Mohon tunggu...
Hadi Saksono
Hadi Saksono Mohon Tunggu... Jurnalis - AADC (Apa Aja Dijadikan Coretan)

Vox Populi Vox Dangdut

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Seyogianya Lirik Lagu Suporter Indonesia Menebar Energi Positif

4 Oktober 2022   12:30 Diperbarui: 5 Oktober 2022   06:31 1350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia, salah satu chant klub yang populer dan kerap diputar untuk dinyanyikan bersama, adalah Song For Pride, yang identik dengan Persebaya Surabaya.

Lagu ini menjadi anthem yang 'wajib' dinyanyikan sesaat sebelum Persebaya bertanding, sejak klub asal Surabaya ini kembali eksis di kancah persepakbolaan nasional usai vakum beberapa waktu lalu.

Kembali ke soal lagu Tinggalkan Ayah Tinggalkan Ibu yang diadaptasi oleh Aremania dengan lirik 'Walau harus mati di tengah lapang'. Wajar jika lirik lagu ini menjadi sorotan netizen usai tragedi terkelam dalam sejarah sepakbola Indonesia pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.

Kalau menggunakan analisa di Scientific Reports seperti saya kutip di atas, tentu lirik ini kurang tepat untuk menggambarkan dukungan untuk tim kesayangan.

Meski pada kenyataannya, untuk dapat hadir langsung di stadion mendukung tim kesayangan sangat membutuhkan pengorbanan, jiwa raga dan materi.

Namun kita tentu semua sepakat, tidak ada sepakbola seharga nyawa manusia.

Dan jika kita semua mengakui itu, tentunya terminologi 'Mati di tengah lapang' sebaiknya tak lagi digunakan. Mungkin pihak-pihak terkait bisa mengganti lirik ini dengan lirik lain yang juga tak kalah melukiskan semangat Aremania dalam mendukung Arema.

Tak hanya di lagu ini, di chant-chant suporter Indonesia lainnya, ada sejumlah kata-kata yang seyogianya juga dihilangkan, agar tidak menimbulkan kebencian terhadap kelompok suporter ataupun klub lainnya.

Saya ambil contoh, lirik "Dibunuh saja" menjadi salah satu kata yang populer di sepakbola Indonesia dalam chant yang dinyanyikan oleh beberapa kelompok suporter klub. Bahkan kata-kata itu dinyanyikan meski klub yang sedang bertanding bukanlah klub rival mereka.

Lirik "Dibunuh saja" ini pun tersebar melalui frekuensi televisi terestrial, meski saya perhatikan belakangan ketika suporter sudah mulai menyanyikan lirik ini, pihak stasiun televisi mengecilkan input volume dari stadion.  

Akan tetapi, di media sosial yang cenderung minim kontrol, pengecilan suara chant tak bisa dilakukan. Dan akibatnya ujaran kebencian dan ajakan kekerasan semakin tersebar. Mirisnya, anak-anak kecil pun pada akhirnya ikut menyanyikan lirik "Dibunuh saja" itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun