ganjar Pranowo -- Mahfud MD (paslon 03) boleh dikatakan sebagai plot twist dari perkembangan dan hiruk pikuk situasi politik yang mengiringi pelaksanaan Pilpres 2024, khususnya di ranah media sosial dan media daring.

Betapa tidak, hujatan demi hujatan  serta opini negatif yang liar dari publik terus menerus menerpa pasangan Prabowo -- Gibran sejak sebelum deklarasi pencapresan, hingga menjelang pemungutan suara pada 14 Februari lalu.

Dari mulai sorotan terhadap Mahkamah Konstitusi -- yang saat itu diketuai oleh paman Gibran, Anwar Usman -- karena memutuskan seseorang yang belum berusia 40 tahun bisa ikut dalam Pilpres 2024. Mimbar Akademik yang menjadi efek salju dari akademisi Yogyakarta, hingga film 'Dirty Vote' yang oleh sebagian kalangan disebut mencitrakan negatif pasangan Prabowo -  Gibran menjelang hari H pemungutan suara.

Namun ketika hasil quick count mulai ditayangkan di siaran-siaran berita televisi dan media daring, hasilnya agak membuat saya tercengang. Disitulah plot twist dimulai.

Jujur saja, sebagai golongan yang bukan memilih paslon nomor 02 pada pemungutan suara Pilpres 2024, saya kaget ketika di awal-awal pengumuman hasil quick count, suara untuk Prabowo -- Gibran sudah dinyatakan lebih dari 55% oleh sejumlah lembaga survei yang menayangkan hasilnya dalam pemberitaan di media massa daring dan televisi.

Lantas apa yang menjadikan perolehan suara untuk Prabowo - Gibran dalam Pilpres 2024 begitu masif? Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo -- Gibran, Ridwan Kamil, dalam akun Instagramnya pada Rabu lalu menyebut kalangan silent majority ikut menentukan hasil suara untuk Prabowo -- Gibran.

Tangkapan layar akun Instagram @ridwankamil
Tangkapan layar akun Instagram @ridwankamil
Menurut mantan gubernur Jawa Barat ini, kaum silent majority adalah para pengguna medsos yang menyimak informasi namun jarang berkomentar, mereka yang jarang ribut-ribut di medsos dalam setiap unggahan politis.

Menurut referensi Merriam-Webster, silent majority merupakan bagian terbesar dari populasi negara yang tidak terlibat aktif dalam politik, dan tidak mengungkapkan pendapat politik di depan umum. Mereka menjalani hidup secara biasa tanpa terpengaruh politik atau diskusi publik.

Fenomena silent majority pernah populer saat Richard Nixon memenangkan Pilpres Amerika Serikat tahun 1969. Ia menyebut kalangan silent majority sebagai kelompok orang AS yang konservatif. Kalangan ini berbeda dengan kaum minoritas yang secara aktif menyuarakan berunjuk rasa menentang Perang Vietnam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun